Industri Properti Adu Kuat di Koridor Timur Jakarta
Rabu, 25 November 2020 - 15:15 WIB
Johannes Suriadjaja juga menginformasikan bahwa sejumlah investor dari berbagai industri sudah menyatakan tertarik mengembangkan bisnis di Subang Smartpolitan. Ditargetkan di kawasan itu akan hadir perusahaan dari sektor automotif, consumer goods, farmasi dan perlengkapan medis equipment, IT, dan logistik. (Baca juga: Pesona Jatiluwih Bisa Dinikmati saat Pandemi)
Portofolio investasi SSIA sendiri di antaranya Suryacipta City of Industry, SLP Karawang, Graha Surya Internusa (akan dibangun kembali menjadi menara SSI Tower), Hotel Gran Melia Jakarta, Melia Bali Hotel, Banyan Tree Ungasan Resort Bali, dan BATIQA Hotels.
Kawasan koridor timur Jakarta memang digadang-gadang menjadi kawasan dengan pertumbuhan paling pesat. Hari Ganie, Wakil Ketua Umum DPP Real Estate Indonesia (REI) Bidang Tata Ruang, Pengembangan Kawasan dan Properti Ramah Lingkungan, mengatakan koridor timur Jakarta ini memiliki akses yang bagus dari sisi infrastruktur, dikenal sebagai sentra industri terbesar di Asia Tenggara dan posisinya strategis karena menghubungkan dua kota besar di Indonesia, yakni Jakarta dan Bandung yang tidak hanya terkoneksi lewat jalan tol, tetapi nantinya juga dengan kereta cepat. Koridor timur Jakarta, kata Hari Ganie, bahkan akan menjadi satu-satunya kawasan megaurban di Indonesia.
"Koridor timur Jakarta ini paling memenuhi syarat untuk bangkit lebih dahulu setelah pandemi dibandingkan daerah atau kawasan-kawasan lainnya,” ujar Hari. (Baca juga: Mau Beli Vaksin Covid via Online? Begini Caranya...)
Berdasarkan data REI, koridor timur yang terbentang dari Bekasi, Cikarang, Karawang, hingga Subang tumbuh sangat cepat. Saat ini sekitar 47% pasokan perumahan di Jabodetabek berlokasi di koridor ini di mana 73% di antaranya merupakan pengembangan perumahan segmen menengah bawah.
Pengembang besar yang memiliki megaproyek di kawasan ini di antaranya PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN), PT Jababeka (KIJA), PT Lippo Cikarang (LPKR), juga PT Lippo Karawaci (LPKR) dengan mega proyek kota baru Meikarta. Ada juga Sinar Mas Land yang mengembangkan kawasan Kota Delta Mas dan Grand Wisata dan PT Summarecon Agung (SMRA) yang mengembangkan Summarecon Bekasi dan Summarecon Karawang.
Direktur Jababeka Sutedja S Darmono mengatakan, kawasan yang dikembangkan di koridor timur Jakarta telah bertumbuh menjadi aset properti unggulan yang sangat lengkap, baik pusat bisnis, gaya hidup, destinasi hunian, dan kawasan industri. (Lihat videonya: Gunung Slamet Dilanda Badai dan Hujan Es)
Sementara Senior Advisor Lippo Cikarang Andreas Nawawi mengatakan, saat ini koridor timur Jakarta sedang berada di momentumnya yang dibuktikan dengan investasi besar pemerintah di sektor infrastruktur, selain banyaknya swasta yang masuk berinvestasi di kawasan itu. (Anton C)
Portofolio investasi SSIA sendiri di antaranya Suryacipta City of Industry, SLP Karawang, Graha Surya Internusa (akan dibangun kembali menjadi menara SSI Tower), Hotel Gran Melia Jakarta, Melia Bali Hotel, Banyan Tree Ungasan Resort Bali, dan BATIQA Hotels.
Kawasan koridor timur Jakarta memang digadang-gadang menjadi kawasan dengan pertumbuhan paling pesat. Hari Ganie, Wakil Ketua Umum DPP Real Estate Indonesia (REI) Bidang Tata Ruang, Pengembangan Kawasan dan Properti Ramah Lingkungan, mengatakan koridor timur Jakarta ini memiliki akses yang bagus dari sisi infrastruktur, dikenal sebagai sentra industri terbesar di Asia Tenggara dan posisinya strategis karena menghubungkan dua kota besar di Indonesia, yakni Jakarta dan Bandung yang tidak hanya terkoneksi lewat jalan tol, tetapi nantinya juga dengan kereta cepat. Koridor timur Jakarta, kata Hari Ganie, bahkan akan menjadi satu-satunya kawasan megaurban di Indonesia.
"Koridor timur Jakarta ini paling memenuhi syarat untuk bangkit lebih dahulu setelah pandemi dibandingkan daerah atau kawasan-kawasan lainnya,” ujar Hari. (Baca juga: Mau Beli Vaksin Covid via Online? Begini Caranya...)
Berdasarkan data REI, koridor timur yang terbentang dari Bekasi, Cikarang, Karawang, hingga Subang tumbuh sangat cepat. Saat ini sekitar 47% pasokan perumahan di Jabodetabek berlokasi di koridor ini di mana 73% di antaranya merupakan pengembangan perumahan segmen menengah bawah.
Pengembang besar yang memiliki megaproyek di kawasan ini di antaranya PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN), PT Jababeka (KIJA), PT Lippo Cikarang (LPKR), juga PT Lippo Karawaci (LPKR) dengan mega proyek kota baru Meikarta. Ada juga Sinar Mas Land yang mengembangkan kawasan Kota Delta Mas dan Grand Wisata dan PT Summarecon Agung (SMRA) yang mengembangkan Summarecon Bekasi dan Summarecon Karawang.
Direktur Jababeka Sutedja S Darmono mengatakan, kawasan yang dikembangkan di koridor timur Jakarta telah bertumbuh menjadi aset properti unggulan yang sangat lengkap, baik pusat bisnis, gaya hidup, destinasi hunian, dan kawasan industri. (Lihat videonya: Gunung Slamet Dilanda Badai dan Hujan Es)
Sementara Senior Advisor Lippo Cikarang Andreas Nawawi mengatakan, saat ini koridor timur Jakarta sedang berada di momentumnya yang dibuktikan dengan investasi besar pemerintah di sektor infrastruktur, selain banyaknya swasta yang masuk berinvestasi di kawasan itu. (Anton C)
(ysw)
tulis komentar anda