Penemuan Vaksin Covid-19 Tak Langsung Pulihkan Ekonomi Nasional
Sabtu, 17 Oktober 2020 - 19:01 WIB
JAKARTA - Salah satu cara agar masyarakat bisa kembali beraktivitas seperti sebelum pandemi Covid-19 adalah dengan menemukan vaksin . Makanya, pemerintah getol betul mengupayakan pengadaan vaksin itu. Pasalnya, ketika masyarakat sudah kembali beraktivitas, maka dengan sendirinya ekonomi akan kembali pulih .
Namun, ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira mengatakan bahwa penemuan vaksin tidak serta merta menjadi faktor untuk memulihkan perekonomian nasional. Ada beberapa sebab yang diungkapkan Bhima. ( Baca juga:Wahai Anggota Koperasi! Buruan Manfaatkan Subsidi Bunga Non-KUR )
"Pertama, sejauh ini belum ada vaksin yang sudah lulus uji klinis. Kedua, masalah distribusi vaksin yang memakan biaya dan waktu yang tidak sedikit. Apalagi kondisi geografis Indonesia cukup luas dan untuk menjangkau masyarakat di pelosok, bukan kerja simsalabim," ujar Bhima saat dihubungi, Sabtu (17/10/2020).
Selain itu, pemulihan ekonomi sebenarnya tak bergantung semata pada vaksin belaka. Masih ada cara lain yang bisa dilakukan untuk menggerakkan perekonomian, seperti yang dilakukan oleh beberapa negara.
Bhima kemudian mencontohkan beberapa negara di Asia yang berhasil meningkatkan pertumbuhan ekonominya sebelum adanya vaksin Covid-19, yaitu Vietnam sebesar 2,6% (Q3)dan 3,2% untuk China (Q2). ( Baca juga:Studi WHO: Remdesivir Tidak Mempan Obati Covid-19 )
"Kuncinya adalah testing, tracing dan treatment serta bantuan sosial yang memadai. di Vietnam misalnya ada ATM beras. Jadi, masyarakat miskin di daerah karantina bisa mengambil kebutuhan pokok sehingga kepatuhan pada kebijakan pemerintah dalam penanganan Covid-19 berjalan lancar," ucapnya.
Namun, ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira mengatakan bahwa penemuan vaksin tidak serta merta menjadi faktor untuk memulihkan perekonomian nasional. Ada beberapa sebab yang diungkapkan Bhima. ( Baca juga:Wahai Anggota Koperasi! Buruan Manfaatkan Subsidi Bunga Non-KUR )
"Pertama, sejauh ini belum ada vaksin yang sudah lulus uji klinis. Kedua, masalah distribusi vaksin yang memakan biaya dan waktu yang tidak sedikit. Apalagi kondisi geografis Indonesia cukup luas dan untuk menjangkau masyarakat di pelosok, bukan kerja simsalabim," ujar Bhima saat dihubungi, Sabtu (17/10/2020).
Selain itu, pemulihan ekonomi sebenarnya tak bergantung semata pada vaksin belaka. Masih ada cara lain yang bisa dilakukan untuk menggerakkan perekonomian, seperti yang dilakukan oleh beberapa negara.
Bhima kemudian mencontohkan beberapa negara di Asia yang berhasil meningkatkan pertumbuhan ekonominya sebelum adanya vaksin Covid-19, yaitu Vietnam sebesar 2,6% (Q3)dan 3,2% untuk China (Q2). ( Baca juga:Studi WHO: Remdesivir Tidak Mempan Obati Covid-19 )
"Kuncinya adalah testing, tracing dan treatment serta bantuan sosial yang memadai. di Vietnam misalnya ada ATM beras. Jadi, masyarakat miskin di daerah karantina bisa mengambil kebutuhan pokok sehingga kepatuhan pada kebijakan pemerintah dalam penanganan Covid-19 berjalan lancar," ucapnya.
(uka)
tulis komentar anda