Terangi Desa Bantilang, PLN Andil Tingkatkan Kualitas Lada Sulsel

Kamis, 04 Februari 2021 - 13:43 WIB
Nilai ekspor komoditas lada Sulawesi Selatan (Sulsel) tumbuh signifikan meski di tengah pandemi Covid-19 . Tercatat, sepanjang tahun 2020 lalu, nilai ekspor lada Sulsel mencapai USD 17,6 juta atau setara dengan Rp247 miliar (kurs Rp14.086).

Nilai tersebut mengalami peningkatan sebesar 24,93 persen jika dibandingkan dengan ekspor lada Sulsel pada tahun 2019 lalu yang hanya mencapai USD 14 juta atau setara dengan Rp198 miliar. Meski demikian, dari segi volume ekspor lada Sulsel turun 14,84 persen, yaitu dari 5.580 ton pada tahun 2019 menjadi 4.752 ton tahun 2020.

Hal tersebut diuraikan oleh Kabid Pengembangan Perdagangan Luar Negeri Dinas Perdagangan Provinsi Sulsel, Dewa Nyoman Mahendra, baru-baru ini.



Dia menuturkan, negara tujuan ekspor lada Sulsel terbesar pada tahun 2020 adalah Vietnam (2.415 ton), disusul China (2.303 ton), Malaysia (16,90 ton) dan Thailand (16,90 ton).



"Kualitas merica kita bagus sekali, jadi tidak perlu khawatir dengan pemasaran kita di internasional," kata Nyoman optimis.



Dari total eskpor tersebut, jenis lada yang paling banyak dikirim adalah raw material, baik itu merica putih maupun merica hitam. "Kebanyakan raw material. Ada juga ekspor lada yang sudah dikemas tapi sedikit sekali," katanya.

Adapun daerah penghasil lada terbesar di Sulsel adalah Luwu Timur. Dari total 4.752 ton ekspor lada Sulsel pada tahun 2020, 60 persen lebih didatangkan dari Luwu Timur. "Penghasil lada terbesar memang Luwu Timur. Tapi ada juga dari beberapa kabupaten lain, seperti Sinjai," urai Nyoman.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More