Bappenas dan KKP Genjot Ekonomi Pesisir Lewat Terumbu Karang
Jum'at, 13 November 2020 - 14:35 WIB
JAKARTA - Pelaksanaan Coral Reef Rehabilitation and Management Program (COREMAP)-Coral Triangle Initiative (CTI) diharapkan dapat menjadi salah satu pengungkit dalam pemulihan ekonomi pasca-pandemi Covid 19 bagi masyarakat pesisir .
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengatakan, dalam mendukung pembangunan berkelanjutan, Bappenas menegaskan tidak ada trade off antara pertumbuhan ekonomi dan pelestarian lingkungan. ( Baca juga:Suharso Monoarfa Dinilai Masih Paling Ideal Pimpin PPP )
"Pertumbuhan ekonomi dan pelestarian lingkungan ibarat dua sayap angsa. Jadi pelestarian sumber daya pesisir, terutama terumbu karang, dapat menjadi salah satu contoh cara menjaga lingkungan sekaligus meningkatkan perekonomian nasional," ujarnya pada kick off COREMAP-CTI di Sorong, Papua Barat, Jumat (13/11/2020).
Menurut dia, program COREMAP-CTI merupakan salah satu terobosan perkembangan ekowisata berkelanjutkan. Diharapkan dengan adanya kegiatan pelestarian terumbu karang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya di kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil yang ada di wilayah bagian timur Indonesia.
"Kegiatan kick off ini menjadi bagian dari percepatan pembangunan di wilayah timur Indonesia, khususnya di Papua Barat. Kita mesti mendorong tumbuhnya sentra-sentra ekonomi yang memiliki kekayaan keanekaragaman laut yang menjadi objek pariwisata Indonesia timur ini," jelasnya.
Peluncuran COREMAP-CTI juga menjadi salah satu perwujudan visi Presiden Republik Indonesia Joko Widodo untuk menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia. Dengan luas lautan sebesar 70% dari total luas wilayah negara dan panjang garis pantai membentang 108.000 kilometer, Indonesia memiliki potensi sumber daya pesisir yang sangat melimpah, yakni sumber daya ikan sebesar 12,54 juta ton per tahun. Juga merupakan rumah bagi 596 jenis terumbu karang atau 69% dari total terumbu karang di dunia dengan luas tak kurang dari 25.000 kilometer atau sebesar 14% dari luas terumbu karang dunia, serta 39% jenis ikan karang di dunia.
Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo mengatakan, terumbu karang menjaga ekosistem laut secara berkelanjutan terutama keberlanjutan ikan-ikan yang selama ini dikonsumsi.
"Menanam satu terumbu karang sama saja dengan oksigen dari 20 pohon, sangat penting. Cara mengontrol pelestarian terumbu karang, dalam jangka pendek, memperkuat pengawasan rusaknya terumbu karang karena ditabrak kapal. Target jangka panjang dengan lestarinya terumbu karang adalah tempat pemijahan ikan. Untuk produksi ikan, ada juga penambahan cold storage," jelasnya.
COREMAP-CTI merupakan pilot project yang dilaksanakan Indonesia Climate Change Trust Fund (ICCTF) di empat provinsi, yakni Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Papua Barat. Fokus proyek ini adalah mengelola dan memanfaatkan ekosistem terumbu karang serta kawasan konservasi perairan. ( Baca juga:Ngebir Bakal Dilarang, Gimana Nasib Ciu Bekonang? )
Di Papua Barat, pelaksanaan COREMAP-CTI yang meliputi tiga tempat prioritas, yakni Suaka Alam Perairan Kepulauan Raja Ampat, Suaka Alam Perairan Kepulauan Waigeo sebelah barat, dan Kawasan Konservasi Perairan Daerah Raja Ampat.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengatakan, dalam mendukung pembangunan berkelanjutan, Bappenas menegaskan tidak ada trade off antara pertumbuhan ekonomi dan pelestarian lingkungan. ( Baca juga:Suharso Monoarfa Dinilai Masih Paling Ideal Pimpin PPP )
"Pertumbuhan ekonomi dan pelestarian lingkungan ibarat dua sayap angsa. Jadi pelestarian sumber daya pesisir, terutama terumbu karang, dapat menjadi salah satu contoh cara menjaga lingkungan sekaligus meningkatkan perekonomian nasional," ujarnya pada kick off COREMAP-CTI di Sorong, Papua Barat, Jumat (13/11/2020).
Menurut dia, program COREMAP-CTI merupakan salah satu terobosan perkembangan ekowisata berkelanjutkan. Diharapkan dengan adanya kegiatan pelestarian terumbu karang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya di kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil yang ada di wilayah bagian timur Indonesia.
"Kegiatan kick off ini menjadi bagian dari percepatan pembangunan di wilayah timur Indonesia, khususnya di Papua Barat. Kita mesti mendorong tumbuhnya sentra-sentra ekonomi yang memiliki kekayaan keanekaragaman laut yang menjadi objek pariwisata Indonesia timur ini," jelasnya.
Peluncuran COREMAP-CTI juga menjadi salah satu perwujudan visi Presiden Republik Indonesia Joko Widodo untuk menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia. Dengan luas lautan sebesar 70% dari total luas wilayah negara dan panjang garis pantai membentang 108.000 kilometer, Indonesia memiliki potensi sumber daya pesisir yang sangat melimpah, yakni sumber daya ikan sebesar 12,54 juta ton per tahun. Juga merupakan rumah bagi 596 jenis terumbu karang atau 69% dari total terumbu karang di dunia dengan luas tak kurang dari 25.000 kilometer atau sebesar 14% dari luas terumbu karang dunia, serta 39% jenis ikan karang di dunia.
Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo mengatakan, terumbu karang menjaga ekosistem laut secara berkelanjutan terutama keberlanjutan ikan-ikan yang selama ini dikonsumsi.
"Menanam satu terumbu karang sama saja dengan oksigen dari 20 pohon, sangat penting. Cara mengontrol pelestarian terumbu karang, dalam jangka pendek, memperkuat pengawasan rusaknya terumbu karang karena ditabrak kapal. Target jangka panjang dengan lestarinya terumbu karang adalah tempat pemijahan ikan. Untuk produksi ikan, ada juga penambahan cold storage," jelasnya.
COREMAP-CTI merupakan pilot project yang dilaksanakan Indonesia Climate Change Trust Fund (ICCTF) di empat provinsi, yakni Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Papua Barat. Fokus proyek ini adalah mengelola dan memanfaatkan ekosistem terumbu karang serta kawasan konservasi perairan. ( Baca juga:Ngebir Bakal Dilarang, Gimana Nasib Ciu Bekonang? )
Di Papua Barat, pelaksanaan COREMAP-CTI yang meliputi tiga tempat prioritas, yakni Suaka Alam Perairan Kepulauan Raja Ampat, Suaka Alam Perairan Kepulauan Waigeo sebelah barat, dan Kawasan Konservasi Perairan Daerah Raja Ampat.
(uka)
tulis komentar anda