Produk Pangan Lokal Belum Terserap Pasar, Jokowi Turun Tangan
Senin, 26 Oktober 2020 - 17:34 WIB
JAKARTA - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menyebutkan bahwa ada kendala dalam penyerapan produk pangan lokal yang kelebihan suplai. Beberapa produk lokal ini diantaranya adalah kopi, bawang merah, dan garam, serta beberapa produk pangan lainnya.
"Kopi kita tidak bisa diserap pasar, baik pasar domestik maupun ekspor. Sehingga, kita disuruh Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk membeli dari petani," ujar Teten dalam virtual talkshow BNPB di Jakarta, Senin(26/10/2020).
(Baca Juga: Bantu Serap Produk UMKM, Kemendag Gandeng 3 Perusahaan)
Produk kopi tersebut kemudian ditaruh di gudang dengan skema resi gudang. Bukan hanya kopi, Teten juga menerima keluhan dari daerah-daerah lainnya. "Kami dapat keluhan petani dari NTT karena garam mereka yang tidak terserap pasar. Juga ada beberapa kemungkinan seperti bawang merah di Brebes yang oversupply," tambahnya.
Bahkan, dirinya menerima informasi dari Gubernur Bali bahwa produk makanan di Bali juga ikut kelebihan suplai. "Banyak pegawai di sektor pariwisata yang pulang kampung dan bertani. Jadi lahannya produktif, tapi daya serapnya tidak ada," ucap Teten.
Selain itu, dia juga menyebutkan masalah terkait produk herbal dari UMKM. Dalam kondisi pandemi, kebutuhan herbal sangat terkait dengan kebutuhan orang untuk pemeliharaan kesehatan. "Problemnya juga terletak di izin edar yang tidak mudah di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)," imbuhnya.
(Baca Juga: Ekonomi Domestik Jadi Tumpuan, Teten Minta Masyarakat Beli Produk UMKM Lokal)
Kendati demikian, KemenKop UKM berusaha untuk menjaga UMKM baik di hulu dan di hilir. Sejauh ini, Presiden Jokowi sudah mendorong belanja kementerian/lembaga dan BUMN untuk membeli produk UMKM untuk mendukung sisi permintaan.
"Tahun ini ada Rp321 triliun anggaran 2021 yang dibelanjakan untuk UMKM, untuk BUMN juga diarahkan agar belanja Rp14 miliar kebawah dari UMKM. Koperasi pun juga digunakan untuk produk pangan UMKM yang tidak masuk pasar," pungkas Teten.
Lihat Juga: Kisah Sukses Agen Mitra UMi BRI di Merauke, Tingkatkan Ekonomi Keluarga hingga Sekolahkan Anak
"Kopi kita tidak bisa diserap pasar, baik pasar domestik maupun ekspor. Sehingga, kita disuruh Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk membeli dari petani," ujar Teten dalam virtual talkshow BNPB di Jakarta, Senin(26/10/2020).
(Baca Juga: Bantu Serap Produk UMKM, Kemendag Gandeng 3 Perusahaan)
Produk kopi tersebut kemudian ditaruh di gudang dengan skema resi gudang. Bukan hanya kopi, Teten juga menerima keluhan dari daerah-daerah lainnya. "Kami dapat keluhan petani dari NTT karena garam mereka yang tidak terserap pasar. Juga ada beberapa kemungkinan seperti bawang merah di Brebes yang oversupply," tambahnya.
Bahkan, dirinya menerima informasi dari Gubernur Bali bahwa produk makanan di Bali juga ikut kelebihan suplai. "Banyak pegawai di sektor pariwisata yang pulang kampung dan bertani. Jadi lahannya produktif, tapi daya serapnya tidak ada," ucap Teten.
Selain itu, dia juga menyebutkan masalah terkait produk herbal dari UMKM. Dalam kondisi pandemi, kebutuhan herbal sangat terkait dengan kebutuhan orang untuk pemeliharaan kesehatan. "Problemnya juga terletak di izin edar yang tidak mudah di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)," imbuhnya.
(Baca Juga: Ekonomi Domestik Jadi Tumpuan, Teten Minta Masyarakat Beli Produk UMKM Lokal)
Kendati demikian, KemenKop UKM berusaha untuk menjaga UMKM baik di hulu dan di hilir. Sejauh ini, Presiden Jokowi sudah mendorong belanja kementerian/lembaga dan BUMN untuk membeli produk UMKM untuk mendukung sisi permintaan.
"Tahun ini ada Rp321 triliun anggaran 2021 yang dibelanjakan untuk UMKM, untuk BUMN juga diarahkan agar belanja Rp14 miliar kebawah dari UMKM. Koperasi pun juga digunakan untuk produk pangan UMKM yang tidak masuk pasar," pungkas Teten.
Lihat Juga: Kisah Sukses Agen Mitra UMi BRI di Merauke, Tingkatkan Ekonomi Keluarga hingga Sekolahkan Anak
(fai)
tulis komentar anda