Tahun Baru Bawa Harapan Baru bagi Perekonomian Dunia
Jum'at, 01 Januari 2021 - 20:35 WIB
JAKARTA - Tahun Baru 2021 diyakini akan membawa harapan baru bagi perekonomian global . Head of Investment Strategy Bank of Singapore Eli Lee menyebutkan sejumlah alasannya.
Dia mengatakan, prospek makro ekonomi akan mendukung pasar keuangan karena pertumbuhan global yang rebound dengan kuat di 2021, vaksin baru yang akan mencegah gelombang virus, bank sentral tetap sangat dovish, ketidakpastian politik di AS, Eropa, dan Asia mereda, imbal hasil obligasi pemerintah tetap rendah, dan dolar AS akan melanjutkan pelemahan dan keuntungan bagi aset berisiko.
(Baca Juga: Negara-negara Ini Diprediksi Bakal Pimpin Pemulihan Ekonomi Dunia)
"Memasuki 2021, jalan untuk menuju pemulihan yang didorong oleh vaksin di tahun baru terlihat semakin jelas, meskipun adanya tantangan dalam jangka pendek seiring dengan lonjakan kasus Covid-19 di AS, Eropa, Jepang, dan Inggris," katanya melalui keterangan tertulis, Jumat (1/1/2021).
Seiring dengan adanya guncangan terburuk pada perekonomian global sejak 1930, sambung Eli, pandemi Covid-19 yang mengakibatkan lockdown di tahun 2020 akan memberi jalan bagi kebijakan reflasi yang sangat kuat di 2021.
Namun menurut dia masih ada beberapa risiko dalam angka pendek dimana negara AS, Inggris, Zona Eropa, dan Jepang sedang mengalami gelombang virus kedua atau ketiga.
Meskipun ada beberapa risiko, pasar keuangan ke depan cenderung tidak akan melihat ancaman jangka pendek, dan sebaliknya akan berfokus pada prospek jangka panjang yang menguntungkan aset berisiko di tahun 2021.
"Ekonomi global diperkirakan akan rebound sangat kuat di tahun baru karena distribusi vaksin yang memungkinkan konsumen untuk belanja dengan bebas lagi, melepaskan pent up demand dari lockdown tahun 2020," ungkap Eli.
Eli Lee memproyeksikan perekonomian dunia akan berekspansi sebesar 5,6% di tahun 2021 setelah terkontraksi -4,1% di 2020. "Ini akan menjadi laju pertumbuhan yang jauh lebih cepat dibanding tingkat rata-rata tahunan sebesar 3,5% yang dicapai oleh ekonomi dunia selama lima dekade terakhir," prediksinya.
Dia mengatakan, prospek makro ekonomi akan mendukung pasar keuangan karena pertumbuhan global yang rebound dengan kuat di 2021, vaksin baru yang akan mencegah gelombang virus, bank sentral tetap sangat dovish, ketidakpastian politik di AS, Eropa, dan Asia mereda, imbal hasil obligasi pemerintah tetap rendah, dan dolar AS akan melanjutkan pelemahan dan keuntungan bagi aset berisiko.
(Baca Juga: Negara-negara Ini Diprediksi Bakal Pimpin Pemulihan Ekonomi Dunia)
"Memasuki 2021, jalan untuk menuju pemulihan yang didorong oleh vaksin di tahun baru terlihat semakin jelas, meskipun adanya tantangan dalam jangka pendek seiring dengan lonjakan kasus Covid-19 di AS, Eropa, Jepang, dan Inggris," katanya melalui keterangan tertulis, Jumat (1/1/2021).
Seiring dengan adanya guncangan terburuk pada perekonomian global sejak 1930, sambung Eli, pandemi Covid-19 yang mengakibatkan lockdown di tahun 2020 akan memberi jalan bagi kebijakan reflasi yang sangat kuat di 2021.
Namun menurut dia masih ada beberapa risiko dalam angka pendek dimana negara AS, Inggris, Zona Eropa, dan Jepang sedang mengalami gelombang virus kedua atau ketiga.
Meskipun ada beberapa risiko, pasar keuangan ke depan cenderung tidak akan melihat ancaman jangka pendek, dan sebaliknya akan berfokus pada prospek jangka panjang yang menguntungkan aset berisiko di tahun 2021.
"Ekonomi global diperkirakan akan rebound sangat kuat di tahun baru karena distribusi vaksin yang memungkinkan konsumen untuk belanja dengan bebas lagi, melepaskan pent up demand dari lockdown tahun 2020," ungkap Eli.
Eli Lee memproyeksikan perekonomian dunia akan berekspansi sebesar 5,6% di tahun 2021 setelah terkontraksi -4,1% di 2020. "Ini akan menjadi laju pertumbuhan yang jauh lebih cepat dibanding tingkat rata-rata tahunan sebesar 3,5% yang dicapai oleh ekonomi dunia selama lima dekade terakhir," prediksinya.
tulis komentar anda