Kenali Dulu Produknya sebelum Berinvestasi
Sabtu, 05 Desember 2020 - 09:15 WIB
JAKARTA - Berinvestasi merupakan bagian dalam perencanaan masa depan yang berkualitas. Sayangnya, banyak yang belum mengetahui jenis dan proses investasi sehingga enggan memulainya.
Tren investasi di Indonesia semakin berkembang seiring dengan kemajuan teknologi digital. Masyarakat seolah dimanjakan dengan berbagai kemudahan untuk menyimpan sebagian kekayaannya dalam bentuk investasi. (Baca: sandiaga Uno Ungkap Tren Investasi di Masa Depan)
Investasi adalah cara untuk mengembangkan aset atau melipatgandakan kekayaan. Jika uang yang dihasilkan hanya dari pendapatan, misalnya dari bisnis atau gaji hanya disimpan, nilai uang akan tergerus inflasi.
"Apabila seseorang memilih untuk menabung saja tanpa berinvestasi , harta yang dikumpulkan hampir pasti akan terkena inflasi. Sementara dengan investasi, dan berbagai instrumen yang bisa dipilih, kita bisa menaikkan return-nya di atas nilai inflasi,"? jelas pengamat ekonomi Tauhid Ahmad.
Saat ini, ada berbagai macam model instrumen investasi yang bisa dipilih oleh para calon investor. Antara lain saham, emas, obligasi, properti, deposito, dan reksadana. Tentunya, model investasi ini memiliki jangka waktu, tingkat risiko, dan modal pengembalian atau return on investment (ROI) yang beragam.
Bagi Anda yang lebih menyukai investasi jangka panjang, emas atau logam mulia (LM), obligasi, properti dan reksadana tentu bisa dijadikan pilihan. Menurut Tauhid, pilihan investasi ini memiliki tingkat risiko rendah sampai sedang. (Baca juga: Orang Buta di Mata Imam Ahmad Bin Hanbal)
Investasi properti misalnya, memang bisa memberikan pendapatan yang besar. Tapi, bukan berarti kita bisa menginvestasikan seluruh dana ke instrumen ini. Sebab, nilai properti akan mengikuti inflasi, sehingga selalu ada risiko kerugian yang dialami, meskipun harga properti cenderung mengalami kenaikan setiap tahunnya.
" Investasi properti merupakan tipe investasi jangka panjang, sehingga tidak dapat menuai keuntungan dalam waktu cepat. Sebaiknya jika ingin berinvestasi ini harus ada dana khusus, jangan mengganggu dana pendidikan anak atau dana darurat," tegasnya.
Bila Anda ingin mendapatkan keuntungan rutin per bulan atau per tahun dari investasi properti, maka properti itu bisa disewakan. Rumah kontrakan atau indekos bisa jadi model investasi yang cocok.
Tren investasi di Indonesia semakin berkembang seiring dengan kemajuan teknologi digital. Masyarakat seolah dimanjakan dengan berbagai kemudahan untuk menyimpan sebagian kekayaannya dalam bentuk investasi. (Baca: sandiaga Uno Ungkap Tren Investasi di Masa Depan)
Investasi adalah cara untuk mengembangkan aset atau melipatgandakan kekayaan. Jika uang yang dihasilkan hanya dari pendapatan, misalnya dari bisnis atau gaji hanya disimpan, nilai uang akan tergerus inflasi.
"Apabila seseorang memilih untuk menabung saja tanpa berinvestasi , harta yang dikumpulkan hampir pasti akan terkena inflasi. Sementara dengan investasi, dan berbagai instrumen yang bisa dipilih, kita bisa menaikkan return-nya di atas nilai inflasi,"? jelas pengamat ekonomi Tauhid Ahmad.
Saat ini, ada berbagai macam model instrumen investasi yang bisa dipilih oleh para calon investor. Antara lain saham, emas, obligasi, properti, deposito, dan reksadana. Tentunya, model investasi ini memiliki jangka waktu, tingkat risiko, dan modal pengembalian atau return on investment (ROI) yang beragam.
Bagi Anda yang lebih menyukai investasi jangka panjang, emas atau logam mulia (LM), obligasi, properti dan reksadana tentu bisa dijadikan pilihan. Menurut Tauhid, pilihan investasi ini memiliki tingkat risiko rendah sampai sedang. (Baca juga: Orang Buta di Mata Imam Ahmad Bin Hanbal)
Investasi properti misalnya, memang bisa memberikan pendapatan yang besar. Tapi, bukan berarti kita bisa menginvestasikan seluruh dana ke instrumen ini. Sebab, nilai properti akan mengikuti inflasi, sehingga selalu ada risiko kerugian yang dialami, meskipun harga properti cenderung mengalami kenaikan setiap tahunnya.
" Investasi properti merupakan tipe investasi jangka panjang, sehingga tidak dapat menuai keuntungan dalam waktu cepat. Sebaiknya jika ingin berinvestasi ini harus ada dana khusus, jangan mengganggu dana pendidikan anak atau dana darurat," tegasnya.
Bila Anda ingin mendapatkan keuntungan rutin per bulan atau per tahun dari investasi properti, maka properti itu bisa disewakan. Rumah kontrakan atau indekos bisa jadi model investasi yang cocok.
tulis komentar anda