Lima Hal Ini Bikin Perusahaan Pikir-pikir untuk IPO
Rabu, 11 November 2020 - 16:04 WIB
JAKARTA - Direktur BRI Danareksa Sekuritas Boumediene Sihombing memaparkan, sejumlah tantangan yang harus dihadapi oleh perusahaan yang ingin melakukan Initial Public Offering (IPO) di bursa efek Indonesia. Pertama terang dia, dilusi dan kontrol. Melantai di bursa atau IPO menciptakan dilusi kepada pemegang saham minoritas/publik dan intervensi, meskipun terbatas.
"Oleh karena itu, penentuan tingkat dilusi menjadi sangat penting," kata Boumediene saat webinar di Jakarta, Rabu (11/11/2020).
(Baca Juga: Perusahaan Go Public, Simak Manfaatnya! )
Kedua, adanya transparansi dan pelaporan sebagai perusahaan publik membutuhkan pelaporan dan keterbukaan rutin ke OJK dan BEI. Menurut dia, penyebaran informasi material, rencana dan target di masa depan adalah sesuatu yang sensitif. Oleh karena itu harus dikelola secara profesional.
Ketiga, biaya menjadi perusahaan publik menimbulkan biaya tambahan terkait dengan persiapan seperti audit laporan keuangan, biaya profesi penunjang pasar modal, biaya pencatatan saham dan biaya-biaya lain yang timbul sehubungan dengan rencana IPO. "Market Pressure Menjadi Perusahaan Publik membuat Emiten merasakan tekanan tidak langsung oleh publik sebagai investor minoritas untuk kinerja saham yang lebih baik sehubungan dengan pembayaran dividen," beber dia.
(Baca Juga: Komisaris BEI: IPO Perusahaan Teknologi Akan Terjadi Lebih Cepat )
Kelima, adanya regulasi dan pemenuhannya. Dalam hal ini, sambung dia, perusahaan Publik menghadapi peningkatan signifikan dalam pengawasan dan kepatuhan yang harus dipenuhi. Maka dari itu, menjadi Perusahaan Publik diharuskan untuk memenuhi seluruh ketentuan pasar modal.
"Oleh karena itu, penentuan tingkat dilusi menjadi sangat penting," kata Boumediene saat webinar di Jakarta, Rabu (11/11/2020).
(Baca Juga: Perusahaan Go Public, Simak Manfaatnya! )
Kedua, adanya transparansi dan pelaporan sebagai perusahaan publik membutuhkan pelaporan dan keterbukaan rutin ke OJK dan BEI. Menurut dia, penyebaran informasi material, rencana dan target di masa depan adalah sesuatu yang sensitif. Oleh karena itu harus dikelola secara profesional.
Ketiga, biaya menjadi perusahaan publik menimbulkan biaya tambahan terkait dengan persiapan seperti audit laporan keuangan, biaya profesi penunjang pasar modal, biaya pencatatan saham dan biaya-biaya lain yang timbul sehubungan dengan rencana IPO. "Market Pressure Menjadi Perusahaan Publik membuat Emiten merasakan tekanan tidak langsung oleh publik sebagai investor minoritas untuk kinerja saham yang lebih baik sehubungan dengan pembayaran dividen," beber dia.
(Baca Juga: Komisaris BEI: IPO Perusahaan Teknologi Akan Terjadi Lebih Cepat )
Kelima, adanya regulasi dan pemenuhannya. Dalam hal ini, sambung dia, perusahaan Publik menghadapi peningkatan signifikan dalam pengawasan dan kepatuhan yang harus dipenuhi. Maka dari itu, menjadi Perusahaan Publik diharuskan untuk memenuhi seluruh ketentuan pasar modal.
(akr)
tulis komentar anda