Tanpa Libur Panjang, Perayaan Natal Tetap Akan Mendongkrak Konsumsi Masyarakat
Rabu, 02 Desember 2020 - 09:56 WIB
Tanpa libur panjang perayaan Natal tetap akan mendongkrak konsumsi. FOTO/Ilustrasi/Ali Masduki
JAKARTA - Ekonom Bank BNI Ryan Kiryanto menilai tingkat konsumsi masyarakat tetap akan naik di Desember 2020. Meskipun, pemerintah memutuskan untuk memangkas cuti bersama selama tiga hari.
"Ini karena ada perayaan Natal dan Tahun Baru 2021 sebagai wujud tradisi musiman di negara kita. Inflasi bulan Desember berpotensi naik ke 0,5% seiring lonjakan mobilitas orang dan barang serta perilaku konsumsi masyarakat untuk merayakan Natal dan Tahun Baru. Jadi konsumsi akan naik," kata Ryan saat dihubungi SINDOnews di Jakarta, Rabu (2/12/2020).
Kata dia, sebagian pekerja akan menggunakan hak cutinya untuk merayakan natal bagi yang merayakan sehingga berpeluang mendorong mobilitas dan permintaan di sektor riil. "Alhasil pertumbuhan kredit modal kerja dan kredit konsumtif di Desember 2020 akan meningkat pula," katanya.
Dengan demikian, pemangkasan tiga hari liburan relatif tidak mempengaruhi ekonomi, sebaliknya gairah di sektor riil dan di masyarakat tetap akan meningkat sehingga pertumbuhan ekonomi akan positif. "PDB di kuartal keempat 2020 ini yang diperkirakan berkisar minus 1% yoy akan jauh lebih baik dibanding PDB kuartal kedua yang minus 5,32% yoy dan di kuartal ketiga yang minus 3,49% yoy," bebernya.
"Ini karena ada perayaan Natal dan Tahun Baru 2021 sebagai wujud tradisi musiman di negara kita. Inflasi bulan Desember berpotensi naik ke 0,5% seiring lonjakan mobilitas orang dan barang serta perilaku konsumsi masyarakat untuk merayakan Natal dan Tahun Baru. Jadi konsumsi akan naik," kata Ryan saat dihubungi SINDOnews di Jakarta, Rabu (2/12/2020).
Kata dia, sebagian pekerja akan menggunakan hak cutinya untuk merayakan natal bagi yang merayakan sehingga berpeluang mendorong mobilitas dan permintaan di sektor riil. "Alhasil pertumbuhan kredit modal kerja dan kredit konsumtif di Desember 2020 akan meningkat pula," katanya.
Dengan demikian, pemangkasan tiga hari liburan relatif tidak mempengaruhi ekonomi, sebaliknya gairah di sektor riil dan di masyarakat tetap akan meningkat sehingga pertumbuhan ekonomi akan positif. "PDB di kuartal keempat 2020 ini yang diperkirakan berkisar minus 1% yoy akan jauh lebih baik dibanding PDB kuartal kedua yang minus 5,32% yoy dan di kuartal ketiga yang minus 3,49% yoy," bebernya.
(nng)
tulis komentar anda