Antisipasi Pasca Pandemi, Penyuluh Dorong Percepatan Tanam Melalui Kostratani
Kamis, 14 Mei 2020 - 16:09 WIB
Ditambahkannya, dalam masa Covid-19 ini Kementerian Pertanian melalui BPPSDMP juga terus memberikan program untuk peningkatan kualitas SDM di Tanah Air.
"Kita pun tidak berhenti untuk meningkatkan kualitas SDM pertanian. Selama Covid-19 ini, kita menggelar sejumlah program seperti Mentan Sapa Petani, Bertani on Cloud, dan lainnya. Ini tempat komunikasi insan pertanian, termasuk tempat pelatihan. Karena Kita dorong agar hasil panen bisa dimaksimalkan. Dan disambut luar biasa," paparnya.
Dalam kesempatan itu, Dedi juga berharap peran dari petani milenial yang berasal dari fakultas pertanian di Tanah Air.
"Petani milenial adalah masa depan sektor pertanian Indonesia. Dari mereka kita harapkan lahir inovasi dan menjamurnya pengusaha sektor pertanian. Peran petani milenial sangat penting dalam Kostratani," paparnya.
Dedi Nursyamsi juga mengatakan jika Indonesia membutuhkan penyuluh sebab jumlahnya yang berkurang. Dedi berharap penyuluh bisa hadir dari lulusan fakultas pertanian agar sesuai disiplin ilmunya dan lebih berkualitas.
Diterangkannya, Kementan dalam beberapa tahun ini juga sudah melakukan kerjasama dengan 20 perguruan tinggi di Indonesia. Khususnya yang memiliki fakultas pertanian. Menurutnya, banyak menu kerjasama yang dijalin, antara lain PTMP, Kampus Merdeka.
"Mahasiswa bisa menimba ilmu dari organisasi pertanian yang menyebar di daerah. Kita punya Kostratani, Kostrada, dan Kostrawil, juga Kostratanas. Kita pernah menerjunkan mahasiswa ke perbatasan. Mereka dibekali ilmu terapan dan ilmu sosial. Dalam waktu singkat mereka membangun program kerja, seperti penyuluh, dan kita monitoring, ini cara kerja yang sudah kita jalankan," paparnya.
Dekan Fakultas Pertanian Unand yang juga Sekretaris FKPTPI Munzir Busniah, mengatakan perguruan tinggi Membangun desa dengan kegiatan dari luar akademik. Perguruan tinggi memanfaatkan potensi besar yang dimiliki mahasiswa untuk diterapkan ke petani.
"Kita berharap terjadinya transfer knowledge mahasiswa pertanian ke petani. Di sisi lain, mahasiswa bisa menyerap kearifan lokal petani," katanya.
Munzir menambahkan, sebagai milenial mahasiswa memiliki advantage dalam teknologi. Mahasiswa pertanian juga bisa membantu program Kementan, juga Kostratani.
"Kita pun tidak berhenti untuk meningkatkan kualitas SDM pertanian. Selama Covid-19 ini, kita menggelar sejumlah program seperti Mentan Sapa Petani, Bertani on Cloud, dan lainnya. Ini tempat komunikasi insan pertanian, termasuk tempat pelatihan. Karena Kita dorong agar hasil panen bisa dimaksimalkan. Dan disambut luar biasa," paparnya.
Dalam kesempatan itu, Dedi juga berharap peran dari petani milenial yang berasal dari fakultas pertanian di Tanah Air.
"Petani milenial adalah masa depan sektor pertanian Indonesia. Dari mereka kita harapkan lahir inovasi dan menjamurnya pengusaha sektor pertanian. Peran petani milenial sangat penting dalam Kostratani," paparnya.
Dedi Nursyamsi juga mengatakan jika Indonesia membutuhkan penyuluh sebab jumlahnya yang berkurang. Dedi berharap penyuluh bisa hadir dari lulusan fakultas pertanian agar sesuai disiplin ilmunya dan lebih berkualitas.
Diterangkannya, Kementan dalam beberapa tahun ini juga sudah melakukan kerjasama dengan 20 perguruan tinggi di Indonesia. Khususnya yang memiliki fakultas pertanian. Menurutnya, banyak menu kerjasama yang dijalin, antara lain PTMP, Kampus Merdeka.
"Mahasiswa bisa menimba ilmu dari organisasi pertanian yang menyebar di daerah. Kita punya Kostratani, Kostrada, dan Kostrawil, juga Kostratanas. Kita pernah menerjunkan mahasiswa ke perbatasan. Mereka dibekali ilmu terapan dan ilmu sosial. Dalam waktu singkat mereka membangun program kerja, seperti penyuluh, dan kita monitoring, ini cara kerja yang sudah kita jalankan," paparnya.
Dekan Fakultas Pertanian Unand yang juga Sekretaris FKPTPI Munzir Busniah, mengatakan perguruan tinggi Membangun desa dengan kegiatan dari luar akademik. Perguruan tinggi memanfaatkan potensi besar yang dimiliki mahasiswa untuk diterapkan ke petani.
"Kita berharap terjadinya transfer knowledge mahasiswa pertanian ke petani. Di sisi lain, mahasiswa bisa menyerap kearifan lokal petani," katanya.
Munzir menambahkan, sebagai milenial mahasiswa memiliki advantage dalam teknologi. Mahasiswa pertanian juga bisa membantu program Kementan, juga Kostratani.
tulis komentar anda