Harga Kedelai Naik, Mentan: Petani Lebih Menanam Komoditas Lain
Senin, 04 Januari 2021 - 18:30 WIB
JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) berkomitmen segera meningkatkan produksi kedelai dalam negeri. Produksi kedelai dalam negeri harus dipacu untuk pemenuhan kedelai domestik ke depannya agar dapat dipenuhi secara mandiri. ( Baca juga:Genjot Produksi Kedelai: Bergerak Setelah Masalah Menyeruak )
Menurut Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo , kebutuhan kedelai setiap tahunnya makin bertambah dan pemerintah terus berupaya menekan impor kedelai yang hingga saat ini masih tinggi. Impor yang tinggi menyebabkan pengembangan kedelai oleh petani sulit dilakukan.
"Petani lebih memilih untuk menanam komoditas lain yang punya kepastian pasar. Tapi kami terus mendorong petani untuk melakukan budidaya. Program aksi nyatanya kami susun dan yang terpenting hingga implementasinya di lapangan," ujar dia di Kantor Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Jakarta, Senin (4/1/2021).
Kemudian lanjut Mentan, masalah kedelai yang ada adalah masalah global sehingga membuat harga kedelai yang ada secara global itu terpengaruh, khususnya dari Amerika dan itu juga yang dirasakan di Indonesia.
"Tidak hanya di Indonesia ada kontraksi seperti ini, di Argentina misalnya juga terjadi polemik-polemik terkait produksi kedelai," ungkap dia.
Dia menuturkan, Kementan fokus melipatgandakan produksi atau ketersediaan kedelai dalam negeri. Produksi kedelai dalam negeri harus bisa bersaing, baik kualitas maupun harganya melalui perluasan areal tanam dan mengenergikan para integrator, unit-unit kerja Kementan dan pemerintah daerah.
"Kami sudah bertemu dengan jajaran Kementan dan juga melibatkan integrator dan juga unit-unit kerja lain dari Kementerian dan pemerintah daerah untuk mempersiapkan kedelai nasional kita lebih cepat," jelasnya. ( Baca juga:Jadi Korban Tabrakan Beruntun di Tol, Ini Kondisi Personel Trio Macan )
Dia menambahkan dengan langkah cepat dari Kementan bersama berbagai integrator dan pengembang kedelai yang ada kita lipatgandakan dengan kekuatan.
"Kita bergerak cepat, sehingga produksi kedelai dalam negeri meningkat," tandas dia.
Lihat Juga: Gerak Cepat Atasi Kekeringan, Kementan Sabet Penghargaan Komunikasi Publik Terbaik di AMH 2024
Menurut Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo , kebutuhan kedelai setiap tahunnya makin bertambah dan pemerintah terus berupaya menekan impor kedelai yang hingga saat ini masih tinggi. Impor yang tinggi menyebabkan pengembangan kedelai oleh petani sulit dilakukan.
"Petani lebih memilih untuk menanam komoditas lain yang punya kepastian pasar. Tapi kami terus mendorong petani untuk melakukan budidaya. Program aksi nyatanya kami susun dan yang terpenting hingga implementasinya di lapangan," ujar dia di Kantor Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Jakarta, Senin (4/1/2021).
Kemudian lanjut Mentan, masalah kedelai yang ada adalah masalah global sehingga membuat harga kedelai yang ada secara global itu terpengaruh, khususnya dari Amerika dan itu juga yang dirasakan di Indonesia.
"Tidak hanya di Indonesia ada kontraksi seperti ini, di Argentina misalnya juga terjadi polemik-polemik terkait produksi kedelai," ungkap dia.
Dia menuturkan, Kementan fokus melipatgandakan produksi atau ketersediaan kedelai dalam negeri. Produksi kedelai dalam negeri harus bisa bersaing, baik kualitas maupun harganya melalui perluasan areal tanam dan mengenergikan para integrator, unit-unit kerja Kementan dan pemerintah daerah.
"Kami sudah bertemu dengan jajaran Kementan dan juga melibatkan integrator dan juga unit-unit kerja lain dari Kementerian dan pemerintah daerah untuk mempersiapkan kedelai nasional kita lebih cepat," jelasnya. ( Baca juga:Jadi Korban Tabrakan Beruntun di Tol, Ini Kondisi Personel Trio Macan )
Dia menambahkan dengan langkah cepat dari Kementan bersama berbagai integrator dan pengembang kedelai yang ada kita lipatgandakan dengan kekuatan.
"Kita bergerak cepat, sehingga produksi kedelai dalam negeri meningkat," tandas dia.
Lihat Juga: Gerak Cepat Atasi Kekeringan, Kementan Sabet Penghargaan Komunikasi Publik Terbaik di AMH 2024
(uka)
tulis komentar anda