Transaksi Single Day Meledak, Ekonomi China Positif Pulih

Jum'at, 13 November 2020 - 06:35 WIB
Seperti dilansir SCMP, Singles Day saat ini berbeda dengan sebelumnya. Biasanya, pangsa pasar Singles Day dikuasai dan dimonopoli Tmall dan Taobao. Namun, kali ini Alibaba membentuk platform e-commerce business-to-business untuk menjaring konsumen internasional dari Amerika, Australia, dan Jepang. (Baca juga: Manfaat Produk Herbal untuk Ibu Hamil dan Menyusui)

“Konsumsi digital dari kalangan konsumen China memang tidak terkalahkan, tapi potensi dari luar juga bagus,” ujar Ng. “Sepengamatan saya, pesanan barang terbesar selama Singles Day berasal dari Jepang dan Amerika Serikat (AS). Saya kira ini merupakan kabar baik. Apalagi, kondisi pasar dalam negeri baru pulih,” ungkapnya.

Selama pembukaan, penjualan Singles Day 2019 mencapai 70 miliar yuan (Rp140 triliun) hanya dalam 30 menit atau 15 menit lebih cepat dibanding setahun sebelumnya untuk mencapai angka itu. Alibaba telah memonitor setiap transaksi secara real time, termasuk menggunakan platform pembayaran Alibaba, Alipay.

Singles Day atau Guanggun Jie dikenal sebagai hari perayaan para jomblo di China. Dengan popularitas yang semakin tinggi di kalangan generasi muda, Singles Day menjadi hari belanja terbesar di dunia, baik offline ataupun online. Pada 2017 festival anti-Valentine itu berhasil menekan transaksi sebesar 168,2 miliar yuan. (Lihat videonya: Angin Puting Beliung Rusak Sejumlah Rumah)

Alibaba awalnya menggelar Singles Day sebagai bagian dari promosi pada 2009. Namun, festival itu mendapat respons yang tinggi dan menjadi tolak ukur kekuatan konsumen China. Trennya juga terus naik. Pada 2018 konsumen menghabiskan uang belanja 4.000 kali lipat lebih banyak dibanding tahun pertama. (Muh Shamil)
(ysw)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More