IPOC ke-16 Bahas Strategi Industri Sawit di Era New Normal
Jum'at, 20 November 2020 - 17:24 WIB
JAKARTA-Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia ( Gapki ) kembali menyelenggarakan
Indonesian Palm Oil Conference (IPOC) yang ke-16 pada tanggal 2 - 3 Desember 2020 secara virtual mengingat kondisi pandemi Covid-19.
IPOC merupakan konferensi industri minyak sawit terbesar dunia, yang memberikan informasi perkembangan industri sawit Indonesia dan global terkini serta menganalisis tren harga minyak sawit ke depan. Adapun IPOC tahun ini mengusung tema "Palm Oil Industry in the New Normal Economy".
Ketua Panitia Penyelenggara IPOC Mona Surya mengatakan, pandemi Covid-19 telah berdampak pada perekonomian dan perdagangan secara global. Beberapa negara bahkan telah mengalami resesi ekonomi sehingga perlambatan ekonomi dan pembangunan tidak terhindari.
(Baca juga:Ketum Gapki: Jangan Viralkan Konten Kebencian Terhadap Kelapa Sawit)
"Memang di industri sawit dampaknya tidak terlalu signifikan. Kegiatan operasional pun tetap berjalan normal dengan menerapkan protokol kesehatan," ujarnya dalam jumpa pers virtual, Jumat (20/11/2020).
Meski demikian, kekhawatiran bisa saja terjadi. Mona menuturkan, konsumsi yang menurun akibat perubahan pola hidup dan perlambatan ekonomi akan memengaruhi demand secara global. Untuk itu diperlukan strategi yang tepat untuk menjaga kestabilan harga dan daya saing dalam situasi yang tidak pasti ini.
"Tema di atas diangkat untuk membahas strategi yang lebih baik di era new normal. Konferensi selama dua hari ini akan membahas rencana pemulihan ekonomi Indonesia secara makro dengan berbagai kebijakan moneter dan kebijakan energi terbarukan," jelasnya.
Rencananya, IPOC tahun ini akan dibuka oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI yang sekaligus memberikan Special Keynote Speech. Acara ini akan dihadiri sekitar 1000 peserta.
Ketua Umum Gapki Joko Supriyono mengatakan, penyelenggaraan IPOC ke-16 merupakan momentum yang pas untuk merencanakan strategi industri sawit di tahun depan mengingat banyak perubahan yang terjadi sepanjang tahun 2020.
"Ini menjadi penting karena meski operasional berjalan normal namun permintaan pasar ekspor mengalami kontraksi. Ini momen pas karena akhir tahun untuk merencanakan di tahun depan," tandasnya.
Indonesian Palm Oil Conference (IPOC) yang ke-16 pada tanggal 2 - 3 Desember 2020 secara virtual mengingat kondisi pandemi Covid-19.
IPOC merupakan konferensi industri minyak sawit terbesar dunia, yang memberikan informasi perkembangan industri sawit Indonesia dan global terkini serta menganalisis tren harga minyak sawit ke depan. Adapun IPOC tahun ini mengusung tema "Palm Oil Industry in the New Normal Economy".
Ketua Panitia Penyelenggara IPOC Mona Surya mengatakan, pandemi Covid-19 telah berdampak pada perekonomian dan perdagangan secara global. Beberapa negara bahkan telah mengalami resesi ekonomi sehingga perlambatan ekonomi dan pembangunan tidak terhindari.
(Baca juga:Ketum Gapki: Jangan Viralkan Konten Kebencian Terhadap Kelapa Sawit)
"Memang di industri sawit dampaknya tidak terlalu signifikan. Kegiatan operasional pun tetap berjalan normal dengan menerapkan protokol kesehatan," ujarnya dalam jumpa pers virtual, Jumat (20/11/2020).
Meski demikian, kekhawatiran bisa saja terjadi. Mona menuturkan, konsumsi yang menurun akibat perubahan pola hidup dan perlambatan ekonomi akan memengaruhi demand secara global. Untuk itu diperlukan strategi yang tepat untuk menjaga kestabilan harga dan daya saing dalam situasi yang tidak pasti ini.
"Tema di atas diangkat untuk membahas strategi yang lebih baik di era new normal. Konferensi selama dua hari ini akan membahas rencana pemulihan ekonomi Indonesia secara makro dengan berbagai kebijakan moneter dan kebijakan energi terbarukan," jelasnya.
Rencananya, IPOC tahun ini akan dibuka oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI yang sekaligus memberikan Special Keynote Speech. Acara ini akan dihadiri sekitar 1000 peserta.
Ketua Umum Gapki Joko Supriyono mengatakan, penyelenggaraan IPOC ke-16 merupakan momentum yang pas untuk merencanakan strategi industri sawit di tahun depan mengingat banyak perubahan yang terjadi sepanjang tahun 2020.
"Ini menjadi penting karena meski operasional berjalan normal namun permintaan pasar ekspor mengalami kontraksi. Ini momen pas karena akhir tahun untuk merencanakan di tahun depan," tandasnya.
(bai)
tulis komentar anda