Tak Sendirian, BI: Kerja Sama Internasional Penting untuk Pemulihan
Minggu, 18 Oktober 2020 - 08:24 WIB
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) menekankan pentingnya sinergi antara kebijakan domestik dan kerja sama internasional untuk meningkatkan resiliensi perekonomian serta mendorong pemulihan dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan, respons kebijakan berskala besar (extraordinary) di berbagai bidang, khususnya bidang moneter, fiskal, keuangan, dan kesehatan, yang diambil oleh berbagai negara di dunia telah mulai mendorong pemulihan ekonomi global.
(Baca Juga: RI-Inggris Jajaki Kerja Sama Pemulihan Ekonomi Pasca-Covid) Sejalan dengan itu, Dana Moneter Internasional (IMF) merevisi ke atas proyeksi ekonomi global tahun 2020 menjadi -4,4% (lebih baik daripada proyeksi pada Juni 2020 sebesar -4,9%).
"Perbaikan tersebut sejalan dengan realisasi pertumbuhan PDB (produk domestik bruto) triwulan II/2020 yang lebih baik dari prediksi semula, terutama di negara maju, dan aktivitas ekonomi yang mulai meningkat pascapelonggaran pembatasan sosial," kata Perry dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Minggu (18/10/2020).
Dia melanjutkan, Bank Indonesia bersama dengan pemerintah dan lembaga/instansi terkait akan terus menempuh langkah-langkah kebijakan lanjutan yang diperlukan dalam mendukung program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dengan mencermati dinamika perekonomian.
"Kita akan mencermati pasar keuangan global serta penyebaran Covid-19 dan dampaknya terhadap prospek perekonomian Indonesia dari waktu ke waktu," katanya.
(Baca Juga: Perlu Ada Kerja Sama Internasional untuk Penuhi Target UHC Corona)
Sebagai informasi, Bank Indonesia melakukan pertemuan virtual dengan sejumlah investor dan pelaku pasar keuangan di luar negeri. Selain itu, Bank Indonesia juga mengikuti berbagai diskusi bersama institusi dan otoritas negara lain mengenai dampak pandemi Covid-19 terhadap berbagai aspek seperti fintech, inklusi keuangan dan risiko sehubungan dengan meningkatnya pemanfaatan teknologi digital
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan, respons kebijakan berskala besar (extraordinary) di berbagai bidang, khususnya bidang moneter, fiskal, keuangan, dan kesehatan, yang diambil oleh berbagai negara di dunia telah mulai mendorong pemulihan ekonomi global.
(Baca Juga: RI-Inggris Jajaki Kerja Sama Pemulihan Ekonomi Pasca-Covid) Sejalan dengan itu, Dana Moneter Internasional (IMF) merevisi ke atas proyeksi ekonomi global tahun 2020 menjadi -4,4% (lebih baik daripada proyeksi pada Juni 2020 sebesar -4,9%).
"Perbaikan tersebut sejalan dengan realisasi pertumbuhan PDB (produk domestik bruto) triwulan II/2020 yang lebih baik dari prediksi semula, terutama di negara maju, dan aktivitas ekonomi yang mulai meningkat pascapelonggaran pembatasan sosial," kata Perry dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Minggu (18/10/2020).
Dia melanjutkan, Bank Indonesia bersama dengan pemerintah dan lembaga/instansi terkait akan terus menempuh langkah-langkah kebijakan lanjutan yang diperlukan dalam mendukung program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dengan mencermati dinamika perekonomian.
"Kita akan mencermati pasar keuangan global serta penyebaran Covid-19 dan dampaknya terhadap prospek perekonomian Indonesia dari waktu ke waktu," katanya.
(Baca Juga: Perlu Ada Kerja Sama Internasional untuk Penuhi Target UHC Corona)
Sebagai informasi, Bank Indonesia melakukan pertemuan virtual dengan sejumlah investor dan pelaku pasar keuangan di luar negeri. Selain itu, Bank Indonesia juga mengikuti berbagai diskusi bersama institusi dan otoritas negara lain mengenai dampak pandemi Covid-19 terhadap berbagai aspek seperti fintech, inklusi keuangan dan risiko sehubungan dengan meningkatnya pemanfaatan teknologi digital
(fai)
Lihat Juga :
tulis komentar anda