Prajurit TNI Berkaki Satu Sukses Jadi Petani Lengkeng dengan Omzet Ratusan Juta

Minggu, 24 Januari 2021 - 10:10 WIB
loading...
Prajurit TNI Berkaki...
Foto: Tangkapan layar media sosial
A A A
JAKARTA - " Keterbatasan tidak menjadi penghalang untuk berkarya dan berprestasi. Seperti saya, memiliki kekurangan, kaki saya satu, tapi saya bisa berdiri di atas kaki sendiri," tutur Serda Mugiyanto.

Mugiyanto memiliki kisah yang bisa memberi inspirasi bagi banyak orang. Di balik keterbatasan fisiknya, dia justru memberikan manfaat bagi orang banyak.

Dari sebuah rekaman video, MNC News Portal menelusuri kisah di balik kesuksesan Mugiyanto. Dia adalah anggota TNI sekaligus seorang petani buah lengkeng kateki di Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. ( Baca juga:IHSG di Akhir Pekan Jeblok, Ini Dia Penyebabnya )

Mugiyanto berhasil membuat kebun buah lengkeng kateki di Borobudur yang berdampak positif bagi perekonomian masyarakat sekitar. Berbekal pengetahuan bertani yang mumpuni, dia mampu mengubah wajah kebun buah menjadi destinasi wisata baru di kawasan Borobudur.

Kebun buahnya didesain dengan konsep agro edukasi dan agrowisata sehingga menjadi cikal bakal sumber pendapatan masyarakat sekitar.

"Jadi kita sampaikan, dalam bertani atau berkebun, diusahakan agar tidak satu lubang untuk mendapatkan hasil. Di sini, kita buat konsep paling tidak agro edukasi, agrowisata. Dari hasil buahnya kita dapat, dari edukasinya kita dapat, dari kunjungan (wisatawan) juga. Di sini ada tiga pendapatan selain penjualan buah, ini sangat luar biasa," ujar dia, dikutip Sabtu (23/1/2021).

Kebun buah lengkeng Mugiyanto berada di atas lahan sekitar 1,3 hektare. Kebun itu mulai dibangun sejak Februari 2015. Posisinya berada satu kilometer (km) dari arah barat Candi Borobudur. Kebun buah itu juga milik Badan Usaha Milik Desa (BUMdes) yang dikelola langsung Mugiyanto.

Keuletan dan semangatnya membuat dia berhasil memasok 50 ton buah lengkeng dalam satu tahun. Jumlah itu berasal dari 250 pohon yang ada.

Bahkan, badan usaha Desa itu menjadi kebun buah terbaik di Indonesia yang terverifikasi di Kementerian Pertanian sepanjang 2016-2020. Keunggulan ini karena satu tangkai dari satu pohon bisa menghasilkan 4,5-5 kilo buah lengkeng kateki.

"Terbukti di sini ada bunga, buah siap panen, ini kapan pun mau ke sini, setiap hari, kapan pun ada buahnya. Jadi memang pembuahan di luar musim yang kita masukan ke sini. Ini memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi, memiliki daya saing yang cukup tinggi juga," ujar dia.

Awal Mula Bertani Dengan Satu Kaki

Mugiyanto mengalami musibah saat bertugas sebagai prajurit TNI di Ambon, Maluku pada tahun 2000 silam. Dia kehilangan salah satu karena terkena ranjau darat. Saat ini dia menggunakan kaki palsu.

Pada tahun 2004, dia kembali ke Jakarta dan mengikuti pelatihan bertani yang diselenggarakan Pusat Rehabilitasi Kementerian Pertahanan (Pusrehab Kemhan). Tak berapa lama, tepatnya pada 2007 Mugiyanto kembali ke ke Magelang, Jawa Tengah. Di sana dia memulai mengaplikasikan ilmu bertaninya.

"Awal mula terjun ke pertanian pada tahun 2004 kursus di Pusrehab Kemhan. Setelah itu, diterjunkan ke lapangan dengan pulang ke satuan. Saya mulai mengaplikasikan untuk menanam berbagai tanaman buah," kata dia.

Setelah mencoba bertani berbagai macam buah, Mugiyanto mencari varietas yang paling unggul di Indonesia hingga menjatuhkan pilihan pada kelengkeng kateki. Ia sukses membudidayakannya di Kampung Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, sejak 2015.

Sejak itu, di samping memenuhi tugasnya sebagai abdi negara, lelaki asal Jawa itu menghabiskan waktunya untuk mengelola kebun buah lengkeng. Saat ini dia berhasil menjadi seorang petani sukses. ( Baca juga:Kisah Dustin Poirier: Putus Sekolah, Dipenjara, Kerja di McD, Jawara UFC )

Tak segan-segan dia menegaskan, petani bukanlah profesi dengan penghasilan yang rendah. Justru kegiatan itu bisa membuat seseorang dapat meraup untuk tinggi.

"Petani itu penghasilannya tidak rendah, contoh saja di sini. Dengan 1 hektare sawah seperti ini, populasi tanaman 250 ini kalau kita analisis, tanaman stabil untuk mencapai Rp500 juta sangat mudah. Berarti petani itu tidak kotor, petani itu penghasilannya sangat luar biasa," gumamnya.
(uka)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1140 seconds (0.1#10.140)