Dua Sisi Harapan Sri Mulyani di Libur Natal dan Tahun Baru
Kamis, 17 Desember 2020 - 09:20 WIB
JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani berharap libur akhir tahun bisa membantu upaya pemulihan ekonomi nasional. Namun, tidak ada kenaikan kasus yang signifikan di Indonesia.
"Kita berharap ini tidak identik dengan kalau libur itu ada penambahan kasus. Kalau libur saya berharap identik dengan ekonominya pulih namun kasusnya tidak naik," kata dia dalam acara Indonesia Digital Conference (IDC) 2020: Inovasi Beyond Pandemi.
(Baca Juga: Catat Ya! Liburan Naik Kereta Wajib Rapid Test Antigen )
Saat ini, beberapa negara menghadapi gelombang kedua pandemi covid-19 karena kenaikan kasus di sana. Akibatnya kebijakan pengetatan harus kembali diterapkan untuk mencegah penyebaran covid-19, yang justru berdampak ke ekonomi.
"Ini sekarang kita melihat di semua negara mengalami gelombang kedua atau ketiga, dan terjadi pengetatan. Kita lihat di Indonesia menjelang akhir tahun kita harus mewaspadai, karena banyak masyarakat kita yang akan menghadapi masa libur," ungkapnya.
(Baca Juga: Terbang ke Bali Wajib Tes PCR, PHRI Sebut 133 Ribu Turis Batalkan Liburan )
Untuk itu, ia selalu mengingatkan bahwa penerapan protokol kesehatan merupakan sesuatu yang wajib oleh semua pihak. Masyarakat harus senantiasa memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan untuk mencegah penyebaran covid-19.
"Jadi kita bisa terus melihat kenaikan dari kegiatan ekonomi dan mobilitas, tanpa kemudian menimbulkan penularan. Ini semua hanya bisa terjadi kalau kita melakukan protokol kesehatan, memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan," tandasnya.
"Kita berharap ini tidak identik dengan kalau libur itu ada penambahan kasus. Kalau libur saya berharap identik dengan ekonominya pulih namun kasusnya tidak naik," kata dia dalam acara Indonesia Digital Conference (IDC) 2020: Inovasi Beyond Pandemi.
(Baca Juga: Catat Ya! Liburan Naik Kereta Wajib Rapid Test Antigen )
Saat ini, beberapa negara menghadapi gelombang kedua pandemi covid-19 karena kenaikan kasus di sana. Akibatnya kebijakan pengetatan harus kembali diterapkan untuk mencegah penyebaran covid-19, yang justru berdampak ke ekonomi.
"Ini sekarang kita melihat di semua negara mengalami gelombang kedua atau ketiga, dan terjadi pengetatan. Kita lihat di Indonesia menjelang akhir tahun kita harus mewaspadai, karena banyak masyarakat kita yang akan menghadapi masa libur," ungkapnya.
(Baca Juga: Terbang ke Bali Wajib Tes PCR, PHRI Sebut 133 Ribu Turis Batalkan Liburan )
Untuk itu, ia selalu mengingatkan bahwa penerapan protokol kesehatan merupakan sesuatu yang wajib oleh semua pihak. Masyarakat harus senantiasa memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan untuk mencegah penyebaran covid-19.
"Jadi kita bisa terus melihat kenaikan dari kegiatan ekonomi dan mobilitas, tanpa kemudian menimbulkan penularan. Ini semua hanya bisa terjadi kalau kita melakukan protokol kesehatan, memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan," tandasnya.
(akr)
tulis komentar anda