AS 'Jegal' Wakil Afrika di Bursa Bos Organisasi Perdagangan Dunia
Minggu, 20 Desember 2020 - 09:50 WIB
JAKARTA - Dalam bursa Direktur Jenderal Baru Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) yang baru, Amerika Serikat menentang mantan ekonom Bank Dunia, Ngozi Okonjo-Iweala untuk mengisi posisi tersebut. Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer mendorong, agar proses menemukan Bos baru WTO dibuka kembali.
Seperti diketahui pada bulan Oktober lalu, WTO waktu Jenewa mengumumkan, Menteri Perdagangan (Mendag) Korea Selatan Yoo Myung-hee dan mantan Menteri Keuangan (Menkeu) Nigeria Ngozi Okonjo-Iweala, telah memenuhi syarat sebagai dua finalis untuk menjadi Direktur Jenderal WTO berikutnya.
(Baca Juga: Wamendag Tegaskan ke WTO, RI Berkomitmen pada Sistem Ekonomi Terbuka )
Salah satu dari dua perempuan itu akan mencatat sejarah bagi WTO, yakni untuk pertama kalinya organisasi itu dipimpin seorang perempuan. Dewan Umum WTO di Jenewa yang terdiri atas perwakilan 164 negara anggota memutuskan untuk menyingkirkan mantan Menteri Perdagangan Kenya Amina Mohamed, mantan Menteri Ekonomi Saudi Mohammad Maziad Al-Tuwaijri, dan mantan Menteri Perdagangan Internasional Inggris dan pendukung Brexit Liam Fox.
Sementara itu Kepala perdagangan Donald Trump yakni Robert Lighthizer mengatakan, kepada BBC bahwa WTO membutuhkan "seseorang dengan pengalaman nyata dalam perdagangan ".
Robert Lighthizer dalam wawancara internasional pertamanya menegaskan, bahwa tidak mungkin pemerintahan Trump akan dibujuk untuk mendukung mantan menteri keuangan (Menkeu) Nigeria itu dalam minggu-minggu terakhir sisa jabatannya. Kebuntuan di WTO terjadi dalam kondisi sensitif dalam perdagangan global, yang telah mendapatkan tekanan berat karena pandemi virus corona.
Sedangkan Ngozi Okonjo-Iweala menegaskan, dia adalah orang yang tepat untuk pekerjaan itu dan memiliki pengalaman yang tepat dengan perdagangan dan membawa pesan reformasi. Juru bicaranya mengatakan kepada BBC: "Dr Okonjo-Iweala menantikan untuk terlibat dengan pemerintahan Biden dan berharap bahwa konsensus akhir dapat segera tercapai. WTO sangat perlu untuk bekerja pada saat krisis global ini."
(Baca Juga: Wamendag Paparkan UU Cipta Kerja, WTO Apresiasi Indonesia )
Seorang pemimpin baru WTO dipandang sangat penting untuk mencapai perubahan dalam perdagangan global. Lighthizer mengatakan, WTO secara besar-besaran membutuhkan reformasi. Dia menambahkan "kita perlu mulai membuat kemajuan" pada proses itu.
Jika Direktur Jenderal baru tidak ditunjuk sebelum pelantikan Joe Biden sebagai Presiden AS pada 20 Januari. Kemungkinan prosesnya akan tertunda selama beberapa bulan karena tim perdagangan AS baru diberlakukan setelahnya.
Biden juga berpeluang meninjau lagi kebijakan perdagangan AS, karena puluhan kelompok industri mendesaknya untuk melakukan hal itu. Tetapi dia telah mengatakan, tidak berencana untuk segera menghapus kebijakan arif yang dikenakan Trump pada China, dan yang WTO telah dinilai "tidak konsisten" dengan aturan perdagangan internasional.
Seperti diketahui pada bulan Oktober lalu, WTO waktu Jenewa mengumumkan, Menteri Perdagangan (Mendag) Korea Selatan Yoo Myung-hee dan mantan Menteri Keuangan (Menkeu) Nigeria Ngozi Okonjo-Iweala, telah memenuhi syarat sebagai dua finalis untuk menjadi Direktur Jenderal WTO berikutnya.
(Baca Juga: Wamendag Tegaskan ke WTO, RI Berkomitmen pada Sistem Ekonomi Terbuka )
Salah satu dari dua perempuan itu akan mencatat sejarah bagi WTO, yakni untuk pertama kalinya organisasi itu dipimpin seorang perempuan. Dewan Umum WTO di Jenewa yang terdiri atas perwakilan 164 negara anggota memutuskan untuk menyingkirkan mantan Menteri Perdagangan Kenya Amina Mohamed, mantan Menteri Ekonomi Saudi Mohammad Maziad Al-Tuwaijri, dan mantan Menteri Perdagangan Internasional Inggris dan pendukung Brexit Liam Fox.
Sementara itu Kepala perdagangan Donald Trump yakni Robert Lighthizer mengatakan, kepada BBC bahwa WTO membutuhkan "seseorang dengan pengalaman nyata dalam perdagangan ".
Robert Lighthizer dalam wawancara internasional pertamanya menegaskan, bahwa tidak mungkin pemerintahan Trump akan dibujuk untuk mendukung mantan menteri keuangan (Menkeu) Nigeria itu dalam minggu-minggu terakhir sisa jabatannya. Kebuntuan di WTO terjadi dalam kondisi sensitif dalam perdagangan global, yang telah mendapatkan tekanan berat karena pandemi virus corona.
Sedangkan Ngozi Okonjo-Iweala menegaskan, dia adalah orang yang tepat untuk pekerjaan itu dan memiliki pengalaman yang tepat dengan perdagangan dan membawa pesan reformasi. Juru bicaranya mengatakan kepada BBC: "Dr Okonjo-Iweala menantikan untuk terlibat dengan pemerintahan Biden dan berharap bahwa konsensus akhir dapat segera tercapai. WTO sangat perlu untuk bekerja pada saat krisis global ini."
(Baca Juga: Wamendag Paparkan UU Cipta Kerja, WTO Apresiasi Indonesia )
Seorang pemimpin baru WTO dipandang sangat penting untuk mencapai perubahan dalam perdagangan global. Lighthizer mengatakan, WTO secara besar-besaran membutuhkan reformasi. Dia menambahkan "kita perlu mulai membuat kemajuan" pada proses itu.
Jika Direktur Jenderal baru tidak ditunjuk sebelum pelantikan Joe Biden sebagai Presiden AS pada 20 Januari. Kemungkinan prosesnya akan tertunda selama beberapa bulan karena tim perdagangan AS baru diberlakukan setelahnya.
Biden juga berpeluang meninjau lagi kebijakan perdagangan AS, karena puluhan kelompok industri mendesaknya untuk melakukan hal itu. Tetapi dia telah mengatakan, tidak berencana untuk segera menghapus kebijakan arif yang dikenakan Trump pada China, dan yang WTO telah dinilai "tidak konsisten" dengan aturan perdagangan internasional.
(akr)
tulis komentar anda