Utang Global Diproyeksi Tembus Rp2,8 Juta Triliun, Bisa Buat Apa Ya?
Jum'at, 04 Desember 2020 - 19:55 WIB
LONDON - S&P Global memproyeksikan utang global akan mencapai USD200 triliun, atau 265% dari output ekonomi tahunan dunia, pada akhir tahun ini. Untungnya, menggelembungnya utang global ini tak diikuti prediksi adanya krisis dalam waktu dekat.
Jika dirupiahkan, dengan kurs Rp14.000 per USD, maka nilai utang global tersebut mencapai Rp2,8 juta triliun alias Rp2,8 kuintiliun, atau Rp2,8 diikuti dengan 18 angka nol di belakangnya.
(Baca Juga: Penawaran Surat Utang Negara Capai Rp94,3 Triliun)
S&P Global menyatakan, kenaikan utang global itu diperkuat oleh penurunan ekonomi yang disebabkan oleh pandemi Covid-19 dan pinjaman ekstra yang harus diambil oleh pemerintah, perusahaan, dan rumah tangga.
"Utang global terhadap PDB (produk domestik bruto) telah meningkat selama bertahun-tahun, pandemi hanya memperburuk peningkatan," ungkap laporan S&P yang dikutip Reuters, Jumat (4/12/2020).
Namun, terlepas dari lonjakan dan gelombang default yang diharapkan selama tahun mendatang, S&P Globaltidak mengharapkan adanya krisis besar pada tahap ini.
"Proyeksi kenaikan 14% dalam utang global terhadap PDB pada tahun 2020 tidak mungkin menyebabkan krisis utang jangka pendek, asalkan ekonomi pulih, vaksin didistribusikan secara luas, suku bunga tetap sangat rendah, dan perilaku meminjam moderat," kata laporan itu.
S&P menambahkan, selama ekonomi dunia bangkit kembali setelah pandemi, rasio utang terhadap PDB global akan turun kembali ke 256% pada 2023. "Kami berharap pertumbuhan utang perusahaan, pemerintah dan rumah tangga mereda karena cenderung telah melalui resesi," papar S&P.
Untuk membayangkan betapa "wow-nya" nilai utang tersebut, seandainya dibagikan ke seluruh penduduk Indonesia yang pada semester I/2020 berjumlah 268.583.016 jiwa, maka setiap orang di negara ini masing-masing akan kebagian duit sebesar Rp10,42 miliar.
(Baca Juga: Sri Mulyani Ungkap Utang Luar Negeri yang Semakin Bombastis)
Masih dalam rangka membayangkan betapa fantastisnya nilai utang tersebut, mengutip artikel berjudul "Dibalik 1 Triliun" di laman Direktorat Jenderal Pajak mengenai arti penting Rp1 triliun dari penerimaan pajak di Indonesia, pada 2016 uang sebesar Rp1 triliun dari segi pembangunan infrastruktur bisa digunakan untuk membangun jembatan sepanjang 3,5 km atau membangun jalan raya sepanjang 155 km.
Kemudian, uang Rp1 triliun dalam bidang pendidikan pada tahun yang sama dapat membayar 9.400 gaji guru, membiayai 2,2 juta siswa SD; 1,3 juta siswa SMP dan 1 juta siswa SMA masing-masing selama setahun. Sedangkan di bidang kesehatan, uang pajak senilai Rp1 triliun yang sama dapat memberikan fasilitas kesehatan bagi 3,6 juta warga miskin atau setara dengan membangun 50 rumah sakit di daerah.
Jika dirupiahkan, dengan kurs Rp14.000 per USD, maka nilai utang global tersebut mencapai Rp2,8 juta triliun alias Rp2,8 kuintiliun, atau Rp2,8 diikuti dengan 18 angka nol di belakangnya.
(Baca Juga: Penawaran Surat Utang Negara Capai Rp94,3 Triliun)
S&P Global menyatakan, kenaikan utang global itu diperkuat oleh penurunan ekonomi yang disebabkan oleh pandemi Covid-19 dan pinjaman ekstra yang harus diambil oleh pemerintah, perusahaan, dan rumah tangga.
"Utang global terhadap PDB (produk domestik bruto) telah meningkat selama bertahun-tahun, pandemi hanya memperburuk peningkatan," ungkap laporan S&P yang dikutip Reuters, Jumat (4/12/2020).
Namun, terlepas dari lonjakan dan gelombang default yang diharapkan selama tahun mendatang, S&P Globaltidak mengharapkan adanya krisis besar pada tahap ini.
"Proyeksi kenaikan 14% dalam utang global terhadap PDB pada tahun 2020 tidak mungkin menyebabkan krisis utang jangka pendek, asalkan ekonomi pulih, vaksin didistribusikan secara luas, suku bunga tetap sangat rendah, dan perilaku meminjam moderat," kata laporan itu.
S&P menambahkan, selama ekonomi dunia bangkit kembali setelah pandemi, rasio utang terhadap PDB global akan turun kembali ke 256% pada 2023. "Kami berharap pertumbuhan utang perusahaan, pemerintah dan rumah tangga mereda karena cenderung telah melalui resesi," papar S&P.
Untuk membayangkan betapa "wow-nya" nilai utang tersebut, seandainya dibagikan ke seluruh penduduk Indonesia yang pada semester I/2020 berjumlah 268.583.016 jiwa, maka setiap orang di negara ini masing-masing akan kebagian duit sebesar Rp10,42 miliar.
(Baca Juga: Sri Mulyani Ungkap Utang Luar Negeri yang Semakin Bombastis)
Masih dalam rangka membayangkan betapa fantastisnya nilai utang tersebut, mengutip artikel berjudul "Dibalik 1 Triliun" di laman Direktorat Jenderal Pajak mengenai arti penting Rp1 triliun dari penerimaan pajak di Indonesia, pada 2016 uang sebesar Rp1 triliun dari segi pembangunan infrastruktur bisa digunakan untuk membangun jembatan sepanjang 3,5 km atau membangun jalan raya sepanjang 155 km.
Kemudian, uang Rp1 triliun dalam bidang pendidikan pada tahun yang sama dapat membayar 9.400 gaji guru, membiayai 2,2 juta siswa SD; 1,3 juta siswa SMP dan 1 juta siswa SMA masing-masing selama setahun. Sedangkan di bidang kesehatan, uang pajak senilai Rp1 triliun yang sama dapat memberikan fasilitas kesehatan bagi 3,6 juta warga miskin atau setara dengan membangun 50 rumah sakit di daerah.
(fai)
tulis komentar anda