Ribuan Hotel Tutup, Pariwisata Rugi Rp60 Triliun
Kamis, 16 April 2020 - 22:28 WIB
JAKARTA - Industri pariwisata menjadi sektor yang paling terdampak akibat virus corona (Covid-19). Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) mencatat 1.642 hotel terpaksa tutup karena mengalami kerugian akibat sepinya tamu yang datang.
Ketua PHRI Haryadi Sukamdani mengatakan akibat pandemi corona, industri pariwisata berpotensi kehilangan pendapatan dari wisatawan asing sebesar USD4 miliar atau sekitar Rp60 triliun, sejak Januari hingga April 2020.
"Memang yang paling berat pekerja di sektor pariwisata, terdampak paling awal. Pariwisata kehilangan potensi pendapatan dari wisatawan asing sekitar USD4 miliar atau setara Rp60 triliun sepanjang Januari-April 2020," terang Hariyadi Sukamdani di Jakarta, Kamis (16/4/2020).
Hariyadi menjelaskan angka tersebut dihitung berdasarkan pertimbangan okupansi dan lainnya berdasarkan perbandingan dengan capaian sepanjang tahun 2019 sebesar USD17,6 miliar.
"Dan potensi kehilangan sektor perhotelan dan restoran (di hotel) untuk pasar domestik sekitar Rp30 triliun," terangnya.
Dia melanjutkan, berdasarkan laporan yang dihimpun PHRI, per 13 April 2020 sedikitnya sudah ada 1.642 hotel dan 353 restoran dan tempat hiburan yang kini berhenti beroperasi. Serta tingkat keterisian kamar hotel klasifikasi bintang rata-rata hanya 49,2% saja.
"Saat ini tingkat hunian di hotel mendekati nihil. Demikian pula yang dialami oleh bisnis restoran," bebernya.
Hariyadi menambahkan perhotelan pun telah menjalankan sejumlah strategi untuk mempertahankan bisnisnya, seperti membuat paket penginapan untuk isolasi diri, penginapan untuk tenaga medis dan Orang Dalam Pengawasan (ODP), hingga penginapan untuk WNA yang dikarantina. Namun strategi itu belum mengutungkan bagi hotel.
"Kita ingin ada insentif dan komitmen dari pemerintah," harapnya.
Ketua PHRI Haryadi Sukamdani mengatakan akibat pandemi corona, industri pariwisata berpotensi kehilangan pendapatan dari wisatawan asing sebesar USD4 miliar atau sekitar Rp60 triliun, sejak Januari hingga April 2020.
"Memang yang paling berat pekerja di sektor pariwisata, terdampak paling awal. Pariwisata kehilangan potensi pendapatan dari wisatawan asing sekitar USD4 miliar atau setara Rp60 triliun sepanjang Januari-April 2020," terang Hariyadi Sukamdani di Jakarta, Kamis (16/4/2020).
Hariyadi menjelaskan angka tersebut dihitung berdasarkan pertimbangan okupansi dan lainnya berdasarkan perbandingan dengan capaian sepanjang tahun 2019 sebesar USD17,6 miliar.
"Dan potensi kehilangan sektor perhotelan dan restoran (di hotel) untuk pasar domestik sekitar Rp30 triliun," terangnya.
Dia melanjutkan, berdasarkan laporan yang dihimpun PHRI, per 13 April 2020 sedikitnya sudah ada 1.642 hotel dan 353 restoran dan tempat hiburan yang kini berhenti beroperasi. Serta tingkat keterisian kamar hotel klasifikasi bintang rata-rata hanya 49,2% saja.
"Saat ini tingkat hunian di hotel mendekati nihil. Demikian pula yang dialami oleh bisnis restoran," bebernya.
Hariyadi menambahkan perhotelan pun telah menjalankan sejumlah strategi untuk mempertahankan bisnisnya, seperti membuat paket penginapan untuk isolasi diri, penginapan untuk tenaga medis dan Orang Dalam Pengawasan (ODP), hingga penginapan untuk WNA yang dikarantina. Namun strategi itu belum mengutungkan bagi hotel.
"Kita ingin ada insentif dan komitmen dari pemerintah," harapnya.
(bon)
tulis komentar anda