Menuju Bangunan Sehat: Kenyamanan Termal Adaptif
Rabu, 13 Januari 2021 - 22:52 WIB
Untuk lebih memantapkan strategi tersebut, sistem tata udara perlu juga dilengkapi dengan sistem filtrasi yang mumpuni, yaitu yang memiliki kualifikasi setara dengan MERV 13 berdasarkan standar ASHRAE 52.2.
Volume introduksi udara luar yang dibutuhkan untuk mengurangi konsentrasi polutan biologis pada masa pandemi cukup besar dibanding pada standar kondisi sebelumnya. Untuk bangunan yang memiliki sistem tata udara mekanik, hal ini akan mempengaruhi secara signifikan terhadap konsumsi energi apabila standar kenyamanan udara terkait suhu masih berkisar di 25oC.
Kondisi ini terjadi dikarenakan tidak hanya udara luar, tetapi panas radiasi juga ikut masuk ke dalam ruangan sehingga menjadi beban pendingin. Untuk itu, sub-topik kedua pelatihan pada tanggal 5, 6 dan 9 November 2020 membahas tentang kenyamanan termal adaptif yang memasukkan faktor psikologis untuk membentuk persepsi kenyamanan termal baru, yang relatif lebih tinggi dari kenyamanan termal sebelumnya namun masih dapat diterima karena didukung oleh kecepatan pergerakan udara yang memadai.
Dalam menyajikan volume introduksi udara luar dan kecepatan pergerakan angin yang optimal bagi bangunan sehat, sub-topik ketiga yang dipilih pada tanggal 8 dan 11 Januari 2021 adalah sistem ventilasi alami. Desain ventilasi alami perlu dilakukan secara cermat, sehingga diperlukan analisis kondisi iklim pada tapak bangunan terlebih dahulu seputar arah pergerakan dan angin, suhu udara luar serta kondisi tapak lainnya yang relevan.
"Hal ini perlu dilakukan agar desain bukaan atau ventilasi yang dihasilkan cukup responsif menjembatani antara kebutuhan dengan kondisi lingkungan. Intervensi desain berupa sistem peneduh buatan maupun peneduh alami (vegetasi) menjadi faktor penting agar radiasi panas udara luar yang masuk ke dalam ruangan dapat berkurang," ujar Ketua IABHI, Bintang Nugroho.
Pada kondisi ruangan tertentu, bantuan sistem mekanik seperti kipas angin dan sistem pendingin seperti DOAS atau Dedicated Outdoor Air System akan diperlukan. Aplikasi dari ketiga sistem yaitu ventilasi alami, kipas angin dan ventilasi buatan seperti DOAS dapat diintegrasikan baik secara dual ataupun tripple hybird berdasarkan kebutuhan setiap bangunan sehingga tercipta kualitas udara yang nyaman, sehat dan stabil.
Animo peserta pelatihan dinilai cukup baik secara kuantitas maupun kualitas. Pelatihan dihadiri sekita 60 s.d. 80 peserta dengan latar belakang kelilmuan yang beragam. Keberagaman latar belakang keilmuan merupakan hal yang sangat diperlukan dalam memperkaya proses desain yang terintegrasi.
Selain dapat mengkampanyekan pentingnya berbangun hijau dan sehat dalam suatu lingkungan binaan, pelatihan ini juga dapat memperdalam pemahaman bahwa perwujudan bangunan sehat dan ramah lingkungan dibutuhkan solusi yang holistik melalui pendekatan yang terintegrasi. Selanjutnya, sebagai asosiasi profesi, IABHI berkomitmen akan terus melanjutkan program-program yang mendukung perwujudan lingkungan binaan yang ramah lingkungan dan sehat.
Volume introduksi udara luar yang dibutuhkan untuk mengurangi konsentrasi polutan biologis pada masa pandemi cukup besar dibanding pada standar kondisi sebelumnya. Untuk bangunan yang memiliki sistem tata udara mekanik, hal ini akan mempengaruhi secara signifikan terhadap konsumsi energi apabila standar kenyamanan udara terkait suhu masih berkisar di 25oC.
Kondisi ini terjadi dikarenakan tidak hanya udara luar, tetapi panas radiasi juga ikut masuk ke dalam ruangan sehingga menjadi beban pendingin. Untuk itu, sub-topik kedua pelatihan pada tanggal 5, 6 dan 9 November 2020 membahas tentang kenyamanan termal adaptif yang memasukkan faktor psikologis untuk membentuk persepsi kenyamanan termal baru, yang relatif lebih tinggi dari kenyamanan termal sebelumnya namun masih dapat diterima karena didukung oleh kecepatan pergerakan udara yang memadai.
Dalam menyajikan volume introduksi udara luar dan kecepatan pergerakan angin yang optimal bagi bangunan sehat, sub-topik ketiga yang dipilih pada tanggal 8 dan 11 Januari 2021 adalah sistem ventilasi alami. Desain ventilasi alami perlu dilakukan secara cermat, sehingga diperlukan analisis kondisi iklim pada tapak bangunan terlebih dahulu seputar arah pergerakan dan angin, suhu udara luar serta kondisi tapak lainnya yang relevan.
"Hal ini perlu dilakukan agar desain bukaan atau ventilasi yang dihasilkan cukup responsif menjembatani antara kebutuhan dengan kondisi lingkungan. Intervensi desain berupa sistem peneduh buatan maupun peneduh alami (vegetasi) menjadi faktor penting agar radiasi panas udara luar yang masuk ke dalam ruangan dapat berkurang," ujar Ketua IABHI, Bintang Nugroho.
Pada kondisi ruangan tertentu, bantuan sistem mekanik seperti kipas angin dan sistem pendingin seperti DOAS atau Dedicated Outdoor Air System akan diperlukan. Aplikasi dari ketiga sistem yaitu ventilasi alami, kipas angin dan ventilasi buatan seperti DOAS dapat diintegrasikan baik secara dual ataupun tripple hybird berdasarkan kebutuhan setiap bangunan sehingga tercipta kualitas udara yang nyaman, sehat dan stabil.
Animo peserta pelatihan dinilai cukup baik secara kuantitas maupun kualitas. Pelatihan dihadiri sekita 60 s.d. 80 peserta dengan latar belakang kelilmuan yang beragam. Keberagaman latar belakang keilmuan merupakan hal yang sangat diperlukan dalam memperkaya proses desain yang terintegrasi.
Selain dapat mengkampanyekan pentingnya berbangun hijau dan sehat dalam suatu lingkungan binaan, pelatihan ini juga dapat memperdalam pemahaman bahwa perwujudan bangunan sehat dan ramah lingkungan dibutuhkan solusi yang holistik melalui pendekatan yang terintegrasi. Selanjutnya, sebagai asosiasi profesi, IABHI berkomitmen akan terus melanjutkan program-program yang mendukung perwujudan lingkungan binaan yang ramah lingkungan dan sehat.
(akr)
Lihat Juga :
tulis komentar anda