Emiten Alat Kesehatan Incar Pertumbuhan Laba Bersih Hingga 20%
Jum'at, 13 November 2020 - 19:36 WIB
JAKARTA - PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA) emiten yang bergerak dibidang peralatan dan perlengkapan medis berteknologi tinggi (HiTech Healthcare Solutions) optimistis pada tahun depan dapat membukukan peningkatan laba bersih diatas 20% dibandingkan realisasi pada tahun ini.
Direktur PT Itama Ranoraya Tbk Pratoto Raharjo mengatakan tahun 2020, IRRA menargetkan perolehan laba bersih inti (Core net Profit) mampu tumbuh diatas 20% atau mencapai Rp40 miliar. Perseroan masih optimis mampu merealisasikan target tersebut.
Dia mengungkapkan bahwa pola distribusi kinerja di kuartal empat tahun ini tidak berbeda jauh dengan tahun lalu, dimana kuartal ke-4 masih akan menjadi kontribusi terbesar dibandingkan tiga kuartal lainnya.
(Baca Juga : Kilau Uang Bisnis Alat Kesehatan Global)
“Kalau melihat performa kami, sampai kuartal III/2020, dengan pertumbuhan core net profit mencapai 40%-an, kami masih optimis untuk target sampai full year 2020. Order skala besar untuk jarum suntik ADS dan alat terapi plasma darah realisasinya di kuartal IV. Kami juga memiliki tambahan produk Antigen (Tes Diagnostik Covid-19) milik Abbot yang akan mulai kami pasarkan di kuartal IV tahun ini. Insya Allah kami optimis bisa memenuhi target di tahun ini,” kata Pratoto usai menghadiri rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) perseroan di Jakarta, Jumat (13/11/2020).
Menurutnya, pada kuartal III/2020 IRRA telah membukukan pendapatan sebesar Rp141,06 miliar. Perolehan tersebut meningkat 9,4% (year on year/yoy) jika dibandingkan priode yang sama tahun lalu yang tercatat sebesar Rp128,95 miliar. Kontributor terbesar untuk pertumbuhan pendapatan tersebut berasal dari penjualan produk non elektromedik (jarum suntik) yang mengalami pertumbuhan sebesar 19,3% yoy atau menjadi Rp33,14 miliar.
Sementara penjualan produk Diagnostik In Vitro tumbuh 6,5% yoy menjadi Rp107,77 miliar. Pada pos laba, IRRA membukukan kenaikan laba usaha sebesar 31,8% yoy menjadi Rp11,36 miliar.
“Realisasi pertumbuhan laba yang lebih besar menunjukkan terjadinya peningkatan marjin laba usaha IRRA di periode Januari-September sebesar +137 bps atau naik menjadi 8,1%. EBITDA perseroan tercatat tumbuh 35,9% yoy menjadi Rp13,39 milar, dibandingkan perolehan tahun lalu sebesar Rp9,85 miliar,” paparnya.
Untuk diketahui, dalam RUPSLB tersebut, terdapat dua agenda yaitu perubahan susunan pengurus dan perubahan anggaran dasar perseroan. Dalam Agenda pertama, pemegang saham memutuskan mengangkat Prof. Dr. Tjandra Yoga Aditama sebagai Komisaris Utama perseroan.
Direktur PT Itama Ranoraya Tbk Pratoto Raharjo mengatakan tahun 2020, IRRA menargetkan perolehan laba bersih inti (Core net Profit) mampu tumbuh diatas 20% atau mencapai Rp40 miliar. Perseroan masih optimis mampu merealisasikan target tersebut.
Dia mengungkapkan bahwa pola distribusi kinerja di kuartal empat tahun ini tidak berbeda jauh dengan tahun lalu, dimana kuartal ke-4 masih akan menjadi kontribusi terbesar dibandingkan tiga kuartal lainnya.
(Baca Juga : Kilau Uang Bisnis Alat Kesehatan Global)
“Kalau melihat performa kami, sampai kuartal III/2020, dengan pertumbuhan core net profit mencapai 40%-an, kami masih optimis untuk target sampai full year 2020. Order skala besar untuk jarum suntik ADS dan alat terapi plasma darah realisasinya di kuartal IV. Kami juga memiliki tambahan produk Antigen (Tes Diagnostik Covid-19) milik Abbot yang akan mulai kami pasarkan di kuartal IV tahun ini. Insya Allah kami optimis bisa memenuhi target di tahun ini,” kata Pratoto usai menghadiri rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) perseroan di Jakarta, Jumat (13/11/2020).
Menurutnya, pada kuartal III/2020 IRRA telah membukukan pendapatan sebesar Rp141,06 miliar. Perolehan tersebut meningkat 9,4% (year on year/yoy) jika dibandingkan priode yang sama tahun lalu yang tercatat sebesar Rp128,95 miliar. Kontributor terbesar untuk pertumbuhan pendapatan tersebut berasal dari penjualan produk non elektromedik (jarum suntik) yang mengalami pertumbuhan sebesar 19,3% yoy atau menjadi Rp33,14 miliar.
Sementara penjualan produk Diagnostik In Vitro tumbuh 6,5% yoy menjadi Rp107,77 miliar. Pada pos laba, IRRA membukukan kenaikan laba usaha sebesar 31,8% yoy menjadi Rp11,36 miliar.
“Realisasi pertumbuhan laba yang lebih besar menunjukkan terjadinya peningkatan marjin laba usaha IRRA di periode Januari-September sebesar +137 bps atau naik menjadi 8,1%. EBITDA perseroan tercatat tumbuh 35,9% yoy menjadi Rp13,39 milar, dibandingkan perolehan tahun lalu sebesar Rp9,85 miliar,” paparnya.
Untuk diketahui, dalam RUPSLB tersebut, terdapat dua agenda yaitu perubahan susunan pengurus dan perubahan anggaran dasar perseroan. Dalam Agenda pertama, pemegang saham memutuskan mengangkat Prof. Dr. Tjandra Yoga Aditama sebagai Komisaris Utama perseroan.
Lihat Juga :
tulis komentar anda