Dibalik Ribut Trump-Biden, Emak-emak di AS Ternyata Cuek Pilih Borong Perhiasan dari RI
Kamis, 19 November 2020 - 14:47 WIB
JAKARTA - Di tengah gaduh pesta demokrasi pemilihan presiden AS antara Trump dan Biden ada yang tak kalah menarik. Bagaimana tidak, ternyata dibalik itu ekspor perhiasan RI ke AS justru mengalami peningkatan. Berdasarkan laporan Kemenperin, ekspor perhiasan ke AS mengalami peningkatan dari Januari-September tahun ini sebesar 37% lebih tinggi dibanadingkan tahun sebelumnya. Sementara secara keseluruhan nilai ekspor perhiasan mencapai USD1,1 juta dengan lima tujuan ekspor, yakni Hongkong, AS, Swiss dan Uni Emirat Arab.
"Nilai ekspornya mengalami kenaikan sebanyak 37%. Indonesia menjadi negara pertama yang mengalami kenaikan terbesar untuk ekspor perhiasan emas ke AS," ungkap Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin, Gati Wibawaningsih di Jakarta, Kamis (19/11/2020).
Gati menjelaskan, peningkatan ekspor perhiasan tersebut menjadi semangat bagi Industri Kecil dan Menengah (IKM) perhiasan untuk RI bangkit kembali dari keterpurukan. Pihaknya menegaskan bahwa tantangan yang saat ini dihadapi industri emas dan perhiasan adalah jumlah dan kompetensi SDM di bidang emas dan perhiasan masih perlu ditingkatkan.
Oleh karena itu, Kemenperin terus mengembangkan ketrampilan SDM di sektor IKM perhiasan melalui fasilitasi bimbingan teknis, penyediaan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) di bidang perhiasan logam mulia. SKKNI diperlukan sebagai salah satu upaya untuk membangun SDM dari sisi tenaga kerja industri.
Lebih lanjut, dalam peningkatan daya saing IKM perhiasan nasional, pemerintah juga melakukan upaya penerapan standar barang emas. Pada awal tahun 2020, pemerintah telah menetapkan SNI barang-barang emas (SNI 8880:2020) yang bertujuan memberi acuan standar bagi produsen dan laboratorium, serta memberi perlindungan kepada konsumen tentang standar perhiasan.
Seiring upaya tersebut, juga diperlukan kegiatan sosialisasi pada retailer dan sektor industri terkait informasi mengenai kadar emas dengan tepat agar tidak terjadi miss-informasi. "Seperti kita ketahui, produk perhiasan emas Indonesia sangat terkenal dengan desain dan kehalusannya," ungkapnya.
"Nilai ekspornya mengalami kenaikan sebanyak 37%. Indonesia menjadi negara pertama yang mengalami kenaikan terbesar untuk ekspor perhiasan emas ke AS," ungkap Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin, Gati Wibawaningsih di Jakarta, Kamis (19/11/2020).
Gati menjelaskan, peningkatan ekspor perhiasan tersebut menjadi semangat bagi Industri Kecil dan Menengah (IKM) perhiasan untuk RI bangkit kembali dari keterpurukan. Pihaknya menegaskan bahwa tantangan yang saat ini dihadapi industri emas dan perhiasan adalah jumlah dan kompetensi SDM di bidang emas dan perhiasan masih perlu ditingkatkan.
Oleh karena itu, Kemenperin terus mengembangkan ketrampilan SDM di sektor IKM perhiasan melalui fasilitasi bimbingan teknis, penyediaan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) di bidang perhiasan logam mulia. SKKNI diperlukan sebagai salah satu upaya untuk membangun SDM dari sisi tenaga kerja industri.
Lebih lanjut, dalam peningkatan daya saing IKM perhiasan nasional, pemerintah juga melakukan upaya penerapan standar barang emas. Pada awal tahun 2020, pemerintah telah menetapkan SNI barang-barang emas (SNI 8880:2020) yang bertujuan memberi acuan standar bagi produsen dan laboratorium, serta memberi perlindungan kepada konsumen tentang standar perhiasan.
Seiring upaya tersebut, juga diperlukan kegiatan sosialisasi pada retailer dan sektor industri terkait informasi mengenai kadar emas dengan tepat agar tidak terjadi miss-informasi. "Seperti kita ketahui, produk perhiasan emas Indonesia sangat terkenal dengan desain dan kehalusannya," ungkapnya.
(nng)
tulis komentar anda