Agar Makin Kompetitif, Industri Didorong Gunakan AI
Rabu, 14 Oktober 2020 - 17:26 WIB
JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus berupaya memperluas penggunaan teknologi industri 4.0, termasuk kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) di semua sektor industri guna mendongkrak efisiensi, kualitas dan kapasitas produksi.
Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Taufiek Bawazier mengatakan, terdapat lima sektor yang menjadi pionir dalam penerapan industri 4.0 di Indonesia. Kelima sektor itu adalah industri makanan dan minuman, tekstil dan pakaian, otomotif, kimia, serta elektronik.
(Baca Juga: Pulihkan Ekonomi, Pemerintah Genjot Kapasitas Industri Manufaktur)
Dia mendorong seluruh industri dalam negeri untuk memanfaatkan kecerdasan buatan (AI), terutama di tengah pandemi Covid-19. Penggunaan AI, kata dia, sejalan dengan revolusi industri 4.0 untuk meningkatkan efisiensi.
"AI ini mengurangi biaya. Kita berharap menumbuhkan industri lebih ekspansif lagi, karena potensi besar untuk mengetahui pasar pasar di luar negeri," katanya dalam webinar, Rabu (14/10/2020).
Langkah ini juga menurutnya sebagai komitmen pemerintah untuk memperluas penerapan industri 4.0. Dia menambahkan, mekanisme kerja AI akan menggantikan sebagian fungsi manusia atau mesin dalam memproses informasi. Dengan menghasilkan machine language, semua data analitik bisa diproses, sehingga pengambilan keputusan bisa lebih cepat dan mengantisipasi kebutuhan atau permintaan pasar.
(Baca Juga: Ilmuwan Kembangkan Kecerdasan Buatan 1.000 Kali Lebih Hemat Energi)
"Jadi, demand dari pada masyarakat di dunia bisa kita lihat dari tren melalui AI. Karena AI bisa tahu selera konsumen di luar negeri seperti apa," jelasnya.
Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Taufiek Bawazier mengatakan, terdapat lima sektor yang menjadi pionir dalam penerapan industri 4.0 di Indonesia. Kelima sektor itu adalah industri makanan dan minuman, tekstil dan pakaian, otomotif, kimia, serta elektronik.
(Baca Juga: Pulihkan Ekonomi, Pemerintah Genjot Kapasitas Industri Manufaktur)
Dia mendorong seluruh industri dalam negeri untuk memanfaatkan kecerdasan buatan (AI), terutama di tengah pandemi Covid-19. Penggunaan AI, kata dia, sejalan dengan revolusi industri 4.0 untuk meningkatkan efisiensi.
"AI ini mengurangi biaya. Kita berharap menumbuhkan industri lebih ekspansif lagi, karena potensi besar untuk mengetahui pasar pasar di luar negeri," katanya dalam webinar, Rabu (14/10/2020).
Langkah ini juga menurutnya sebagai komitmen pemerintah untuk memperluas penerapan industri 4.0. Dia menambahkan, mekanisme kerja AI akan menggantikan sebagian fungsi manusia atau mesin dalam memproses informasi. Dengan menghasilkan machine language, semua data analitik bisa diproses, sehingga pengambilan keputusan bisa lebih cepat dan mengantisipasi kebutuhan atau permintaan pasar.
(Baca Juga: Ilmuwan Kembangkan Kecerdasan Buatan 1.000 Kali Lebih Hemat Energi)
"Jadi, demand dari pada masyarakat di dunia bisa kita lihat dari tren melalui AI. Karena AI bisa tahu selera konsumen di luar negeri seperti apa," jelasnya.
(fai)
tulis komentar anda