Waduh, Bank Jepang Ini Jadi Pelopor Jual Data Nasabah

Selasa, 10 November 2020 - 13:53 WIB
Kantor Pusat Mizuho Financial Group Inc. Foto/Wikipedia
TOKYO - Mizuho Financial Group Inc, bank asal Jepang , akan mulai menjual data nasabahnya . Data yang diperjualbelikan seperti informasi kebiasaan belanja nasabah dan data lainnya yang dikumpulkan secara anonim, namun tidak termasuk detail pribadi nasabah. Langkah itu dilakukan untuk memperluas bisnis pinjaman. ( Baca juga:Menakjubkan, Daihatsu Sukses Capai Produksi 30 Juta Unit )

“Kami akan menawarkan layanan data untuk klien korporat. Kami memiliki sejumlah data besar, seperti rekening, transaksi, dan informasi peminjaman,” ujar CEO Mizuho Bank, Koji Fujiwara dikutip dari Bloomberg Selasa (10/11/2020).

Langkah yang ditempuh Mizuho akan menjadikanya sebagai bank yang pertama melakukan itu di Jepang. Konsultan manajemen Accenture memperkirakan, bank dapat memperoleh keuntungan pendapatan minimal 1-2% jika mereka dapat memanfaatkan nilai dalam berbagi data tersebut.



Mizuho sendiri tidak menargetkan pendapatan yang akan dihasilkan dari penjualan data itu. Namun, bank menargetkan lebih dari 100 perusahaan yang membeli data dalam tiga tahun. Misalnya, bagi perusahaan pengecer atau operator restoran, data ini berguna untuk mereka bisa memilih lokasi utama berdasarkan pendapatan penduduk, pengeluaran, dan statistik gaya hidup.

“Sebagai fungsi inti bank, intermediasi keuangan tetap sangat penting, tapi itu saja belum cukup. Kami perlu melampaui itu dan menawarkan nilai baru dengan menyertakan layanan non-keuangan,” kata Fujiwara.

Data dan teknologi digital adalah area utama bagi Mizuho dan para pesaingnya di Jepang untuk mendorong pertumbuhan. Seperti, Mitsubishi UFJ Financial Group yang awal tahun ini menginvestasikan USD700 juta di perusahaan ride hailing Singapura, Grab. Sementara Sumitomo Mitsui Financial Group membeli saham di penyedia aplikasi informasi medis Jepang. ( Baca juga:Dugaan Korupsi Proyek Gereja, KPK Gilir Pejabat dan Eks Pejabat Mimika )

Bank-bank di Jepang mengharapkan lebih banyak peluang bisnis dari digitalisasi, berkat janji Perdana Menteri baru Yoshihide Suga untuk merombak proses berbasis kertas yang sudah ketinggalan zaman. "Ini adalah tren besar," kata Fujiwara.
(uka)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More