Akhirnya Punya Bank Syariah Indonesia, Sri Mulyani: Jangan Cederai Kepercayaan

Senin, 01 Februari 2021 - 19:48 WIB
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengingatkan, bahwa tata kelola Bank Syariah Indonesia harus amanah dan jangan sampai mencederai kepercayaan masyarakat. Foto/Dok
JAKARTA - Indonesia akhirnya memiliki PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau BSI yang merupakan hasil merger tiga bank syariah Himpunan Bank Milik Negara (Himbara). Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengingatkan, bahwa tata kelola Bank Syariah Indonesia harus amanah dan jangan sampai mencederai kepercayaan masyarakat.

Dari sisi aset misalnya, penggabungan tiga bank ini akan menempatkan Bank Syariah Indonesia masuk ke dalam jajaran 10 bank dengan nilai kapitalisasi terbesar di Indonesia. Dengan ukuran yang besar, sebutnya, maka kewajiban dan tanggung jawabnya juga akan semakin meningkat

"Saya juga berharap tata kelola yang baik menjadi sebuah kultur di dalam korporasi yang mengedepankan prinsip prudential (kehati-hatian), accountability (akuntabilitas), transparansi dan integritas, serta profesionalisme, itu harus dibangun. Karena dana ini menggunakan dana masyarakat yang harus dikelola secara baik, jangan mencederai kepercayaan masyarakat," tegas Sri Mulyani dalam video virtual, Senin (1/2/2021).





Kemudian ia juga berharap Bank Syariah Indonesia menjadi institusi yang kompetitif, memiliki kreativitas, serta inovasi dalam mengembangkan bisnisnya. Peningkatan daya saing harus direfleksikan dari biaya operasi yang efisien, seluruh margin perbaikan BSI juga harus dikembalikan manfaatnya kepada masyarakat.

"Selamat untuk melaksanakan tugas baru bagi Bank Syariah Indonesia. Semoga seluruh dukungan dan seluruh harapan yang dititipkan kepada manajemen akan terus diemban dengan konsisten dan amanah sehingga akan menjadi bank syariah yang akan meningkatkan nama Indonesia dan juga meningkatkan kemampuan bisnis model yang berbasis syariah," paparnya.

Bank syariah memiliki posisi yang unik dalam industri keuangan. Namun dengan berpedoman pada prinsip-prinsip syariah yang menonjolkan aspek keadilan, aspek profit loss sharing antara pemilik dana (shahibul maal) dan pengelola dana (mudharib), maka daya tahan industri keuangan syariah menjadi lebih kuat.

"Dengan prinsip tersebut, secara teoritis bank syariah seharusnya memiliki bisnis model yang resilient, berdaya tahan pada saat kondisi risiko dan ekonomi yang memburuk tidak akan mendapatkan negative spread seperti yang dialami oleh bank konvensional," ujar Menkeu.

Selain itu, lanjutnya, bank syariah juga memiliki hubungan yang kuat dengan kegiatan sektor riil. Hal ini karena underlying transaction bank syariah merupakan kegiatan ekonomi riil yang ada di dalam masyarakat. Sehingga, kehadiran BSI diharapkan betul-betul mampu menggerakkan sektor riil, utamanya Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).

"Dengan potensi yang sangat besar dan kemampuan menggunakan sumber daya yang ada di dalam BSI untuk betul-betul membangun ekonomi masyarakat dan kegiatan-kegiatan yang langsung bermanfaat bagi masyarakat. Ini adalah bagian dari hal fondasi untuk membangun kredibilitas dan kepercayaan," tuturnya.
(akr)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More