Sri Mulyani Pamer Rasio Utang RI Masih Lebih Baik dari China, AS dan Thailand
Senin, 19 Oktober 2020 - 10:34 WIB
JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani memastikan rasio utang Indonesia masih lebih baik dibandingkan beberapa negara lainnya. Hal ini dikarenakan pelebaran defisit fiskal pada 2020 masih terjaga.
(Baca Juga: Waspada! , Utang Luar Negeri Bengkak Jadi Rp6.100 T Bisa Ganggu Sektor Keuangan )
Sambung dia menerangkan, pelebaran defisit pada tahun 2020 yang mencapai 6,3% akan membuat rasio utang Indonesia naik mencapai 38,5% lebih tinggi dibandingkan tahun 2019 yang mencapai 30,5%.
(Baca juga : Alhamdulillah, Rp890 Miliar Kenaikan Dana BOS Madrasah dan Pesantren Cair )
"Rasio utang kita itu 38,5% dari produk domestik bruto (PDB) karena defisit 6,3%," kata Menkeu Sri Mulyani dalam preskon APBN Kita secara virtual, Senin (19/10/2020).
(Baca Juga: Utang Luar Negeri RI Tembus Rp5.940 T, Stafsus Sri Mulyani: Negara Akan Mampu Membayar )
Dia menekankan, utang Indonesia masih lebih rendah dibandingkan Jepang, Italia dan Amerika Serikat yang kenaikanya sudah mencapai 100% terhadap PDB. Serta utang Indonesia masih lebih terkendali dibandingkan China yang kenaikanya sudah 60%.
"Adapun Jepang rasio utangnya tembus 266,2% dari PDB. Jerman saja utangnya udah tembus 73% dari PDB lalu Tiongkok utangnya mencapai 61,7% dan Thailand utangnya mencapai 50,4%," katanya.
(Baca Juga: RI Peringkat Ketujuh Negara Pengutang Terbesar, Kemenkeu: Masih di Zona Aman )
Mantan direktur pelaksana Bank Dunia itu menekankan tingkat utang publik Indonesia masih tetap terjaga dan rendah. Hal ini seiring adanya pemulihan ekonomi yang sudah terlihat nantinya pada akhir tahun 2020.
"Utang masih tetap terjaga dengan penambahan utang yang masih minimal," tandasnya.
(Baca Juga: Waspada! , Utang Luar Negeri Bengkak Jadi Rp6.100 T Bisa Ganggu Sektor Keuangan )
Sambung dia menerangkan, pelebaran defisit pada tahun 2020 yang mencapai 6,3% akan membuat rasio utang Indonesia naik mencapai 38,5% lebih tinggi dibandingkan tahun 2019 yang mencapai 30,5%.
(Baca juga : Alhamdulillah, Rp890 Miliar Kenaikan Dana BOS Madrasah dan Pesantren Cair )
"Rasio utang kita itu 38,5% dari produk domestik bruto (PDB) karena defisit 6,3%," kata Menkeu Sri Mulyani dalam preskon APBN Kita secara virtual, Senin (19/10/2020).
(Baca Juga: Utang Luar Negeri RI Tembus Rp5.940 T, Stafsus Sri Mulyani: Negara Akan Mampu Membayar )
Dia menekankan, utang Indonesia masih lebih rendah dibandingkan Jepang, Italia dan Amerika Serikat yang kenaikanya sudah mencapai 100% terhadap PDB. Serta utang Indonesia masih lebih terkendali dibandingkan China yang kenaikanya sudah 60%.
"Adapun Jepang rasio utangnya tembus 266,2% dari PDB. Jerman saja utangnya udah tembus 73% dari PDB lalu Tiongkok utangnya mencapai 61,7% dan Thailand utangnya mencapai 50,4%," katanya.
(Baca Juga: RI Peringkat Ketujuh Negara Pengutang Terbesar, Kemenkeu: Masih di Zona Aman )
Mantan direktur pelaksana Bank Dunia itu menekankan tingkat utang publik Indonesia masih tetap terjaga dan rendah. Hal ini seiring adanya pemulihan ekonomi yang sudah terlihat nantinya pada akhir tahun 2020.
"Utang masih tetap terjaga dengan penambahan utang yang masih minimal," tandasnya.
(akr)
tulis komentar anda