90% Bahan Baku Obat Impor, Luhut: AS Relokasi Industri Farmasi dari China ke RI

Minggu, 10 Mei 2020 - 18:53 WIB
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, pemerintah Amerika Serikat (AS) berkeinginan untuk merelokasi industri farmasinya dari China ke Indonesia. Foto/Dok
JAKARTA - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, pemerintah Amerika Serikat (AS) berkeinginan untuk merelokasi industri farmasinya dari China ke Indonesia. Hal itu menyusul ketegangan antara dua ekonomi terbesar di dunia tersebut setelah sempat terlibat perang dagang

"Kita baru sadar betul obat-obatan itu hampir 90% impor. Presiden kemarin sudah memerintah semua dibikin dalam negeri. Presiden bicara dengan Presiden Trump. Sekarang Trump sama Indonesia karena dia berantem sama China. Dia mau relokasi industrinya. Saya diminta presiden bicara sama pembantunya Trump," kata Luhut dalam wawancara online di Jakarta, Minggu (10/5/2020).

Sambung dia mengungkapkan, terkait relokasi pabrik AS yang ada di China ke Indonesia telah dikoordinasikan dengan Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo. Dimana Ganjar ditugaskan untuk menyiapkan lahan seluas 4.000 hektare guna membangun kawasan ekonomi khusus.

"Sekarang mau kami kerjain, saya sudah bicara dengan Gubernur Jateng Pak Ganjar. Sekarang mau memulai kerjakan, karena pernah mau kerjakan, tapi terhenti,” tuturnya.

Dia menambahkan, industri farmasi dan alat medis menjadi konsen pemerintah, karena setelah kejadian wabah corona ini terlihat bahwa ketergantungan alat medis dari luar negeri sangat tinggi. Bahkan, sekitar 90% lebih didapatkan dari impor.

“Industri kesehatan akan kita reformasi agar lebih bagus. Kita sadar farmasi itu 90% impor. Ini menjadi konsen presiden juga. Kita ingin semuanya dibuat dalam negeri,” katanya.
(akr)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More