Indonesia Resmi Resesi, BPS: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III/2020 Minus 3,49%
Kamis, 05 November 2020 - 11:25 WIB
JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) resmi merilis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III 2020 mengalami minus 3,49%. Hal ini menandakan Indonesia resmi mengalami resesi pada tahun ini, setelah dua kuartal beruntun ekonominya tumbuh minus.
Adapun pada kuartal II, ekonomi Indonesia mengalami pertumbuhan minus 5,32%. Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, ekonomi pada kuartal III mengalami kontraksi 3,49%. "Ekonomi kita alami kontraksi minus 3,49%," kata Suhariyanto dalam videp virtual, Kamis (5/12/2020).
(Baca Juga: RI Mau Resesi, Pemerintah Minta 'Bantuan' Rp1.000 Triliun Swasta )
Saat ini dia mengatakan, ekonomi pada triwulan III itu masih terkontraksi, tetapi tidak sedalam kontraksi pada triwulan II 2020. "Perekonomian lebih baik dibandingkan kuartal II 2020. Beberapa indikator di beberapa negara mengalami perbaikan. Namun masih terkendala karena adanya Covid-19," katanya.
Saat ini realisasi belanja negara (APBN) triwulan III mencapai Rp771,137 triliun. Sedangkan realisasi penanaman modak mencapai Rp209 triliun pada kuartal ketiga. "Realisasi APBN ini bisa membantu konsumsi rumah tangga," jelasnya.
(Baca Juga: Ekonomi Indonesia Disebut-sebut Sudah Masuk Jurang Resesi, Pengamat: Cuma Stempel )
Hal ini senada dengan yang disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi), dimana Ia meramal ekonomi Indonesia di kuartal III-2020 akan kembali terkontraksi. Hal itu disampaikan Jokowi saat membuat Sidang Kabinet Paripurna.
"Kita tahu kemarin di triwulan 2 pertumbuhan ekonomi kita di angka -5,32%. Di kuartal III-2020 ini kita juga mungkin sehari, dua atau tiga hari ini akan diumumkan BPS, juga masih berada di angka minus. Perkiraan kita angkanya -3% naik sedikit," terang Jokowi.
Adapun pada kuartal II, ekonomi Indonesia mengalami pertumbuhan minus 5,32%. Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, ekonomi pada kuartal III mengalami kontraksi 3,49%. "Ekonomi kita alami kontraksi minus 3,49%," kata Suhariyanto dalam videp virtual, Kamis (5/12/2020).
(Baca Juga: RI Mau Resesi, Pemerintah Minta 'Bantuan' Rp1.000 Triliun Swasta )
Saat ini dia mengatakan, ekonomi pada triwulan III itu masih terkontraksi, tetapi tidak sedalam kontraksi pada triwulan II 2020. "Perekonomian lebih baik dibandingkan kuartal II 2020. Beberapa indikator di beberapa negara mengalami perbaikan. Namun masih terkendala karena adanya Covid-19," katanya.
Saat ini realisasi belanja negara (APBN) triwulan III mencapai Rp771,137 triliun. Sedangkan realisasi penanaman modak mencapai Rp209 triliun pada kuartal ketiga. "Realisasi APBN ini bisa membantu konsumsi rumah tangga," jelasnya.
(Baca Juga: Ekonomi Indonesia Disebut-sebut Sudah Masuk Jurang Resesi, Pengamat: Cuma Stempel )
Hal ini senada dengan yang disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi), dimana Ia meramal ekonomi Indonesia di kuartal III-2020 akan kembali terkontraksi. Hal itu disampaikan Jokowi saat membuat Sidang Kabinet Paripurna.
"Kita tahu kemarin di triwulan 2 pertumbuhan ekonomi kita di angka -5,32%. Di kuartal III-2020 ini kita juga mungkin sehari, dua atau tiga hari ini akan diumumkan BPS, juga masih berada di angka minus. Perkiraan kita angkanya -3% naik sedikit," terang Jokowi.
(akr)
tulis komentar anda