Erick Thohir dan Retno Marsudi Terbang ke Inggris dan Swiss, Ada Apa?
Senin, 12 Oktober 2020 - 12:31 WIB
JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir bersama dengan Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi hari ini dijadwalkan berkunjung ke Swiss dan Inggris. Kunjungan tersebut merupakan salah satu agenda bilateral Indonesia dalam pengadaan vaksin Covid-19 dengan kedua negara tersebut.
Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga membenarkan hal tersebut. "Iya benar, Pak Erick hari ini ke Swiss dan London," kata Arya saat dihubungi, Jakarta, Senin (12/10/2020).
Meski begitu, selain kerja sama pengadaan vaksin Covid-19 dengan kedua negara tersebut, Arya tidak merinci agenda lain dari Erick dan Retno selama di luar negeri.
Sebelumnya, Retno mengatakan dia bersama Erick dan tim dari Kementerian Kesehatan melakukan perjalanan ke Swiss dan London. "Sebentar lagi bersama dengan Menteri BUMN dan tim Kementerian Kesehatan, saya akan berangkat menuju ke London, Inggris dan kemudian dilanjutkan ke Bern dan Jenewa Swiss," kata Retno melalui konferensi dalam pers virtual. (Baca juga: Cari Alternatif Vaksin Covid-19, Menlu RI Sambangi Inggris dan Swiss )
Di Swiss dan Inggris, perwakilan pemerintah Indonesia dijadwalkan akan bertemu dengan Menteri Luar Negeri Inggris dan Wakil Presiden Swiss.
Dalam kerja sama pengembangan vaksin, kedua Menteri Kabinet Indonesia Maju itu juga sebelumnya sudah melakukan lawatan ke China dan Uni Emirat Arab (UEA). Dalam kunjungan rombongan RI ke UEA ini membahas tiga sektor yaitu kesehatan, energi dan pangan.
Retno menceritakan, dalam kunjunganya ke UEA, pihaknya mengadakan tiga pertemuan. Pertama, pertemuan dengan Menteri Luar Negeri UEA serta Menteri Energi dan Infrastruktur.
Kedua, melakukan pertemuan di bidang kesehatan dengan G42. "Terakhir, pertemuan dengan beberapa perusahaan yang terkait energi dan pangan," kata dia. (Baca juga: Jokowi Tagih Roadmap Vaksinasi Covid-19 Dipaparkan Minggu Ini )
Dia menjelaskan, kunjungan ini merupakan tindak lanjut atas komunikasi yang dilakukan oleh Presiden Joko Widodo dengan pemerintah UEA. Selain itu, UEA juga menjadi negara pertama, di mana Indonesia mengadakan pengaturan esensial bisnis travel corridor.
"Dengan pengaturan tersebut diharapkan kunjungan bisnis yang esensial dapat dilakukan. Tentunya dengan pengaturan protokol kesehatan yang ketat," jelasnya.
Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga membenarkan hal tersebut. "Iya benar, Pak Erick hari ini ke Swiss dan London," kata Arya saat dihubungi, Jakarta, Senin (12/10/2020).
Meski begitu, selain kerja sama pengadaan vaksin Covid-19 dengan kedua negara tersebut, Arya tidak merinci agenda lain dari Erick dan Retno selama di luar negeri.
Sebelumnya, Retno mengatakan dia bersama Erick dan tim dari Kementerian Kesehatan melakukan perjalanan ke Swiss dan London. "Sebentar lagi bersama dengan Menteri BUMN dan tim Kementerian Kesehatan, saya akan berangkat menuju ke London, Inggris dan kemudian dilanjutkan ke Bern dan Jenewa Swiss," kata Retno melalui konferensi dalam pers virtual. (Baca juga: Cari Alternatif Vaksin Covid-19, Menlu RI Sambangi Inggris dan Swiss )
Di Swiss dan Inggris, perwakilan pemerintah Indonesia dijadwalkan akan bertemu dengan Menteri Luar Negeri Inggris dan Wakil Presiden Swiss.
Dalam kerja sama pengembangan vaksin, kedua Menteri Kabinet Indonesia Maju itu juga sebelumnya sudah melakukan lawatan ke China dan Uni Emirat Arab (UEA). Dalam kunjungan rombongan RI ke UEA ini membahas tiga sektor yaitu kesehatan, energi dan pangan.
Retno menceritakan, dalam kunjunganya ke UEA, pihaknya mengadakan tiga pertemuan. Pertama, pertemuan dengan Menteri Luar Negeri UEA serta Menteri Energi dan Infrastruktur.
Kedua, melakukan pertemuan di bidang kesehatan dengan G42. "Terakhir, pertemuan dengan beberapa perusahaan yang terkait energi dan pangan," kata dia. (Baca juga: Jokowi Tagih Roadmap Vaksinasi Covid-19 Dipaparkan Minggu Ini )
Dia menjelaskan, kunjungan ini merupakan tindak lanjut atas komunikasi yang dilakukan oleh Presiden Joko Widodo dengan pemerintah UEA. Selain itu, UEA juga menjadi negara pertama, di mana Indonesia mengadakan pengaturan esensial bisnis travel corridor.
"Dengan pengaturan tersebut diharapkan kunjungan bisnis yang esensial dapat dilakukan. Tentunya dengan pengaturan protokol kesehatan yang ketat," jelasnya.
(ind)
Lihat Juga :
tulis komentar anda