Luar Biasa, IMF Proyeksikan Ekonomi China Tumbuh 8,1% di 2021
Rabu, 27 Januari 2021 - 11:49 WIB
JAKARTA - Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) memproyeksikan ekonomi China tumbuh sebesar 8,1% pada 2021. Proyeksi tersebut jauh di atas pertumbuhan global yang diperkirakan 5,5% pada tahun ini.
Proyeksi pertumbuhan global yang terdapat dalam World Economic Outlook (WEO) terbaru yang dirilis pada hari Selasa (26/1) itu menunjukkan revisi ke atas 0,3% untuk proyeksi pertumbuhan global dibandingkan perkiraan pada Oktober 2020.
Kepala ekonom IMF menghubungkan kenaikan proyeksi terbaru ini dengan ekspektasi penguatan aktivitas berkat adanya vaksin Covid-19, serta dukungan kebijakan tambahan di beberapa negara besar.
Pertumbuhan ekonomi China tersebut juga mengungguli negara-negara maju lainnya, dimana menurut proyeksi IMF, pertumbuhan pada 2021 untuk AS adalah 5,1%, Uni Eropa (UE) 4,2%, Jepang 3,1%, Inggris 4,5% dan 4,3% untuk semua negara maju.
Pertumbuhan China diproyeksikan hanya berada di bawah India yang untuk tahun 2021 diperkirakan mampu tumbuh sebesar 11,5%. Namun, India tercatat mengalami pertumbuhan negatif sebesar 8% pada tahun 2020. Sementara China tetap berada di zona positif dengan pertumbuhan 2,3% di 2020 lalu.
IMF juga menyatakan bahwa aktivitas global akan tetap jauh di bawah proyeksi WEO sebelum Covid-19 Januari 2020. Ekonomi juga akan mengikuti pemulihan yang berbeda-beda antarnegara. Untuk ASEAN-5, IMF memproyeksikan pertumbuhan sebesar 5,2% pada tahun 2021.
IMF menyebutkan, China menunjukkan perbedaan besar pada pertumbuhan ekonomi berkat langkah-langkah penahanan yang efektif, respons investasi publik yang kuat, dan dukungan likuiditas bank sentral telah memfasilitasi pemulihan yang kuat.
Sejalan dengan pemulihan aktivitas global, volume perdagangan global diperkirakan tumbuh sebesar 8,1% pada tahun 2021, sebelum kembali moderat menjadi 6,3% pada tahun 2022.
Untuk perdagangan jasa, IMF memperkirakan pemulihan berjalan lebih lambat yang sejalan dengan lemahnya pariwisata lintas batas dan perjalanan bisnis. Kondisi ini terjadi sampai penjangkitan Covid-19 menurun di seluruh dunia. "Kerja sama multilateral yang kuat diperlukan untuk mengendalikan pandemi di mana-mana," ungkap IMF dalam kesimpulannya.
Proyeksi pertumbuhan global yang terdapat dalam World Economic Outlook (WEO) terbaru yang dirilis pada hari Selasa (26/1) itu menunjukkan revisi ke atas 0,3% untuk proyeksi pertumbuhan global dibandingkan perkiraan pada Oktober 2020.
Kepala ekonom IMF menghubungkan kenaikan proyeksi terbaru ini dengan ekspektasi penguatan aktivitas berkat adanya vaksin Covid-19, serta dukungan kebijakan tambahan di beberapa negara besar.
Pertumbuhan ekonomi China tersebut juga mengungguli negara-negara maju lainnya, dimana menurut proyeksi IMF, pertumbuhan pada 2021 untuk AS adalah 5,1%, Uni Eropa (UE) 4,2%, Jepang 3,1%, Inggris 4,5% dan 4,3% untuk semua negara maju.
Pertumbuhan China diproyeksikan hanya berada di bawah India yang untuk tahun 2021 diperkirakan mampu tumbuh sebesar 11,5%. Namun, India tercatat mengalami pertumbuhan negatif sebesar 8% pada tahun 2020. Sementara China tetap berada di zona positif dengan pertumbuhan 2,3% di 2020 lalu.
IMF juga menyatakan bahwa aktivitas global akan tetap jauh di bawah proyeksi WEO sebelum Covid-19 Januari 2020. Ekonomi juga akan mengikuti pemulihan yang berbeda-beda antarnegara. Untuk ASEAN-5, IMF memproyeksikan pertumbuhan sebesar 5,2% pada tahun 2021.
IMF menyebutkan, China menunjukkan perbedaan besar pada pertumbuhan ekonomi berkat langkah-langkah penahanan yang efektif, respons investasi publik yang kuat, dan dukungan likuiditas bank sentral telah memfasilitasi pemulihan yang kuat.
Sejalan dengan pemulihan aktivitas global, volume perdagangan global diperkirakan tumbuh sebesar 8,1% pada tahun 2021, sebelum kembali moderat menjadi 6,3% pada tahun 2022.
Untuk perdagangan jasa, IMF memperkirakan pemulihan berjalan lebih lambat yang sejalan dengan lemahnya pariwisata lintas batas dan perjalanan bisnis. Kondisi ini terjadi sampai penjangkitan Covid-19 menurun di seluruh dunia. "Kerja sama multilateral yang kuat diperlukan untuk mengendalikan pandemi di mana-mana," ungkap IMF dalam kesimpulannya.
(fai)
Lihat Juga :
tulis komentar anda