Lockdown Eropa dan Pemilu AS Bikin Gelisah, Harga Minyak Dunia Ambruk 4%
Senin, 02 November 2020 - 09:35 WIB
SINGAPURA - Harga minyak mentah dunia merosot lebih dari 4% pada perdagangan, Senin (2/11/2020) untuk menyentuh level terendah sejak Mei seiring kegelisahan yang dipicu oleh kebijakan lockdown di Eropa seiring peningkatan kasus Covid-19. Efeknya dikhawatirkan bakal melemahkan permintaan bahan bakar, ditambah para pelaku pasar mengerem turbulensi jelang pemilihan umum (Pemilu) Presiden AS .
Dilansir Reuters hari ini, harga minyak Brent berada di level USD36,32 per barel atau mengalami penurunan sebesar USD1,62 yang setara dengan 4,3%. Sementara harga minyak AS yakni West Texas Intermediate (WTI) merosot USD1,62 atau 4,5% menjadi USD4,17 per barel.
(Baca Juga: Pandemi Bikin Harga ICP Turun, Semoga Diikuti Harga BBM )
Sebelumnya Brent mencapai level terendah di posisi USD35,74 per barel, sedangkan WTI tergelincir ke USD33,64 per barel. Negara-negara di seluruh Eropa telah mengambil langkah Lockdown yang bertujuan memperlambat tingkat infeksi COVID-19 yang telah meningkat di benua itu dalam sebulan terakhir.
"Kebijakan Lockdown yang diumumkan oleh Inggris dan juga Italia hanya menambah situasi Eropa yang memburuk. Banyak pedagang sekarang melihat AS dan tingkat infeksi mereka yang meningkat dan bertanya-tanya apakah Eropa menyediakan strategi untuk apa yang akan terjadi di AS dalam beberapa minggu mendatang," ungkap kepala ahli strategi pasar CMC Markets, Michael McCarthy di Sydney.
Kekhawatiran tentang melemahnya permintaan dan kenaikan pasokan menyebabkan harga minyak turun untuk bulan kedua secara beruntun. Dimana pada bulan Oktober, dengan WTI turun 11% dan Brent 8,5%.
(Baca Juga: Pandemi yang Memburuk Ancam Permintaan, Harga Minyak Dunia Anjlok Beruntun )
Meningkatnya pasokan dari Libya dan Irak, sebagai anggota Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak Bumi (OPEC) mengimbangi pemotongan produksi oleh anggota lain dan menyebabkan output kelompok itu naik selama bulan keempat pada bulan Oktober. Hal ini terlihat dalam sebuah survei Reuters.
OPEC dan sekutu mereka termasuk Rusia, sebuah kelompok yang dikenal sebagai OPEC +, tercatat sudah memangkas output sekitar 7,7 juta barel per hari dalam kesepakatan bersama yang bertujuan untuk mendukung harga minyak dunia. OPEC+ dijadwalkan kembali mengadakan pertemuan kebijakan pada 30 November dan 1 Desember 2020, mendatang.
Dilansir Reuters hari ini, harga minyak Brent berada di level USD36,32 per barel atau mengalami penurunan sebesar USD1,62 yang setara dengan 4,3%. Sementara harga minyak AS yakni West Texas Intermediate (WTI) merosot USD1,62 atau 4,5% menjadi USD4,17 per barel.
(Baca Juga: Pandemi Bikin Harga ICP Turun, Semoga Diikuti Harga BBM )
Sebelumnya Brent mencapai level terendah di posisi USD35,74 per barel, sedangkan WTI tergelincir ke USD33,64 per barel. Negara-negara di seluruh Eropa telah mengambil langkah Lockdown yang bertujuan memperlambat tingkat infeksi COVID-19 yang telah meningkat di benua itu dalam sebulan terakhir.
"Kebijakan Lockdown yang diumumkan oleh Inggris dan juga Italia hanya menambah situasi Eropa yang memburuk. Banyak pedagang sekarang melihat AS dan tingkat infeksi mereka yang meningkat dan bertanya-tanya apakah Eropa menyediakan strategi untuk apa yang akan terjadi di AS dalam beberapa minggu mendatang," ungkap kepala ahli strategi pasar CMC Markets, Michael McCarthy di Sydney.
Kekhawatiran tentang melemahnya permintaan dan kenaikan pasokan menyebabkan harga minyak turun untuk bulan kedua secara beruntun. Dimana pada bulan Oktober, dengan WTI turun 11% dan Brent 8,5%.
(Baca Juga: Pandemi yang Memburuk Ancam Permintaan, Harga Minyak Dunia Anjlok Beruntun )
Meningkatnya pasokan dari Libya dan Irak, sebagai anggota Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak Bumi (OPEC) mengimbangi pemotongan produksi oleh anggota lain dan menyebabkan output kelompok itu naik selama bulan keempat pada bulan Oktober. Hal ini terlihat dalam sebuah survei Reuters.
OPEC dan sekutu mereka termasuk Rusia, sebuah kelompok yang dikenal sebagai OPEC +, tercatat sudah memangkas output sekitar 7,7 juta barel per hari dalam kesepakatan bersama yang bertujuan untuk mendukung harga minyak dunia. OPEC+ dijadwalkan kembali mengadakan pertemuan kebijakan pada 30 November dan 1 Desember 2020, mendatang.
(akr)
tulis komentar anda