Pengembangan Ekonomi Hijau Butuh Terobosan Sains

Kamis, 22 Oktober 2020 - 23:36 WIB
loading...
Pengembangan Ekonomi...
Badan Restorasi Gambut terus melakukan restorasi gambut. Foto/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - Upaya untuk merestorasi gambut terus dilakukan Badan Restorasi Gambut (BRG) .Bersama dengan para peneliti, akademisi, dan masyarakat, serta pemerintah daerah, mengadakan diskusi ilmiah restorasi ekosistem gambut. Deputi Bidang Penelitian dan Pengembangan BRG, Haris Gunawan mengatakan para ilmuwan membuka diri untuk membuat terobosan sains bagi restorasi gambut.

"Kita harus mendengar para pihak yang mengolah gambut dan kita ingin pemanfaatan ekosistem gambut dapat memberikan kontribusi dalam konteks bersama,memulihkan tata kelola ekosistem gambut," ucap Haris dalam rilisnya di Jakarta, Kamis (22/10/2020).



Haris berharap para ahli bisa membuat terobosan pengembangan ekonomi hijau untuk meningkatkan perekonomian masyarakat di sekitarareal gambut. Hal serupa juga disuarakan olehDirektur Pusat Inovasi, Teknologi, Komersialisasi, Manajemen Hutan dan Lahan, Universitas Lambung Mangkurat, Prof Yudi Firmanul Arifin, pemanfaatan gambut untuk pertanian perlu meningkatkan perekonomian masyarakat.Ada beberapa komoditas pertanian yang cocok di lahan gambut tipis dengan fungsi budidaya.

"Potensi komoditas pertanian yang bagus, sudah dilakukan oleh sebagian masyarakat, sepertisemangka, nanas, bilungka, dan petai. Selain itu ada beberapa jenis kayu, misalnya meranti rawa, gelam, dan gemor," kata dia.

Tetapi, pembukaan lahan gambut dapatmempengaruhi jumlah spesies endemik lahan gambut dan meningkatkan potensi kebakaran apabila tidak dikelola dengan benar. "Selain itu pembukaan lahan gambut jugaakan mempengaruhi kendali hidrologis," kata Yudi.

Yudi menambahkan, lahan gambut dapat menyerap 13 kali lipat dari beratnya dan menyimpan cadangankarbon yang besar. Melihat peran penting lahan gambut yang rentan terbakar,Guru Besar Fakultas Geofisika dan Meteorologi IPB University, Prof. Daniel Murdiyarso menekankan pada pengelolaan tata air. Tata air yang baik dapatmengurangi risiko kebakaran sekaligus emisi gas rumah kaca. "Kebakaran itu komponennya banyak, yang menentukan sekarang adalah bagaimana manajemen tata air di tempat yang terdegradasi,” jelas Daniel.

Untuk menemukanmanajemen tata tata air yang tepat, Prof Daniel mengatakan perlu melakukan pendekatan sains. Terutama pada teknik penyekatan kanal. "Penyekatan kanal akanmereduksi oksidasi bahan organik yang bisamenurunkan respirasi heterotrofik," ujar dia.



Sementara itu, Koordinator Pusat Studi Bencana (PSB) Universitas Riau, Dr Sigit Sutikno berpendapat, penggunaan sekat kanal bisamenahan air agar tidak keluar dari kubah gambut. "Sekat kanal berfungsimenjaga air agar tidak overdraine," tambah Sigit.

Dengan penggunaan sekat kanal, risiko kebakaran dapat dikurangi. Meski demikian, dia memunculkan pertanyaan bagi para peneliti. "Kalau di sungai ada one river one plan one integrated management, tapi dalam kesatuan hidrologis gambut (KHG) bagaimana?" kata dia.

Dia berharap, proses restorasi ini dapat dipantau secara kontinyu dengan memperhatikan kelembabannya. "Penyekatan kanal terbukti efektif untuk menaikan tinggi muka air (TMA) di lahan gambut pada radius hingga 170-230 meter dari kanal, radius penyekatan kanal bisa lebih besar atau lebih kecil," tutup dia.
(nng)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
PHE OSES Kembangkan...
PHE OSES Kembangkan Inovasi Perawatan Sumur, Rasio Ketepatan hingga 100%
Tingkatkan Keamanan...
Tingkatkan Keamanan Aktivitas Tambang, Freeport Gunakan Teknologi Smart Mining
Kolaborasi Pengembangan...
Kolaborasi Pengembangan AI untuk Tata Kelola Bisnis Berkelanjutan
Pertamina Drilling dan...
Pertamina Drilling dan Pertagas Kolaborasi Kembangkan Teknologi Penangkap dan Penyimpan Karbon
Gunakan Teknologi AI,...
Gunakan Teknologi AI, Erha Ultimate Buka di Pakuwon Mall Bekasi
SIG Dukung Inisiatif...
SIG Dukung Inisiatif Kementerian BUMN Melalui Pemanfaatan Teknologi
Terapkan Teknologi EVE...
Terapkan Teknologi EVE Ejector, PHE ONWJ Optimalkan Produksi Gas
Tingkatkan Produksi...
Tingkatkan Produksi Migas, PEP Terapkan Teknologi CO2 Removal Package
Pupuk Kaltim Komitmen...
Pupuk Kaltim Komitmen Terus Kembangkan Teknologi dan Inovasi
Rekomendasi
Kemlu Ungkap Kasus Perdagangan...
Kemlu Ungkap Kasus Perdagangan Orang, 19 TKI Dipaksa Jadi PSK di Dubai
Siapa Anwar Sadat? Presiden...
Siapa Anwar Sadat? Presiden Mesir yang Mengakui Israel tapi Dimusuhi Rakyatnya Sendiri
Kenapa Allah Memilih...
Kenapa Allah Memilih Nabi Isa untuk Membunuh Dajjal?
Berita Terkini
Kadin Indonesia dan...
Kadin Indonesia dan Rusia Perkuat Kerja Sama Dagang dan Investasi
9 jam yang lalu
Medela Potentia Resmi...
Medela Potentia Resmi Melantai di Bursa, Himpun Dana Rp685 Miliar
9 jam yang lalu
Harvard Tak Mau Tunduk...
Harvard Tak Mau Tunduk Ancaman Trump, Dana Hibah Rp37 Triliun Dicabut
10 jam yang lalu
Terus Dorong Akses Crypto...
Terus Dorong Akses Crypto untuk Semua
10 jam yang lalu
Pentingnya Biodiversity...
Pentingnya Biodiversity Credit untuk Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia
11 jam yang lalu
Hadapi Tarif AS, Indonesia...
Hadapi Tarif AS, Indonesia Ingin Negosiasi Konkret dan Menguntungkan
11 jam yang lalu
Infografis
Kelas Menengah Terancam...
Kelas Menengah Terancam Jatuh Miskin, Beban Ekonomi Makin Berat
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved