Menteri Teten Beberkan Cara Efektif Bikin Bisnis Model yang Unggul
Kamis, 29 Oktober 2020 - 04:22 WIB
JAKARTA - Menteri koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan, pendekatan inkubasi merupakan langkah yang tepat dalam menciptakan UMKM yang unggul dan memiliki bisnis model.
"Dampaknya sangat positif, sektor informal bisa lebih kokoh dan mampu menyerap tenaga kerja. Karena itu saya memberikan apresiasi kepada BRI atas inisiatifnya meluncurkan BRIncubator Go Global. Dan ke depan ini akan menjadi pendekatan pemerintah dalam mengembangkan UMKM," kata Menteri Teten di Jakarta.
(Baca Juga: BRIncubator Lahirkan UMKM Siap Bersaing di Pasar Internasional )
Kata dia, inkubator bisnis merupakan proses dukungan bisnis yang dapat mempercepat keberhasilan pengembangan startup atau perusahaan pemula dengan menyediakan berbagai sumber daya dan layanan yang diperlukan. Layanan ini biasanya dikembangkan atau diatur oleh manajemen inkubator dan ditawarkan baik dalam Inkubator Bisnis itu sendiri dan melalui jaringan yang dimiliki oleh Inkubator Bisnis.
"Inkubator bisnis biasanya memberikan program kepada pengusaha pemula untuk mempercepat keberhasilan pengembangan bisnis melalui rangkaian program permodalan yang diikuti oleh dukungan kemitraan atau pembinaan elemen bisnis lainnya dengan tujuan menjadikan usaha tersebut menjadi perusahaan yang profitable, memiliki pengelolaan organisasi dan keuangan yang benar, serta menjadi perusahaan yang sustainable, hingga akhirnya memiliki dampak positif bagi masyarakat," bebernya.
Dia menyebut selain melalui inkubator, UMKM unggul juga bisa dilahirkan dari kampus-kampus dimana anak muda saat ini banyak yang berwirausaha atau menjadi entrepreneur. Apalagi saat ini Indonesia sangat membutuhkan munculnya wirausaha wirausaha baru mengingat syarat menjadi negara maju dalam satu negara setidaknya ada 4 persen wirausaha.
(Baca Juga: Pelaku UMKM Harus Tahan Banting di Masa Pandemi, Nih Teten Kasih Contoh )
Sementara rasio wirausaha Indonesia masih 3,74% , atau di bawah beberapa negara sekitar semisal Malaysia (mendekati 5% ) atau Thailand yang sudah 8%. Dia menjelaskan, UU Ciptaker pada dasarnya mendorong penciptakan lapangan kerja yang lebih luas terlebih saat ini ada sekitar 6,9 juta pengangguran, ditambah 3 juta pekerja yang terdampak Pandemi, dan angkatan kerja baru sebanyak 3 juta.
"Jadi tiap tahun harus disediakan lapangan kerja sebanyak 13 juta. "Dengan asumsi pertumbuhan ekonomi 5 persen pertahun pun itu tidak akan cukup besar menampung angkatan kerja yang ada. Karena itu wirausaha, UMKM adalah jawabannya,"pungkasnya.
"Dampaknya sangat positif, sektor informal bisa lebih kokoh dan mampu menyerap tenaga kerja. Karena itu saya memberikan apresiasi kepada BRI atas inisiatifnya meluncurkan BRIncubator Go Global. Dan ke depan ini akan menjadi pendekatan pemerintah dalam mengembangkan UMKM," kata Menteri Teten di Jakarta.
(Baca Juga: BRIncubator Lahirkan UMKM Siap Bersaing di Pasar Internasional )
Kata dia, inkubator bisnis merupakan proses dukungan bisnis yang dapat mempercepat keberhasilan pengembangan startup atau perusahaan pemula dengan menyediakan berbagai sumber daya dan layanan yang diperlukan. Layanan ini biasanya dikembangkan atau diatur oleh manajemen inkubator dan ditawarkan baik dalam Inkubator Bisnis itu sendiri dan melalui jaringan yang dimiliki oleh Inkubator Bisnis.
"Inkubator bisnis biasanya memberikan program kepada pengusaha pemula untuk mempercepat keberhasilan pengembangan bisnis melalui rangkaian program permodalan yang diikuti oleh dukungan kemitraan atau pembinaan elemen bisnis lainnya dengan tujuan menjadikan usaha tersebut menjadi perusahaan yang profitable, memiliki pengelolaan organisasi dan keuangan yang benar, serta menjadi perusahaan yang sustainable, hingga akhirnya memiliki dampak positif bagi masyarakat," bebernya.
Dia menyebut selain melalui inkubator, UMKM unggul juga bisa dilahirkan dari kampus-kampus dimana anak muda saat ini banyak yang berwirausaha atau menjadi entrepreneur. Apalagi saat ini Indonesia sangat membutuhkan munculnya wirausaha wirausaha baru mengingat syarat menjadi negara maju dalam satu negara setidaknya ada 4 persen wirausaha.
(Baca Juga: Pelaku UMKM Harus Tahan Banting di Masa Pandemi, Nih Teten Kasih Contoh )
Sementara rasio wirausaha Indonesia masih 3,74% , atau di bawah beberapa negara sekitar semisal Malaysia (mendekati 5% ) atau Thailand yang sudah 8%. Dia menjelaskan, UU Ciptaker pada dasarnya mendorong penciptakan lapangan kerja yang lebih luas terlebih saat ini ada sekitar 6,9 juta pengangguran, ditambah 3 juta pekerja yang terdampak Pandemi, dan angkatan kerja baru sebanyak 3 juta.
"Jadi tiap tahun harus disediakan lapangan kerja sebanyak 13 juta. "Dengan asumsi pertumbuhan ekonomi 5 persen pertahun pun itu tidak akan cukup besar menampung angkatan kerja yang ada. Karena itu wirausaha, UMKM adalah jawabannya,"pungkasnya.
(akr)
Lihat Juga :
tulis komentar anda