READSI Dongkrak Semangat Wanita Tani di Poso
Rabu, 16 Desember 2020 - 12:05 WIB
JAKARTA - Program READSI (Rural Empowerment and Agricultural Development Scalling Up Innitiative) terus memberikan dukungan bagi petani di wilayah sasaran, termasuk keterlibatan petani wanita di Poso, Sulawesi Tengah. READSI mendorong wanita tani agar dapat memanfaatkan pekarangan rumah tangga untuk bertani.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, untuk menjaga ketahanan pangan semua lahan pertanian harus diberdayakan. "Tidak boleh ada lahan yang menganggur. Manfaatkan semua lahan untuk menanam. Dengan cara itu, kita bisa menjaga ketahanan pangan," ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (16/12/2020).
Hal serupa disampaikan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi. Menurutnya, Kementan memiliki sejumlah program untuk mengembangkan pertanian, salah satunya program READSI.
(Baca Juga: Jaga Produksi Pertanian, Program READSI Dikawal untuk Petani Buol) "Salah satu komponen Program READSI adalah Pengembangan Mata Pencaharian di Perdesaan, dengan subkomponen promosi perbaikan gizi. Oleh karenanya, READSI sangat mendorong keterlibatan perempuan dalam kelompok sasaran program," tuturnya.
READSI diharapkan bisa meningkatkan peran serta produktivas wanita tani sebagai pengurus rumah tangga dan pencari nafkah (tambahan maupun utama). Hal ini berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan pangan keluarga, menuju pencapaian perbaikan gizi keluarga.
"Salah satu kelompok penerima sasaran READSI adalah KWT Karya Bersama yang berfokus pengembangan usaha sayuran. Dalam penerapan usaha kelompok telah melakukan praktik budidaya sesuai dengan pedoman dan teknis pembudidayaan tanaman sayur," jelasnya.
Budidaya dan produksi tanaman dilakukan dengan media tanah atau media buatan, dan sedikit mungkin menggunakan bahan anorganik. Bahan-bahan yang digunakan berupa sisa kegiatan pertanian berupa sekam, arang sekam, sabut kelapa, serbuk gergaji, dan sampah daun lainnya.
FD Desa Bangunjaya Jemi Ranggia menuturkan, kelompok ini sudah siap dalam rangka pengembangan kebun bibit untuk keberlanjutan usaha dalam pemanfaatan pekarangan.
"Sekarang waktunya mendorong KWT Karya Bersama untuk dapat memenuhi ketersediaan bibit dan benih secara berkelanjutan. Diusahakan terletak pada daerah yang strategis, dekat pemukiman masyarakat dan mudah dijangkau oleh anggota kelompok/masyarakat agar distribusi benih tidak mengalami banyak kendala," ujarnya.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, untuk menjaga ketahanan pangan semua lahan pertanian harus diberdayakan. "Tidak boleh ada lahan yang menganggur. Manfaatkan semua lahan untuk menanam. Dengan cara itu, kita bisa menjaga ketahanan pangan," ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (16/12/2020).
Hal serupa disampaikan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi. Menurutnya, Kementan memiliki sejumlah program untuk mengembangkan pertanian, salah satunya program READSI.
(Baca Juga: Jaga Produksi Pertanian, Program READSI Dikawal untuk Petani Buol) "Salah satu komponen Program READSI adalah Pengembangan Mata Pencaharian di Perdesaan, dengan subkomponen promosi perbaikan gizi. Oleh karenanya, READSI sangat mendorong keterlibatan perempuan dalam kelompok sasaran program," tuturnya.
READSI diharapkan bisa meningkatkan peran serta produktivas wanita tani sebagai pengurus rumah tangga dan pencari nafkah (tambahan maupun utama). Hal ini berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan pangan keluarga, menuju pencapaian perbaikan gizi keluarga.
"Salah satu kelompok penerima sasaran READSI adalah KWT Karya Bersama yang berfokus pengembangan usaha sayuran. Dalam penerapan usaha kelompok telah melakukan praktik budidaya sesuai dengan pedoman dan teknis pembudidayaan tanaman sayur," jelasnya.
Budidaya dan produksi tanaman dilakukan dengan media tanah atau media buatan, dan sedikit mungkin menggunakan bahan anorganik. Bahan-bahan yang digunakan berupa sisa kegiatan pertanian berupa sekam, arang sekam, sabut kelapa, serbuk gergaji, dan sampah daun lainnya.
FD Desa Bangunjaya Jemi Ranggia menuturkan, kelompok ini sudah siap dalam rangka pengembangan kebun bibit untuk keberlanjutan usaha dalam pemanfaatan pekarangan.
"Sekarang waktunya mendorong KWT Karya Bersama untuk dapat memenuhi ketersediaan bibit dan benih secara berkelanjutan. Diusahakan terletak pada daerah yang strategis, dekat pemukiman masyarakat dan mudah dijangkau oleh anggota kelompok/masyarakat agar distribusi benih tidak mengalami banyak kendala," ujarnya.
tulis komentar anda