Ekonomi RI Meroket 6%, Bahlil: Butuh Investasi Hampir Rp5.000 Triliun
Selasa, 17 November 2020 - 14:44 WIB
JAKARTA - Pemerintah terus berupaya supaya ekonomi Indonesia kembali pulih dari dampak Pandemi Covid-19. Pasalnya, pertumbuhan ekonomi yang tinggi membutuhkan investasi besar.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan, untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 6%, maka Indonesia membutuhkan investasi senilai Rp4.983,2 triliun
"Kalau kita ingin pertumbuhan ekonomi kita nasional 6 persen ini adalah target yang akan kita lakukan sampai 2024," kata Bahlil dalam video virtual, Selasa (17/11/202).
Kata dia, besaran investasi yang dibutuhkan Indonesia di luar investasi sektor keuangan, minyak dan gas bumi atau migas dan investasi pemerintah sehingga murni investasi di sektor riil. "Ini minus sektor keuangan migas dan investasi pemerintah ini the riil investasi di sektor riil baik penanaman modal asing dan penanaman modal dalam negeri," tutur dia.
Dia merinci, besaran target dalam empat tahun mendatang ini naik hingga 47,3% dari realisasi investasi 2015-2019 yang sebesar Rp3.381,9 triliun. Adapun, capaian target ini bisa direalisasikan. Untuk bisa mencapai target pada 2024, Bahlil menyatakan, pada tahun ini realisasi investasi harus sebesar Rp817,2 triliun, pada 2021 Rp858,5 triliun, 2022 Rp968,4 triliun, 2023 Rp1.088,8 triliun dan 2024 Rp1.239,3 trilium. "Ini kami diberikan target Bappenas Rp886 triliun pada 2020 sebelum Pandemi COVID-19 namun pandemi kita revisi jadi Rp817,2 triliun, nah sampai September kita sudah realisasi Rp611,6 triliun," tandasnya.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan, untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 6%, maka Indonesia membutuhkan investasi senilai Rp4.983,2 triliun
"Kalau kita ingin pertumbuhan ekonomi kita nasional 6 persen ini adalah target yang akan kita lakukan sampai 2024," kata Bahlil dalam video virtual, Selasa (17/11/202).
Kata dia, besaran investasi yang dibutuhkan Indonesia di luar investasi sektor keuangan, minyak dan gas bumi atau migas dan investasi pemerintah sehingga murni investasi di sektor riil. "Ini minus sektor keuangan migas dan investasi pemerintah ini the riil investasi di sektor riil baik penanaman modal asing dan penanaman modal dalam negeri," tutur dia.
Dia merinci, besaran target dalam empat tahun mendatang ini naik hingga 47,3% dari realisasi investasi 2015-2019 yang sebesar Rp3.381,9 triliun. Adapun, capaian target ini bisa direalisasikan. Untuk bisa mencapai target pada 2024, Bahlil menyatakan, pada tahun ini realisasi investasi harus sebesar Rp817,2 triliun, pada 2021 Rp858,5 triliun, 2022 Rp968,4 triliun, 2023 Rp1.088,8 triliun dan 2024 Rp1.239,3 trilium. "Ini kami diberikan target Bappenas Rp886 triliun pada 2020 sebelum Pandemi COVID-19 namun pandemi kita revisi jadi Rp817,2 triliun, nah sampai September kita sudah realisasi Rp611,6 triliun," tandasnya.
(nng)
tulis komentar anda