Petani Disebut Tidak Kebagian Seperser Pun Dana PEN Rp695,2 T

Jum'at, 16 Oktober 2020 - 15:28 WIB
Pengamat Pertanian mengatakan, dari Rp695,2 triliun dana pemulihan ekonomi nasional (PEN) terkait Covid-19 belum ada sepeserpun skema khusus yang dialokasikan untuk petani. Foto/Dok
JAKARTA - Pengamat Pertanian dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia Khudori mengatakan, dari Rp695,2 triliun dana pemulihan ekonomi nasional (PEN) terkait Covid-19 belum ada sepeserpun skema khusus yang dialokasikan untuk petani .

"Dari Rp695 triliun dana PEN, sebesar Rp110 triliun merupakan jaringan pengaman sosial (JPS), baik yang baru maupun perluasan yang sudah ada. Ditambah eksisting Program Keluarga Harapan dan Program Sembako, tetapi tidak ada yang dialirkan secara khusus untuk petani ," ujarnya dalam webinar, Jumat (16/10/2020).

(Baca Juga: Ekspor Produk Pertanian Tak Goyah Dihantam Pandemi, Airlangga: Luar Biasa )

Menurut Khudori, produksi pangan sejauh ini relatif baik dan belum serius terganggu oleh Covid-19. Hal ini karena Indonesia diuntungkan kemarau basah.



"Semua bantuan yang sekitar Rp167 triliun ini berupa pangan dan kebutuhan pokok, tetapi produksi petani tidak terserap. Mestinya ini bisa dikoneksikan agar dana PEN ini yang sebagian besar bansos dimanfaatkan menyerap produk petani," ungkapnya.

Dia melanjutkan, tidak terserapnya hasil produksi petani perlu perhatian serius bagi pemerintah. Jika hasil produksi tidak terjual, petani tidak punya modal melanjutkan usaha tani. Kontinuitas produksi pangan bisa menjadi terancam.

"Memang ada upaya sporadis dari Kementerian Pertanian dan pemerintah daerah tetapi sangat sporadis dan tidak terstruktur. Itulah kenapa dalam tiga bulan berturut-turut kta mengalami deflasi yang disumbang oleh harga barang yang bergejolak atau volatile foods, produk ternak, dan hortikultura," jelasnya.

(Baca Juga: Kebal dari Serangan Covid-19, Saatnya Berpaling ke Sektor Pertanian )

Guru Besar Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB) Dwi Andreas Santosa mengatakan, sektor pertanian masih mampu tumbuh positif sebesar 16,24% (q-to-q) dan 2,19% (yoy) pada kuartal II/2020 meskipun pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami kontraksi sebesar 5,32%.

"Walaupun sektor pertanian masih positif tapi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya itu turun juga. Data dari tahun ke tahun juga menunjukkan jumlah pekerja di sektor pertanian terus mengalami penurunan," tuturnya.
(akr)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More