Demi Sejarah, Erick Meminta Relief Sarinah Direstorasi
Jum'at, 15 Januari 2021 - 15:57 WIB
JAKARTA - Menteri BUMN Erick Thohir mengunjungi Sarinah untuk melihat langsung progres pemugaran Gedung Sarinah dalam rangka transformasi bisnis Sarinah. Dalam Kunjungan tersebut, Erick meninjau penemuan relief di gedung itu.
Fetty Kwartati Direktur Utama PT Sarinah (Persero) mengatakan, Sarinah sebagai gedung dengan predikat cagar budaya juga memiliki sebuah karya seni rupa patung relief. Relief ini melambangkan kegiatan ekonomi rakyat jelata yang pada saat itu bertumpu pada hasil pertanian, perkebunan, perikanan, dan kerajinan. ( Baca juga:Vaksin Sinovac Dapat Restu MUI, Erick Thohir: Alhamdulillah Halal )
"Selaku proklamator dan presiden pertama Indonesia, Bung Karno adalah seorang seniman dan yang mencetuskan pembuatan karya seni ini. Keberpihakan kepada ekonomi kerakyatan sudah merupakan semangat para pendiri bangsa ini," kata Fetty dalam keterangan resminya (15/1/2021).
Menteri BUMN meminta agar karya ini direstorasi sedapat-dapatnya kembali seperti sedia kala, dan saat Sarinah kembali dibuka relief ini dapat dipamerkan kepada publik. "Menteri Erick yang mengagumi maha karya ini mengatakan bahwa bangsa besar adalah bangsa yang mengenal sejarahnya" ujarnya.
Relief ini menurut catatan beberapa ahli sejarah, dan seni rupa nasional, dibuat oleh kelompok seniman Yogyakarta pada masa konstruksi (1962-1966) yang menampilkan para penjaja dan pelapak yang melambangkan perjuangan rakyat kecil mencari nafkah. Menurut catatan, pencipta tahu pembuatan relief ini adalah kelompok pematung dan pelukis dari Yogyakarta.
Sejarah Sarimah yang pada tahun 80an pernah terbakar di pelebaran koridor pengunjung membuat relief ini dipindahkan dan disimpan di lantai dasar. Berkenaan dengan transfornamasi dan renovasi Gedung Sarinah maka relief ini akan direstorasi dan dipamerkan saat pemugaran usai dan Sarinah beroperasi kembali.
Siapa arsitek atau desainer patung ini masih ditelusuri oleh Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) juga blue print atau cetak birunya, karena penting untuk pekerjaan restorasi. Secara berkala, Sarinah akan melaporkan progress pemugaran dan transformasi bisnis kepada publik.
Sementara itu, menurut Asikin, salah seorang tokoh dan anggota TACB karya seni ini ukurannya sangat epik serta gigantik. Bahkan pada saat dibuat sudah menggunakan teknologi pengecoran panel tunggal modern. ( Baca juga:Liverpool Bakal Gugup Hadapi Manchester United )
Demikian pula saat Sarinah dibangun sebagai perwujudan modernisasi yang pada masanya adalah mercusuar kebangkitan ekonomi bangsa yang unggul yang berpihak pada ekonomi rakyat, yang istilah saat ini adalah UMKM. "Relief ini juga terus mengingatkan amanah Sarinah untuk membesarkan mereka," ujar Asikin.
Fetty Kwartati Direktur Utama PT Sarinah (Persero) mengatakan, Sarinah sebagai gedung dengan predikat cagar budaya juga memiliki sebuah karya seni rupa patung relief. Relief ini melambangkan kegiatan ekonomi rakyat jelata yang pada saat itu bertumpu pada hasil pertanian, perkebunan, perikanan, dan kerajinan. ( Baca juga:Vaksin Sinovac Dapat Restu MUI, Erick Thohir: Alhamdulillah Halal )
"Selaku proklamator dan presiden pertama Indonesia, Bung Karno adalah seorang seniman dan yang mencetuskan pembuatan karya seni ini. Keberpihakan kepada ekonomi kerakyatan sudah merupakan semangat para pendiri bangsa ini," kata Fetty dalam keterangan resminya (15/1/2021).
Menteri BUMN meminta agar karya ini direstorasi sedapat-dapatnya kembali seperti sedia kala, dan saat Sarinah kembali dibuka relief ini dapat dipamerkan kepada publik. "Menteri Erick yang mengagumi maha karya ini mengatakan bahwa bangsa besar adalah bangsa yang mengenal sejarahnya" ujarnya.
Relief ini menurut catatan beberapa ahli sejarah, dan seni rupa nasional, dibuat oleh kelompok seniman Yogyakarta pada masa konstruksi (1962-1966) yang menampilkan para penjaja dan pelapak yang melambangkan perjuangan rakyat kecil mencari nafkah. Menurut catatan, pencipta tahu pembuatan relief ini adalah kelompok pematung dan pelukis dari Yogyakarta.
Sejarah Sarimah yang pada tahun 80an pernah terbakar di pelebaran koridor pengunjung membuat relief ini dipindahkan dan disimpan di lantai dasar. Berkenaan dengan transfornamasi dan renovasi Gedung Sarinah maka relief ini akan direstorasi dan dipamerkan saat pemugaran usai dan Sarinah beroperasi kembali.
Siapa arsitek atau desainer patung ini masih ditelusuri oleh Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) juga blue print atau cetak birunya, karena penting untuk pekerjaan restorasi. Secara berkala, Sarinah akan melaporkan progress pemugaran dan transformasi bisnis kepada publik.
Sementara itu, menurut Asikin, salah seorang tokoh dan anggota TACB karya seni ini ukurannya sangat epik serta gigantik. Bahkan pada saat dibuat sudah menggunakan teknologi pengecoran panel tunggal modern. ( Baca juga:Liverpool Bakal Gugup Hadapi Manchester United )
Demikian pula saat Sarinah dibangun sebagai perwujudan modernisasi yang pada masanya adalah mercusuar kebangkitan ekonomi bangsa yang unggul yang berpihak pada ekonomi rakyat, yang istilah saat ini adalah UMKM. "Relief ini juga terus mengingatkan amanah Sarinah untuk membesarkan mereka," ujar Asikin.
(uka)
tulis komentar anda