Neraca Dagang RI Untung Terus, Bagi BI Itu Bukan Pertanda Resesi
Kamis, 15 Oktober 2020 - 22:48 WIB
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) beranggapan surplus neraca perdagangan tersebut pertanda positif dalam menjaga ketahanan eksternal perekonomian Indonesia. Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS) neraca perdagangan RI pada September 2020 kembali mencatat surplus sebesar USD2,44 miliar. Perkembangan ini melanjutkan surplus bulan sebelumnya sebesar USD2,35 miliar sehingga neraca perdagangan Indonesia pada triwulan III 2020 mencatat surplus USD8,03 miliar.
Deputi Komunikasi BI Onny Widjarnako mengatakan surplus neraca perdagangan September 2020 terutama dipengaruhi oleh kembali surplusnya neraca perdagangan nonmigas. Neraca perdagangan nonmigas September 2020 mencatat surplus USD2,91 miliar, lebih tinggi dibandingkan dengan surplus pada bulan sebelumya sebesar USD2,70 miliar.
"Perkembangan ini dipengaruhi peningkatan ekspor nonmigas, terutama pada komoditas besi dan baja, lemak dan minyak hewan/nabati, serta kendaraan dan bagiannya," kata Onny di Jakarta, Kamis (15/10/2020).
Sementara itu, impor nonmigas khususnya pada kelompok bahan baku dan barang modal mengalami peningkatan, sejalan aktivitas ekonomi yang berangsur membaik. Adapun neraca perdagangan migas masih mengalami defisit yakni USD0,47 miliar, dipengaruhi oleh peningkatan impor migas, khususnya hasil minyak, yang lebih besar dibandingkan dengan peningkatan ekspor migas.
Bank Indonesia, kata dia, akan terus memperkuat sinergi kebijakan dengan Pemerintah dan otoritas terkait untuk meningkatkan ketahanan eksternal, termasuk prospek kinerja neraca perdagangan. "Bank Indonesia terus memperkuat sinergi kebijakan dengan Pemerintah dan otoritas terkait untuk meningkatkan ketahanan eksternal, termasuk prospek kinerja neraca perdagangan," ujarnya.
Deputi Komunikasi BI Onny Widjarnako mengatakan surplus neraca perdagangan September 2020 terutama dipengaruhi oleh kembali surplusnya neraca perdagangan nonmigas. Neraca perdagangan nonmigas September 2020 mencatat surplus USD2,91 miliar, lebih tinggi dibandingkan dengan surplus pada bulan sebelumya sebesar USD2,70 miliar.
"Perkembangan ini dipengaruhi peningkatan ekspor nonmigas, terutama pada komoditas besi dan baja, lemak dan minyak hewan/nabati, serta kendaraan dan bagiannya," kata Onny di Jakarta, Kamis (15/10/2020).
Sementara itu, impor nonmigas khususnya pada kelompok bahan baku dan barang modal mengalami peningkatan, sejalan aktivitas ekonomi yang berangsur membaik. Adapun neraca perdagangan migas masih mengalami defisit yakni USD0,47 miliar, dipengaruhi oleh peningkatan impor migas, khususnya hasil minyak, yang lebih besar dibandingkan dengan peningkatan ekspor migas.
Bank Indonesia, kata dia, akan terus memperkuat sinergi kebijakan dengan Pemerintah dan otoritas terkait untuk meningkatkan ketahanan eksternal, termasuk prospek kinerja neraca perdagangan. "Bank Indonesia terus memperkuat sinergi kebijakan dengan Pemerintah dan otoritas terkait untuk meningkatkan ketahanan eksternal, termasuk prospek kinerja neraca perdagangan," ujarnya.
(nng)
tulis komentar anda