Ketersediaan Akses Saja Belum Cukup untuk Gairahkan Ekonomi Digital
Rabu, 09 Desember 2020 - 13:28 WIB
JAKARTA - Hampir dua pertiga populasi dunia online saat ini memasuki fase 'after access'. Meskipun jumlah itu terbilang besar, namun akses saja dinilai tidak cukup.
Aspek-aspek seperti kualitas akses, penggunaan teknologi digital yang efektif, lembaga yang bertanggung jawab, kebijakan tata kelola data yang kuat, dan menumbuhkan kepercayaan merupakan faktor yang lebih besar dalam menentukan daya saing dan keberlanjutan digital.
( Baca juga:Kasus Tembak Mati 6 Anggota Laskar FPI Bikin Investor Asing Wait and See )
Presiden, Cyber & Intelligence, Mastercard Ajay Bhalla mengatakan kaum muda di negara berkembang menunjukkan tingkat keterlibatan digital yang tinggi. "Ini titik terang bagi pemerintah yang berusaha memperluas digitalisasi di ekonomi mereka," kata Ajay di Jakarta, Rabu (9/12/2020).
Lanjutnya, belum pernah ada kebutuhan yang begitu mendesak untuk memahami faktor-faktor yang mendorong digitalisasi dan kepercayaan pada digital. Dengan pengetahuan tersebut, bisnis dan pemerintah dapat bekerja sama untuk membantu 7,6 miliar orang di seluruh dunia mendapatkan manfaat dari peluang besar yang dapat dihasilkan oleh ekonomi yang maju secara digital.
( Baca juga:Ibadah yang Tertolak Menurut Syaikh Abdul Qadir Al-Jilani )
"Meskipun masih banyak yang tidak pasti saat ini, jelas bahwa kesuksesan digital akan menjadi key building block dalam pemulihan kolektif kita," tandasnya.
Aspek-aspek seperti kualitas akses, penggunaan teknologi digital yang efektif, lembaga yang bertanggung jawab, kebijakan tata kelola data yang kuat, dan menumbuhkan kepercayaan merupakan faktor yang lebih besar dalam menentukan daya saing dan keberlanjutan digital.
( Baca juga:Kasus Tembak Mati 6 Anggota Laskar FPI Bikin Investor Asing Wait and See )
Presiden, Cyber & Intelligence, Mastercard Ajay Bhalla mengatakan kaum muda di negara berkembang menunjukkan tingkat keterlibatan digital yang tinggi. "Ini titik terang bagi pemerintah yang berusaha memperluas digitalisasi di ekonomi mereka," kata Ajay di Jakarta, Rabu (9/12/2020).
Lanjutnya, belum pernah ada kebutuhan yang begitu mendesak untuk memahami faktor-faktor yang mendorong digitalisasi dan kepercayaan pada digital. Dengan pengetahuan tersebut, bisnis dan pemerintah dapat bekerja sama untuk membantu 7,6 miliar orang di seluruh dunia mendapatkan manfaat dari peluang besar yang dapat dihasilkan oleh ekonomi yang maju secara digital.
( Baca juga:Ibadah yang Tertolak Menurut Syaikh Abdul Qadir Al-Jilani )
"Meskipun masih banyak yang tidak pasti saat ini, jelas bahwa kesuksesan digital akan menjadi key building block dalam pemulihan kolektif kita," tandasnya.
(uka)
tulis komentar anda