Antisipasi Krisis Pangan, Airlangga Kaji 255 Ribu Hektare Jadi Sawah Baru

Rabu, 13 Mei 2020 - 20:11 WIB
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto melaporkan, terkait dengan rencana pengembangan wilayah yang baru ataupun pencetakan sawah baru. Foto/Dok
JAKARTA - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto melaporkan, terkait dengan rencana pengembangan wilayah yang baru ataupun pencetakan sawah baru. Membuka lahan persawahan baru tengah digenjot pemerintah sebagai antisipasi peringatan dari Food and Agriculture Organization (FAO) tentang kemungkinan terjadinya krisis pangan akibat pandemi Covid-19.

Untuk itu, pemerintah akan melakukan case study di wilayah yang sudah ditentukan dalam waktu 3 (tiga) minggu ke depan. Adapun luas lahan sawah yang berpotensi dikembangkan kira-kira lebih dari 255 ribu hektare (ha) yang berada di Kalimantan Tengah.

“Namun, fokus dalam 3 minggu ke depan adalah lahan sebesar 164.598 ha, yang mana dari jumlah tersebut yang sudah punya jaringan irigasi adalah sebesar 85.456 ha, dan ada sekitar 57.195 ha yang sudah dilakukan penanaman padi selama ini oleh keluarga transmigran di sana, dan juga ada potensi ekstensifikasi sebesar 79.142 ha,” papar Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto di Jakarta, Rabu (13/5/2020)

Dia melanjutkan kajian yang akan dilakukan pada lahan tersebut adalah Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS), kemudian akan dilaksanakan juga review Inventarisasi Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfaatan tanah (IP4T), serta kajian ketersediaan tenaga kerja di lokasi tersebut.

"Kita menjalankan proses kajian selama 3 minggu ke depan itu. Setelah dikaji, Kementerian Pertanian (Kementan) pun sudah siap menangani pengembangan lahan tersebut, khususnya lahan rawan gambut seluas 164 ribu ha," katanya.

Sebelumnya Airlangga menyampaikan bahwa pada bulan Mei ini memasuki masa panen sehingga stok pangan relatif aman. Lebih lanjut, Menko Perekonomian juga sampaikan saat Rapat Terbatas (Ratas) telah dilaporkan bahwa beberapa komoditas relatif harganya terjadi kenaikan maupun penurunan.
(akr)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More