Kasus Benih Lobster, Adik Prabowo Subianto: Kami Lama Berbisnis, Tak Pernah Main Curang
Jum'at, 04 Desember 2020 - 16:54 WIB
JAKARTA - Terkait kasus korupsi ekspor benih lobster atau benur yang menyeret Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Edhy Prabowo usai diamankan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) beberapa waktu lalu setelah pulang dari Amerika Serikat di Bandara Soekarno Hatta. Namun ternyata jauh sebelum kasus tersebut, sempat ada anggapan praktik kronisme terkait ekspor benih lobster.
Mengingat, dari beberapa perusahaan yang ditunjuk sebagai eksportir, ada salah satu perusahaan milik kader Gerindra dan yang berafiliasi dengannya. Salah satunya adalah eskportir PT Bima Sakti Mutiara. Pada posisi jajaran Dewan Komisaris perusahaan tersebut ada nama adik dari Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto yakni Hashim Djojohadikusumo .
(Baca Juga: Disebut Terkait PT ACK Soal Kasus Ekspor Benur, Adik Prabowo: Kami Merasa Dikorbankan )
Perusahaan ini juga menempatkan Rahayu Saraswati Djojohadikusumo sebagai Direktur Utama. Rahayu merupkan putri dari Hashim atau keponakan dari Prabowo Subianto. Dengan adanya hal itu, Hashim Djojohadikusumo menduga kasus ini ada motivasi politik tertentu, untuk menjatuhkan nama keluarganya.
"Kami sudah lama berbisnis, tidak pernah kami curang apalagi korupsi, apalagi melanggar peraturan-peraturan yang berlaku. Ini yang mau saya sampaikan," ujar dia dalam konfrensi pers Jakarta Utara, Jumat (4/12/2020).
Lebih lanjut Ia menerangkan, pihaknya juga berniat untuk budidaya lobster, teripang, kepiting, guna menjadikan Indonesia super power. "Kami tidak mau negara lain seperti Vietnam menjadi pesaing kita. Dan kami tidak mau mereka melebihi kita," ungkap dia.
Dia juga menambahkan, masalah ekspor benur lobster ini sangat kebangetan. "Kelewatan saya kira begitu. Saya sedikit emosi, mohon maaf," tandas dia.
(Baca Juga: Kepada Edhy Prabowo, Hashim Djojohadikusumo: Saya Usulkan, Berikanlah Izin Sebanyak-banyaknya )
Sebelumnya, Pengacara Hashim Djojohadikusumo, Hotman Paris mengatakan bahwa kenyataannya sampai hari ini PT Bima Sakti Mutiara belum mempunyai atau masih menunggu kelengkapan izin ekspor.
"Jadi, masih menunggu ada empat sertifikat lagi yang harus dipenuhi. Pertama, surat keterangan telah melakukan pembudidayaan lobster bagi eksportir belum dapat," ujar Hotman Paris.
Lihat Juga: Beredar Surat Ajakan Prabowo Memilih RK-Suswono, Riza Patria: Dibuat Bukan pada Masa Tenang
Mengingat, dari beberapa perusahaan yang ditunjuk sebagai eksportir, ada salah satu perusahaan milik kader Gerindra dan yang berafiliasi dengannya. Salah satunya adalah eskportir PT Bima Sakti Mutiara. Pada posisi jajaran Dewan Komisaris perusahaan tersebut ada nama adik dari Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto yakni Hashim Djojohadikusumo .
(Baca Juga: Disebut Terkait PT ACK Soal Kasus Ekspor Benur, Adik Prabowo: Kami Merasa Dikorbankan )
Perusahaan ini juga menempatkan Rahayu Saraswati Djojohadikusumo sebagai Direktur Utama. Rahayu merupkan putri dari Hashim atau keponakan dari Prabowo Subianto. Dengan adanya hal itu, Hashim Djojohadikusumo menduga kasus ini ada motivasi politik tertentu, untuk menjatuhkan nama keluarganya.
"Kami sudah lama berbisnis, tidak pernah kami curang apalagi korupsi, apalagi melanggar peraturan-peraturan yang berlaku. Ini yang mau saya sampaikan," ujar dia dalam konfrensi pers Jakarta Utara, Jumat (4/12/2020).
Lebih lanjut Ia menerangkan, pihaknya juga berniat untuk budidaya lobster, teripang, kepiting, guna menjadikan Indonesia super power. "Kami tidak mau negara lain seperti Vietnam menjadi pesaing kita. Dan kami tidak mau mereka melebihi kita," ungkap dia.
Dia juga menambahkan, masalah ekspor benur lobster ini sangat kebangetan. "Kelewatan saya kira begitu. Saya sedikit emosi, mohon maaf," tandas dia.
(Baca Juga: Kepada Edhy Prabowo, Hashim Djojohadikusumo: Saya Usulkan, Berikanlah Izin Sebanyak-banyaknya )
Sebelumnya, Pengacara Hashim Djojohadikusumo, Hotman Paris mengatakan bahwa kenyataannya sampai hari ini PT Bima Sakti Mutiara belum mempunyai atau masih menunggu kelengkapan izin ekspor.
"Jadi, masih menunggu ada empat sertifikat lagi yang harus dipenuhi. Pertama, surat keterangan telah melakukan pembudidayaan lobster bagi eksportir belum dapat," ujar Hotman Paris.
Lihat Juga: Beredar Surat Ajakan Prabowo Memilih RK-Suswono, Riza Patria: Dibuat Bukan pada Masa Tenang
(akr)
tulis komentar anda