Wamenparekraf: Kolaborasi Stakeholder Kunci Bangun Pariwisata
Rabu, 21 Oktober 2020 - 13:28 WIB
JAKARTA - Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor yang penting dalam gambaran ekonomi Indonesia . Tahun 2019 sektor pariwisata tercatat menyumbang devisa sebesar Rp280 triliun dengan jumlah wisatawan mancanegara sebesar 16,11 juta dan 282,93 juta perjalanan wisatawan nusantara dengan total pengeluaran perjalanan sebesar Rp307.35 triliun.
Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Wamenparekraf) Angela Herliani Tanoesoedibjo mengatakan, secara total pariwisata indonesia berkontribusi sekitar USD63,6 miliar atau setara 6% dari produk domestik bruto (PDB).
(Baca Juga: Siap-siap, Pascapandemi Semua Berebut Gaet Turis Mancanegara)
"Pariwisata juga telah menyerap lebih dari 12,6 juta tenaga kerja atau setara dengan 10% dari jumlah tenaga kerja di Indonesia," kata Angela saat webinar di Jakarta, Rabu (21/10/2020).
Akan tetapi, pencapaian yang fantastis ini belum mencerminkan potensi yang sesungguhnya. Pada tahun 2019, negara-negara ASEAN secara total mencatatkan sekitar 133,1 juta turis, namun Indonesia berada di posisi kelima setelah Thailand, Malaysia, Vietnam, dan Singapura.
(Infografis: Menggerakkan Ekonomi dengan Mengaktifkan Industri Pariwisata)
Padahal, jika dilihat aset sektor pariwisata Indonesia sangat beragam dan luar biasa, mulai dari flora dan fauna, kekayaaan alam serta keramahan masyarakat. "Semua ini adalah modal besar bagi pembangunan pariwisata," imbuh Angela.
Destinasi pariwisata Indonesia juga menurut Angela banyak meraih berbagai penghargaan dunia sebagai destinasi paling baik, terfavorit, bahkan terindah. Oleh karena itu, tegas dia, pemerintah sangat serius dan berkomitmen tinggi dalam pembangunan pariwisata.
(Baca Juga: Kehadiran Destinasi Wisata Baru Harus Dongkrak Kunjungan Wisatawan)
Dia menyebut pembangunan pariwisata merupakan pembangunan yang inklusif, berkelanjutan dan mempunyai efek pengganda yang besar. Artinya, dengan pembangunan pariwisata maka pembangunan di daerah pun jadi merata.
Dengan pembangunan pariwisata ada pemerataan konsumsi yang mendorong sektor sektor lain ikut berkembang. Dengan demikian ekonomi daerah ikut meningkat.
"Karena itu, kolaborasi dan policy dari lintas lembaga dan stakeholder sangat penting bagi keberhasilan pariwisata di Indonesia," tandasnya.
Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Wamenparekraf) Angela Herliani Tanoesoedibjo mengatakan, secara total pariwisata indonesia berkontribusi sekitar USD63,6 miliar atau setara 6% dari produk domestik bruto (PDB).
(Baca Juga: Siap-siap, Pascapandemi Semua Berebut Gaet Turis Mancanegara)
"Pariwisata juga telah menyerap lebih dari 12,6 juta tenaga kerja atau setara dengan 10% dari jumlah tenaga kerja di Indonesia," kata Angela saat webinar di Jakarta, Rabu (21/10/2020).
Akan tetapi, pencapaian yang fantastis ini belum mencerminkan potensi yang sesungguhnya. Pada tahun 2019, negara-negara ASEAN secara total mencatatkan sekitar 133,1 juta turis, namun Indonesia berada di posisi kelima setelah Thailand, Malaysia, Vietnam, dan Singapura.
(Infografis: Menggerakkan Ekonomi dengan Mengaktifkan Industri Pariwisata)
Padahal, jika dilihat aset sektor pariwisata Indonesia sangat beragam dan luar biasa, mulai dari flora dan fauna, kekayaaan alam serta keramahan masyarakat. "Semua ini adalah modal besar bagi pembangunan pariwisata," imbuh Angela.
Destinasi pariwisata Indonesia juga menurut Angela banyak meraih berbagai penghargaan dunia sebagai destinasi paling baik, terfavorit, bahkan terindah. Oleh karena itu, tegas dia, pemerintah sangat serius dan berkomitmen tinggi dalam pembangunan pariwisata.
(Baca Juga: Kehadiran Destinasi Wisata Baru Harus Dongkrak Kunjungan Wisatawan)
Dia menyebut pembangunan pariwisata merupakan pembangunan yang inklusif, berkelanjutan dan mempunyai efek pengganda yang besar. Artinya, dengan pembangunan pariwisata maka pembangunan di daerah pun jadi merata.
Dengan pembangunan pariwisata ada pemerataan konsumsi yang mendorong sektor sektor lain ikut berkembang. Dengan demikian ekonomi daerah ikut meningkat.
"Karena itu, kolaborasi dan policy dari lintas lembaga dan stakeholder sangat penting bagi keberhasilan pariwisata di Indonesia," tandasnya.
(fai)
tulis komentar anda