Prajurit TNI Berkaki Satu Sukses Jadi Petani Lengkeng dengan Omzet Ratusan Juta
Minggu, 24 Januari 2021 - 10:10 WIB
"Terbukti di sini ada bunga, buah siap panen, ini kapan pun mau ke sini, setiap hari, kapan pun ada buahnya. Jadi memang pembuahan di luar musim yang kita masukan ke sini. Ini memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi, memiliki daya saing yang cukup tinggi juga," ujar dia.
Awal Mula Bertani Dengan Satu Kaki
Mugiyanto mengalami musibah saat bertugas sebagai prajurit TNI di Ambon, Maluku pada tahun 2000 silam. Dia kehilangan salah satu karena terkena ranjau darat. Saat ini dia menggunakan kaki palsu.
Pada tahun 2004, dia kembali ke Jakarta dan mengikuti pelatihan bertani yang diselenggarakan Pusat Rehabilitasi Kementerian Pertahanan (Pusrehab Kemhan). Tak berapa lama, tepatnya pada 2007 Mugiyanto kembali ke ke Magelang, Jawa Tengah. Di sana dia memulai mengaplikasikan ilmu bertaninya.
"Awal mula terjun ke pertanian pada tahun 2004 kursus di Pusrehab Kemhan. Setelah itu, diterjunkan ke lapangan dengan pulang ke satuan. Saya mulai mengaplikasikan untuk menanam berbagai tanaman buah," kata dia.
Setelah mencoba bertani berbagai macam buah, Mugiyanto mencari varietas yang paling unggul di Indonesia hingga menjatuhkan pilihan pada kelengkeng kateki. Ia sukses membudidayakannya di Kampung Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, sejak 2015.
Sejak itu, di samping memenuhi tugasnya sebagai abdi negara, lelaki asal Jawa itu menghabiskan waktunya untuk mengelola kebun buah lengkeng. Saat ini dia berhasil menjadi seorang petani sukses. ( Baca juga:Kisah Dustin Poirier: Putus Sekolah, Dipenjara, Kerja di McD, Jawara UFC )
Tak segan-segan dia menegaskan, petani bukanlah profesi dengan penghasilan yang rendah. Justru kegiatan itu bisa membuat seseorang dapat meraup untuk tinggi.
"Petani itu penghasilannya tidak rendah, contoh saja di sini. Dengan 1 hektare sawah seperti ini, populasi tanaman 250 ini kalau kita analisis, tanaman stabil untuk mencapai Rp500 juta sangat mudah. Berarti petani itu tidak kotor, petani itu penghasilannya sangat luar biasa," gumamnya.
Awal Mula Bertani Dengan Satu Kaki
Mugiyanto mengalami musibah saat bertugas sebagai prajurit TNI di Ambon, Maluku pada tahun 2000 silam. Dia kehilangan salah satu karena terkena ranjau darat. Saat ini dia menggunakan kaki palsu.
Pada tahun 2004, dia kembali ke Jakarta dan mengikuti pelatihan bertani yang diselenggarakan Pusat Rehabilitasi Kementerian Pertahanan (Pusrehab Kemhan). Tak berapa lama, tepatnya pada 2007 Mugiyanto kembali ke ke Magelang, Jawa Tengah. Di sana dia memulai mengaplikasikan ilmu bertaninya.
"Awal mula terjun ke pertanian pada tahun 2004 kursus di Pusrehab Kemhan. Setelah itu, diterjunkan ke lapangan dengan pulang ke satuan. Saya mulai mengaplikasikan untuk menanam berbagai tanaman buah," kata dia.
Setelah mencoba bertani berbagai macam buah, Mugiyanto mencari varietas yang paling unggul di Indonesia hingga menjatuhkan pilihan pada kelengkeng kateki. Ia sukses membudidayakannya di Kampung Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, sejak 2015.
Sejak itu, di samping memenuhi tugasnya sebagai abdi negara, lelaki asal Jawa itu menghabiskan waktunya untuk mengelola kebun buah lengkeng. Saat ini dia berhasil menjadi seorang petani sukses. ( Baca juga:Kisah Dustin Poirier: Putus Sekolah, Dipenjara, Kerja di McD, Jawara UFC )
Tak segan-segan dia menegaskan, petani bukanlah profesi dengan penghasilan yang rendah. Justru kegiatan itu bisa membuat seseorang dapat meraup untuk tinggi.
"Petani itu penghasilannya tidak rendah, contoh saja di sini. Dengan 1 hektare sawah seperti ini, populasi tanaman 250 ini kalau kita analisis, tanaman stabil untuk mencapai Rp500 juta sangat mudah. Berarti petani itu tidak kotor, petani itu penghasilannya sangat luar biasa," gumamnya.
(uka)
tulis komentar anda