Pasar Asean Mulai Bangkit, Ada 77 Perusahaan IPO Senilai USD4,3 Miliar
Jum'at, 20 November 2020 - 14:13 WIB
JAKARTA - Berdasarkan laporan Ernst & Young (EY) di Asean, ada 77 perusahaan yang mencatatkan sahamnya di bursa efek melalui initial public offering (IPO) senilai USD4,3 miliar year to date. Angka itu menunjukkan sedikit penurunan pada volume (turun 13%) tetapi peningkatan pada pendapatan (naik 12%) dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Pada kuartal III 2020, ada total 33 IPO yang mengumpulkan USD1,1 miliar di seluruh Asean, dimana naik 175% dalam volume dan 491% dalam hasil dari kuartal II 2020.
Meski Malaysia mengalami peningkatan yang stabil dalam aktivitas secara keseluruhan, dampak ekonomi dari pandemi Covid-19 terasa cukup signifikan, terutama di Indonesia dan Thailand.
(Baca Juga : Aktivitas IPO Global Meroket Capai Rekor Tertinggi di Kuartal III/2020)
Akibatnya, wilayah terkait memerlukan waktu yang relatif lama untuk pulih. Meskipun demikian, Indonesia memiliki satu IPO dalam list yang dapat mengumpulkan USD500 juta di akhir tahun. Sedangkan Thailand memiliki beberapa IPO yang cukup besar yang dapat go public pada kuartal IV 2020.
EY Asean IPO Leader Max Loh mengatakan aktivitas IPO yang sehat pada kuartal III 2020 menunjukkan bahwa perusahaan di Asia-Pasifik memanfaatkan peluang untuk go-public dalam meningkatkan ketahanan dan meningkatkan basis modal mereka untuk investasi dan pertumbuhan.
(Baca Juga : Cara OJK Agar Pergerakan Saham di Pasar Modal Bisa Ngegas Lagi)
"Valuasi kuat yang terlihat di beberapa perusahaan 'ekonomi baru' yang terdaftar baru-baru ini dan yang tidak terkena dampak pandemi memberikan sinyal positif kepada calon IPO potensial lainnya yang ingin menyelesaikan transaksi mereka di kuartal mendatang,” kata dia dalam keterangan resmi Jumat (20/11/2020).
Angka IPO di Asean tertinggal dari pasar Asia-Pasifik lainnya. Tetapi dengan pemulihan ekonomi dan fundamental yang kuat, ada indikator positif bahwa momentum IPO bisa terjadi.
Pada kuartal III 2020, ada total 33 IPO yang mengumpulkan USD1,1 miliar di seluruh Asean, dimana naik 175% dalam volume dan 491% dalam hasil dari kuartal II 2020.
Meski Malaysia mengalami peningkatan yang stabil dalam aktivitas secara keseluruhan, dampak ekonomi dari pandemi Covid-19 terasa cukup signifikan, terutama di Indonesia dan Thailand.
(Baca Juga : Aktivitas IPO Global Meroket Capai Rekor Tertinggi di Kuartal III/2020)
Akibatnya, wilayah terkait memerlukan waktu yang relatif lama untuk pulih. Meskipun demikian, Indonesia memiliki satu IPO dalam list yang dapat mengumpulkan USD500 juta di akhir tahun. Sedangkan Thailand memiliki beberapa IPO yang cukup besar yang dapat go public pada kuartal IV 2020.
EY Asean IPO Leader Max Loh mengatakan aktivitas IPO yang sehat pada kuartal III 2020 menunjukkan bahwa perusahaan di Asia-Pasifik memanfaatkan peluang untuk go-public dalam meningkatkan ketahanan dan meningkatkan basis modal mereka untuk investasi dan pertumbuhan.
(Baca Juga : Cara OJK Agar Pergerakan Saham di Pasar Modal Bisa Ngegas Lagi)
"Valuasi kuat yang terlihat di beberapa perusahaan 'ekonomi baru' yang terdaftar baru-baru ini dan yang tidak terkena dampak pandemi memberikan sinyal positif kepada calon IPO potensial lainnya yang ingin menyelesaikan transaksi mereka di kuartal mendatang,” kata dia dalam keterangan resmi Jumat (20/11/2020).
Angka IPO di Asean tertinggal dari pasar Asia-Pasifik lainnya. Tetapi dengan pemulihan ekonomi dan fundamental yang kuat, ada indikator positif bahwa momentum IPO bisa terjadi.
(her)
Lihat Juga :
tulis komentar anda