Ma'ruf Amin Menyayangkan Pengembangan Ekonomi Syariah Masih Jauh dari Potensi
Rabu, 28 Oktober 2020 - 16:21 WIB
JAKARTA - Wakil Presiden (Wapres) RI Ma'ruf Amin mengatakan bahwa pemerintah Indonesia saat ini berfokus mengembangkan ekonomi dan keuangan syariah. Terlebih, potensi Indonesia dalam ekonomi syariah sangat besar sebagai negara dengan populasi penduduk Muslim terbesar di dunia.
Berdasarkan data Boston Consulting Group (BCG), jumlah penduduk Muslim menengah keatas adalah sebesar 64,5 juta orang, atau sebanyak 27,5% dari 233 juta populasi penduduk Muslim di Indonesia.
"Kelompok masyarakat ini membutuhkan jasa dan produk keuangan sesuai dengan prinsip Islam yang mereka pegang. Terlebih, produk halal adalah bagian dari gaya hidup kelompok penduduk Muslim menengah keatas yang dinamis," ujar Ma'ruf dalam webinar online Jakarta Post di Jakarta, Rabu (28/10/2020).
(Baca Juga: Menuju Pusat Halal Dunia, Ma'ruf Amin Sebut 4 Fokus Pembangunan Ekonomi Syariah )
Menurut Ma'ruf, dari fakta-fakta tersebut, ekonomi syariah bisa memainkan peran yang signifikan dalam memperkuat ketahanan ekonomi nasional untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk.
Ditambah lagi, potensi dari jumlah orang Muslim di dunia yang mencapai 1,8 miliar jiwa atau sebesar 24,1% dari total penduduk dunia. "Sayangnya, pengembangan ekonomi dan keuangan syariah yang masih jauh dari potensinya secara penuh," ucapnya.
Ma'ruf mengatakan, maka dari itu, pemerintah Indonesia sedang berupaya meningkatkan potensi ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia, salah satunya dengan memperkuat peran Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) yang tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 28 tahun 2020.
"Melalui KNEKS ini, institusi ekonomi dan keuangan syariah dipimpin langsung oleh Presiden sebagai ketua dan Wakil Presiden sebagai wakil ketua dan penanggung jawab," tambahnya.
(Baca Juga: Wapres Sampaikan Lima Rencana Aksi Menuju Kebangkitan Wakaf Produktif )
Maka dari itu, Ma'ruf berpesan agar seluruh pihak terkait bisa berkolaborasi dalam menguatkan lingkup ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia. "Kita harus mendukung ekonomi dan keuangan syariah untuk terus berkembang dan menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi nasional," tukasnya.
Berdasarkan data Boston Consulting Group (BCG), jumlah penduduk Muslim menengah keatas adalah sebesar 64,5 juta orang, atau sebanyak 27,5% dari 233 juta populasi penduduk Muslim di Indonesia.
"Kelompok masyarakat ini membutuhkan jasa dan produk keuangan sesuai dengan prinsip Islam yang mereka pegang. Terlebih, produk halal adalah bagian dari gaya hidup kelompok penduduk Muslim menengah keatas yang dinamis," ujar Ma'ruf dalam webinar online Jakarta Post di Jakarta, Rabu (28/10/2020).
(Baca Juga: Menuju Pusat Halal Dunia, Ma'ruf Amin Sebut 4 Fokus Pembangunan Ekonomi Syariah )
Menurut Ma'ruf, dari fakta-fakta tersebut, ekonomi syariah bisa memainkan peran yang signifikan dalam memperkuat ketahanan ekonomi nasional untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk.
Ditambah lagi, potensi dari jumlah orang Muslim di dunia yang mencapai 1,8 miliar jiwa atau sebesar 24,1% dari total penduduk dunia. "Sayangnya, pengembangan ekonomi dan keuangan syariah yang masih jauh dari potensinya secara penuh," ucapnya.
Ma'ruf mengatakan, maka dari itu, pemerintah Indonesia sedang berupaya meningkatkan potensi ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia, salah satunya dengan memperkuat peran Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) yang tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 28 tahun 2020.
"Melalui KNEKS ini, institusi ekonomi dan keuangan syariah dipimpin langsung oleh Presiden sebagai ketua dan Wakil Presiden sebagai wakil ketua dan penanggung jawab," tambahnya.
(Baca Juga: Wapres Sampaikan Lima Rencana Aksi Menuju Kebangkitan Wakaf Produktif )
Maka dari itu, Ma'ruf berpesan agar seluruh pihak terkait bisa berkolaborasi dalam menguatkan lingkup ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia. "Kita harus mendukung ekonomi dan keuangan syariah untuk terus berkembang dan menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi nasional," tukasnya.
(akr)
tulis komentar anda