Ramah Lingkungan, Pembangkit PLN Raih 4 Proper Emas & 19 Proper Hijau
Selasa, 15 Desember 2020 - 11:03 WIB
PLTU Tanjung Jati B menerapkan teknologi Flue Gas Desulfurization (FGD), yang digunakan untuk menghilangkan sulfur dioksida (SO2) dari emisi gas buang pembangkit listrik berbahan bakar fosil batubara. FGD merupakan proses pencampuran emisi gas hasil pembakaran batu bara dengan batu kapur basah agar kandungan SO2 yang dilepaskan ke atmosfer, sehingga tidak mencemari udara.
Efektivitasnya mencapai 95%, sehingga SO2 yang dibuang melalui cerobong PLTU Tanjung Jati B hanya di kisaran 300 mg/Nm3 dari baku mutu yang ditetapkan oleh pemerintah sebesar 550 mg/Nm3. Dalam inovasinya di tahun ini, PLTU Tanjung Jati B berhasil memanfaatkan Artificial Intellegence di boiler sehingga menurunkan pemakaian energi hingga 17 juta Giga Joule (GJ).
Selain itu, pemakaian adjuster flow dalam mengurangi coal spillage berhasil menurunkan emisi udara sebesar 2.500 ton SO2, 4.400 ton NOx, dan 1,3 juta ton CO2eq. Juga dalam pemakaian kembali air sampling conductivity meter untuk service water mampu menurunkan beban pencemar sebesar 3,52 ton.
Dari berbagai inovasi tersebut PLN berhasil melakukan penghematan sebesar Rp5,42 triliun dalam satu tahun. “Dengan penerapan teknologi dan inovasi pada PLTU, PLN mampu memanfaatkan keunggulan keekonomian energi fosil batubara sebagai penghasil energi listrik yang murah, namun tetap ramah bagi lingkungan,” jelas Zulkifli.
Tidak hanya memastikan operasionalnya ramah lingkungan, PLN juga memberdayakan masyarakat melalui berbagai program. Setahun terakhir, PLN telah melakukan berbagai adaptasi program pemberdayaan masyarakat.
Di antaranya adalah program pemberdayaan kelompok difabel yang berhasil menciptakan pasar baru dari produksi hand sanitizer herbal dan masker ramah difabel. Pada program pemberdayaan nelayan konservasi rajungan dan terumbu karang, PLN telah memastikan bahwa setiap tahun ada ratusan generasi muda yang tercetak menjadi kader lingkungan yang merupakan hasil implementasi kurikulum sekolah berbasis konservasi laut.
PLN juga aktif dalam mengembangkan program mitigasi kebencanaan alam maupun non-alam termasuk Covid-19. “Kami telah melaksanakan 112 kegiatan untuk menanggulangi bencana, dari skala kabupaten, provinsi, nasional, hingga internasional dengan menggandeng 72 mitra strategis,” tambah Syofvi.
Di bidang pelestarian keanekaragaman hayati, luasan wilayah konservasi laut PLN telah mencapai 5.400 m2 dengan keberhasilan memperkenalkan inovasi dalam desain terumbu karang buatan dan fish apartment. PLN akan selalu berupaya menjaga keseimbangan dalam memenuhi kebutuhan listrik masyarakat, melestarikan lingkungan hidup secara berkelanjutan, serta bertanggung jawab sosial melalui pemberdayaan masyarakat.
Efektivitasnya mencapai 95%, sehingga SO2 yang dibuang melalui cerobong PLTU Tanjung Jati B hanya di kisaran 300 mg/Nm3 dari baku mutu yang ditetapkan oleh pemerintah sebesar 550 mg/Nm3. Dalam inovasinya di tahun ini, PLTU Tanjung Jati B berhasil memanfaatkan Artificial Intellegence di boiler sehingga menurunkan pemakaian energi hingga 17 juta Giga Joule (GJ).
Selain itu, pemakaian adjuster flow dalam mengurangi coal spillage berhasil menurunkan emisi udara sebesar 2.500 ton SO2, 4.400 ton NOx, dan 1,3 juta ton CO2eq. Juga dalam pemakaian kembali air sampling conductivity meter untuk service water mampu menurunkan beban pencemar sebesar 3,52 ton.
Dari berbagai inovasi tersebut PLN berhasil melakukan penghematan sebesar Rp5,42 triliun dalam satu tahun. “Dengan penerapan teknologi dan inovasi pada PLTU, PLN mampu memanfaatkan keunggulan keekonomian energi fosil batubara sebagai penghasil energi listrik yang murah, namun tetap ramah bagi lingkungan,” jelas Zulkifli.
Tidak hanya memastikan operasionalnya ramah lingkungan, PLN juga memberdayakan masyarakat melalui berbagai program. Setahun terakhir, PLN telah melakukan berbagai adaptasi program pemberdayaan masyarakat.
Di antaranya adalah program pemberdayaan kelompok difabel yang berhasil menciptakan pasar baru dari produksi hand sanitizer herbal dan masker ramah difabel. Pada program pemberdayaan nelayan konservasi rajungan dan terumbu karang, PLN telah memastikan bahwa setiap tahun ada ratusan generasi muda yang tercetak menjadi kader lingkungan yang merupakan hasil implementasi kurikulum sekolah berbasis konservasi laut.
PLN juga aktif dalam mengembangkan program mitigasi kebencanaan alam maupun non-alam termasuk Covid-19. “Kami telah melaksanakan 112 kegiatan untuk menanggulangi bencana, dari skala kabupaten, provinsi, nasional, hingga internasional dengan menggandeng 72 mitra strategis,” tambah Syofvi.
Di bidang pelestarian keanekaragaman hayati, luasan wilayah konservasi laut PLN telah mencapai 5.400 m2 dengan keberhasilan memperkenalkan inovasi dalam desain terumbu karang buatan dan fish apartment. PLN akan selalu berupaya menjaga keseimbangan dalam memenuhi kebutuhan listrik masyarakat, melestarikan lingkungan hidup secara berkelanjutan, serta bertanggung jawab sosial melalui pemberdayaan masyarakat.
(dar)
tulis komentar anda