Penjualan Rumah Tapak Melesat, Kinerja LPKR Makin Ciamik

Rabu, 11 November 2020 - 17:18 WIB
Rumah tapak berkonsep hijau LPKR. Foto/dok.LPKR
JAKARTA - Pasar properti di dalam negeri kembali bergeliat dan menunjukkan pemulihan setelah kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) mulai dilonggarkan. Dalam riset terbaru CLSA and CL Securities Taiwan, Co.Ltds bartajuk Indonesia Property Sector Outlook yang dipublikasikan Oktober 2020, disebutkan bahwa sejak Juli, sejumlah pengembang mulai aktif untuk meluncurkan proyek properti baru seiring dengan membaiknya permintaan dari konsumen properti.

"Permintaan properti di Indonesia telah menunjukkan pemulihan yang signifikan pasca-PSBB," tulis riset tersebut dikutip, Rabu (11/11/2020).

Menurut dia pemulihan yang kuat dipimpin oleh rumah tapak dan ruko komersial di mana permintaan paling besar tercatat berada di Jakarta. Area Jakarta juga menjadi kontributor penjualan terbesar di kuartal tiga 2020. Riset tersebut melaporkan, salah satu pengembang yang selalu berhasil dalam peluncuran produk juga diserap konsumen dengan cepat ketika meluncurkan proyek rumah baru yakni Lippo Karawaci (LPKR).



Riset CLSA menyebutkan keberhasilan LPKR menjual juga menunjukkan bahwa meskipun ekonomi melambat permintaan dari pembeli rumahan tetap ada. "Penjualan rebound pada 3Q20, naik 100% QoQ karena sejumlah peluncuran proyek dengan pelonggaran PSBB," tulis riset tersebut.

LPKR merupakan pengembang yang menjadi pendorong utama pemulihan di sektor properti. Di mana dari dari sisi penjualan LPKR mampu memimpin dengan peningkatan mencapai 335% secara Year on Year (YoY), pengembang lain seperti Alam Sutera (ASRI) hanya naik 18%, sementara pengembang Ciputra (CTRA) dari sisi permintaan cenderung datar.

Dalam riset tersebut, LPKR juga dinilai sebagai pengembang yang mencatatkan prestasi mengesankan di kuartal 2020 dimana dari sisi penjulan menurut tipe dan lokasi juga mengalami lonjakan permintaan. Mayoritas dari permintaan rumah tapak. "Lippo Karawaci mencatatkan prestasi yang mengesankan di 3Q20. Berdasarkan tipe, proyek baru di 3Q sebagian besar berasal dari rumah tapak (75% dari total), yang menjelaskan pertumbuhan pra-penjualan 116% Quartal on Quartal dari produk rumah tapak," tulis riset tersebut.

Apalagi, sejumlah pengembang, terutama Lippo Karawaci, Summarecon Agung, Bumi Serpong Damai, agresif meluncurkan produk jenis ini di 3Q, dengan harga di bawah Rp1 miliar dan Rp1 miliar-Rp2 miliar. Sementara berdasarkan lokasi, Jakarta dan Jakarta sekitarnya, area Jabodetabek, tetap menjadi kontributor penjualan terbesar di 3Q (70% dari total). Namun, prapenjualan di luar Jakarta & Jabodetabek tumbuh lebih cepat. "Kami yakin pengembang akan terus agresif dalam peluncuran di kuartal tiga," tulis riset itu.

Dari sisi pendapatan, LPKR diproyeksikan akan tetap memimpin di sektor properti seiring membaiknya kinerja dan penjualan berbagai proyek properti perusahaan. Secara umum, kinerja pengembang seperti Sumarecon, Ciputra, Agung Podomoro, juga membaik di kuartal ketiga. Misal dari sisi penjualan bidang tanah, dipimpin oleh APLN, dibantu oleh penjualan bidang tanah di Kawarang. SMRA, LPKR dan CTRA juga mencatatkan kinerja mengesankan di 3Q.

Pada sembilan bulan pertama 2020, LPKR merupakan pengembang yang memiliki kinerja terbaik dengan kenaikan mencapai 100% dibandingkan periode sama satu tahun sebelumnya. "Tiga perusahaan melaporkan pertumbuhan positif di 9M20, dipimpin LPKR (+ 100% YoY), APLN (+ 75% YoY) dan ASRI (+ 6% YoY)," tulis riset.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More