Perdagangan RI dengan AS Cetak Surplus, Namun Defisit Lawan China
Kamis, 15 Oktober 2020 - 14:31 WIB
JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) menerangkan, perdagangan Indonesia dengan beberapa negara seperti Amerika Serikat (AS), India dan Filipina, masih mencetak surplus. Namun demikian masih defisit apabila melawan China, Ukraina serta Brasil.
"Berdagang dengan AS masih mengalami surplus USD1,08 miliar. Karena ekspor kita USD1,6 miliar dan impor USD607 juta. Dengan India kita juga surplus USD562,5 lalu dengan Filipina kita surplus USD491,2 juta. Tapi sama Tiongkok kita defisit USD 879,2 juta. Dengan Ukraina defisit USD140,1 juta dan Brasil USD 119,3 juta," kata Kepala BPS Suhariyanto dalam video virtual, Kamis (15/10/2020).
(Baca Juga: Impor Naik di September 2020, Semoga Tanda Menggeliatnya Industri Dalam Negeri )
Sebagai informasi, BPS mencatat neraca dagang pada September 2019 mengalami surplus mencapai USD2,44 miliar. Suhariyanto mengatakan, surplus ini sudah berlangsung selama lima bulan berturut-turut sejak bulan Mei 2020. Adapun, nilai ini diperoleh dari posisi ekspor USD14,01 miliar yang lebih tinggi dibandingkan impor yang mencapai USD11,57 miliar selama September 2020.
Selain itu, surplus neraca perdagangan selama lima bulan jika dirinci mulai bulan Mei 2020 surplus USD2,1 miliar, lalu Juni surplus USD1,27 miliar, berlanjut Juli surplus USD3,26 miliar, Agustus surplus USD2,33 miliar, dan September 2020 surplus USD2,44 miliar.
(Baca Juga: Neraca Dagang Surplus Bantu Ketahanan Ekonomi dan Rupiah )
Tercatat nilai ekspor Indonesia September 2020 mencapai USD14,01 miliar atau meningkat 6,97% dibanding ekspor Agustus 2020. Sementara dibanding September 2019 menurun 0,51%. Sementara nilai impor Indonesia September 2020 mencapai USD11,57 miliar atau naik 7,71% dibandingkan Agustus 2020, namun dibandingkan September 2019 turun 18,88%.
"Berdagang dengan AS masih mengalami surplus USD1,08 miliar. Karena ekspor kita USD1,6 miliar dan impor USD607 juta. Dengan India kita juga surplus USD562,5 lalu dengan Filipina kita surplus USD491,2 juta. Tapi sama Tiongkok kita defisit USD 879,2 juta. Dengan Ukraina defisit USD140,1 juta dan Brasil USD 119,3 juta," kata Kepala BPS Suhariyanto dalam video virtual, Kamis (15/10/2020).
(Baca Juga: Impor Naik di September 2020, Semoga Tanda Menggeliatnya Industri Dalam Negeri )
Sebagai informasi, BPS mencatat neraca dagang pada September 2019 mengalami surplus mencapai USD2,44 miliar. Suhariyanto mengatakan, surplus ini sudah berlangsung selama lima bulan berturut-turut sejak bulan Mei 2020. Adapun, nilai ini diperoleh dari posisi ekspor USD14,01 miliar yang lebih tinggi dibandingkan impor yang mencapai USD11,57 miliar selama September 2020.
Selain itu, surplus neraca perdagangan selama lima bulan jika dirinci mulai bulan Mei 2020 surplus USD2,1 miliar, lalu Juni surplus USD1,27 miliar, berlanjut Juli surplus USD3,26 miliar, Agustus surplus USD2,33 miliar, dan September 2020 surplus USD2,44 miliar.
(Baca Juga: Neraca Dagang Surplus Bantu Ketahanan Ekonomi dan Rupiah )
Tercatat nilai ekspor Indonesia September 2020 mencapai USD14,01 miliar atau meningkat 6,97% dibanding ekspor Agustus 2020. Sementara dibanding September 2019 menurun 0,51%. Sementara nilai impor Indonesia September 2020 mencapai USD11,57 miliar atau naik 7,71% dibandingkan Agustus 2020, namun dibandingkan September 2019 turun 18,88%.
(akr)
tulis komentar anda