Mendag Sebut Ekspor Sarang Burung Walet Sangat Penting
Jum'at, 29 Januari 2021 - 17:25 WIB
JAKARTA - Kementerian Perdagangan semakin serius untuk mengekspor komoditas sarang burung walet ke China. Pasalnya sarang yang terbuat dari air liur burung walet ini potensi nilai ekspornya lebih tinggi dibandingkan dengan emas.
( Baca juga:Ekspor Sarang Burung Walet Tembus Rp28.9 Triliun, Mentan: Anugerah Tuhan untuk Kita )
"Komoditas ini dari ekspor non migas merupakan barang sangat penting. Jumlahnya kecil tapi harganya mahal," kata Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi dalam konferensi pers secara virtual, Jumat (29/1/2021).
Baca Juga: Siap-siap! Mulai 1 Februari Pedagang Pulsa & Token Listrik Dipungut Pajak
Ia menjelaskan, harga sarang burung walet per kilonya bisa mencapai Rp25 juta, dan konon kabarnya Indonesia bisa menghasilkan 20.000 ton. Jika dikalikan maka Indonesia bisa berpotensi meraup Rp500 triliun atau sekitar USD35 miliar.
Baca Juga: Bos Krakatau Steel: Industri Baja Nasional Diperlakukan Tidak Adil
Dalam ekspor ini, Pemerintah China sedang mengkaji lebih dalam terkait kerja sama ekspor. Sebab harganya lebih mahal dari harga emas sehingga langsung mendapat perhatian Pemerintah China.
( Baca juga:Penampakan Wedus Gembel Gunung Merapi, Ternyata Tembus Jarak 3,5 Km )
"Wakil menteri saya sudah berbicara dengan Wamendag China. Agar kerja sama burung walet ini bisa bernilai tinggi. Namun karena masih Covid-19 belum bisa saling kunjungi. Saya pikir barang yang bisa dikerjakan sama-sama dan enggak sulit," jelasnya.
( Baca juga:Ekspor Sarang Burung Walet Tembus Rp28.9 Triliun, Mentan: Anugerah Tuhan untuk Kita )
"Komoditas ini dari ekspor non migas merupakan barang sangat penting. Jumlahnya kecil tapi harganya mahal," kata Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi dalam konferensi pers secara virtual, Jumat (29/1/2021).
Baca Juga: Siap-siap! Mulai 1 Februari Pedagang Pulsa & Token Listrik Dipungut Pajak
Ia menjelaskan, harga sarang burung walet per kilonya bisa mencapai Rp25 juta, dan konon kabarnya Indonesia bisa menghasilkan 20.000 ton. Jika dikalikan maka Indonesia bisa berpotensi meraup Rp500 triliun atau sekitar USD35 miliar.
Baca Juga: Bos Krakatau Steel: Industri Baja Nasional Diperlakukan Tidak Adil
Dalam ekspor ini, Pemerintah China sedang mengkaji lebih dalam terkait kerja sama ekspor. Sebab harganya lebih mahal dari harga emas sehingga langsung mendapat perhatian Pemerintah China.
( Baca juga:Penampakan Wedus Gembel Gunung Merapi, Ternyata Tembus Jarak 3,5 Km )
"Wakil menteri saya sudah berbicara dengan Wamendag China. Agar kerja sama burung walet ini bisa bernilai tinggi. Namun karena masih Covid-19 belum bisa saling kunjungi. Saya pikir barang yang bisa dikerjakan sama-sama dan enggak sulit," jelasnya.
(uka)
tulis komentar anda