Kisah WNI Berhasil Rebut Pasar China di Australia Diganti Produk RI
Rabu, 21 Oktober 2020 - 19:37 WIB
JAKARTA - Salah satu diaspora pebisnis asal Indonesia, Ivan Paulus dengan perusahaan Livingstone International yang bermarkas di Sydney, Australia sangat membangggakan. Livingstone bergerak di bidang perdagangan consumables (produk barang sekali pakai seperti sarung tangan, tissu kotak, baby wipes, tutup kepala, dan sebagainya) bertekad menggantikan impor China dengan produk Indonesia.
Langkah perusahaan ini dimaksudkan agar bisa memberikan tambahan lapangan pekerjaan kepada pekerja pabrik di tanah air Indonesia, terutama di masa krisis pandemi ini sebagai satu bentuk bakti kepada rakyat di tanah air tercinta.
Sejak diberlakukannya kerja sama ekonomi Indonesia Australia–Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA) pada tanggal 5 Juli 2020, kerja sama kedua negara di bidang ekonomi dan bidang-bidang terkait lainnya akan semakin maju. Berlakukanya perjanjian kerja sama bersejarah ini disambut baik pelaku usaha Australia serta pelaku usaha Diaspora Indonesia yang berada di Australia dengan antusias.
"Livingstone adalah satu market leader di Australia. Livingstone dengan 9 fasilitas distribusi logistik tersebar di seluruh Australia, dan didukung 392 tenaga kerja saat ini mempunyai 65,000 jenis produk consumables. Sebelum adanya IA-CEPA, produk-produk consumables tersebut diimpor dari RRT dan beberapa negara tetangga di Asia, serta Eropa dan Amerika, dengan nilai impor senilai Rp1,8 triliun setiap tahunnya," kata dia.
"Setelah IA-CEPA diberlakukan, produk-produk Indonesia sudah mulai menggantikan impor dari RRT dan sudah masuk ke Australia melalui Livingstone. Kualitas produk Indonesia ternyata melebihi RRT dan berhasil mendapat sambutan baik dari pelanggan kami. Di samping itu, tim kami membantu memberi masukan kepada pabrik-pabrik Indonesia tentang standar kualitas yang diterima di Australia supaya bisa masuk pasar Australia dan mengharumkan nama Indonesia. Produk berkualitas yang sudah masuk Australia akan membanggakan Indonesia," imbuh lulusan Harvard Business School tersebut.
Ivan Paulus menjelaskan pihaknya sudah mempersiapkan beberapa bulan sebelum pemberlakuan IA-CEPA untuk memulai impor barang-barang dari Indonesia. Ivan Paulus menyatakan akan terus menggantikan impor dari RRT dengan produk Indonesia sampai target pembelian impor terpenuhi pada angka Rp1,8 triliun setiap tahunnya.
"Pemesanan sejak awal tahun 2020 sudah menciptakan lapangan pekerjaan baru di Surakarta, Tegal, Banten, Jakarta, Surabaya dan Bandung sampai saat ini" katanya. Ivan dan Livingstone berkomitmen untuk menciptakan tiga puluh ribu lapangan pekerjaan baru di Indonesia. Ivan Paulus merencanakan membeli produk produk consumables dari berbagai daerah di Indonesia.
Ivan siap mendukung generasi milenial Indonesia, startup bisnis, dan UMKM dengan membeli produk mereka yang berkualitas dan ramah lingkungan Startup Bisnis. "Tentunya dengan bimbingan Pemerintah Pusat dan Daerah Indonesia dari segi kapasitas produksi skalabilitas dan permodalan yang mudah dan lunak, sehingga UMKM generasi muda ini akan semakin mendorong ide kreatifitas dan mampu mengembangkan entrepreneurship ke depannya," katanya.
Langkah perusahaan ini dimaksudkan agar bisa memberikan tambahan lapangan pekerjaan kepada pekerja pabrik di tanah air Indonesia, terutama di masa krisis pandemi ini sebagai satu bentuk bakti kepada rakyat di tanah air tercinta.
Sejak diberlakukannya kerja sama ekonomi Indonesia Australia–Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA) pada tanggal 5 Juli 2020, kerja sama kedua negara di bidang ekonomi dan bidang-bidang terkait lainnya akan semakin maju. Berlakukanya perjanjian kerja sama bersejarah ini disambut baik pelaku usaha Australia serta pelaku usaha Diaspora Indonesia yang berada di Australia dengan antusias.
"Livingstone adalah satu market leader di Australia. Livingstone dengan 9 fasilitas distribusi logistik tersebar di seluruh Australia, dan didukung 392 tenaga kerja saat ini mempunyai 65,000 jenis produk consumables. Sebelum adanya IA-CEPA, produk-produk consumables tersebut diimpor dari RRT dan beberapa negara tetangga di Asia, serta Eropa dan Amerika, dengan nilai impor senilai Rp1,8 triliun setiap tahunnya," kata dia.
"Setelah IA-CEPA diberlakukan, produk-produk Indonesia sudah mulai menggantikan impor dari RRT dan sudah masuk ke Australia melalui Livingstone. Kualitas produk Indonesia ternyata melebihi RRT dan berhasil mendapat sambutan baik dari pelanggan kami. Di samping itu, tim kami membantu memberi masukan kepada pabrik-pabrik Indonesia tentang standar kualitas yang diterima di Australia supaya bisa masuk pasar Australia dan mengharumkan nama Indonesia. Produk berkualitas yang sudah masuk Australia akan membanggakan Indonesia," imbuh lulusan Harvard Business School tersebut.
Ivan Paulus menjelaskan pihaknya sudah mempersiapkan beberapa bulan sebelum pemberlakuan IA-CEPA untuk memulai impor barang-barang dari Indonesia. Ivan Paulus menyatakan akan terus menggantikan impor dari RRT dengan produk Indonesia sampai target pembelian impor terpenuhi pada angka Rp1,8 triliun setiap tahunnya.
"Pemesanan sejak awal tahun 2020 sudah menciptakan lapangan pekerjaan baru di Surakarta, Tegal, Banten, Jakarta, Surabaya dan Bandung sampai saat ini" katanya. Ivan dan Livingstone berkomitmen untuk menciptakan tiga puluh ribu lapangan pekerjaan baru di Indonesia. Ivan Paulus merencanakan membeli produk produk consumables dari berbagai daerah di Indonesia.
Ivan siap mendukung generasi milenial Indonesia, startup bisnis, dan UMKM dengan membeli produk mereka yang berkualitas dan ramah lingkungan Startup Bisnis. "Tentunya dengan bimbingan Pemerintah Pusat dan Daerah Indonesia dari segi kapasitas produksi skalabilitas dan permodalan yang mudah dan lunak, sehingga UMKM generasi muda ini akan semakin mendorong ide kreatifitas dan mampu mengembangkan entrepreneurship ke depannya," katanya.
(nng)
Lihat Juga :
tulis komentar anda